Tuesday, January 04, 2005

Woman is a Devil

Ada orang mati ditembak.

Beritanya ada di koran dan di TV. Menyaingi berita bencana gempa dan tsunami. Tersangkanya, seorang pengusaha. Salah seorang bos kelompok MRA. Kamu mungkin sudah baca atau dengar beritanya.

Ada yang menarik. Ketika penembakan di Hilton itu terjadi. Katanya, si bos sedang bersama seorang perempuan--entah siapa. Kartu BCA yang digunakan perempuan itu ditolak. Singkat kata, si perempuan lapor kepada si bos. Entah bagaimana kejadian sebenarnya. Yang jelas, pegawai malang yang baru satu bulan kerja di sana itu, akhirnya mati ditembak si bos.

Saya tidak tau pasti, bagaimana attitude si bos. Hanya, mungkin kalau saja si perempuan tidak melaporkan soal ditolaknya kartu dia, si bos tidak akan menarik pelatuk. Ini yang menarik saya. Bagaimana peristiwa itu dipicu seorang perempuan.

Saya jadi ingat kisah Hawa yang meminta Adam memetik buah khuldi di surga. Sejak dimulainya kehidupan ini, rasanya laki-laki selalu berusaha memenuhi keinginan perempuan. Semua selalu untuk perempuan. Contoh lain; Superman dan Lois Lane. Coba perhatikan. Ceritanya pasti seputar bagaimana Superman menyelamatkan seorang Lois Lane. Mungkin, kalau tidak ada Lois Lane, Superman tidak harus repot menyelamatkan dunia. Lalu, kisah bagaimana Spiderman mati-matian menyelamatkan Mary Jane dari segala marabahaya.

Maaf. Bukan maksud saya menjelekkan perempuan. Saya masih normal, kok. Hahaha. Orientasi seks saya juga masih terhadap perempuan. Mereka mahluk cantik. Tanpa ada perempuan, tidak akan ada mahluk yang disebut laki-laki. Intinya, saya tidak membenci mereka.

Bahkan, setelah sekian banyak fakta bahwa banyak laki-laki melakukan kebodohan karena perempuan pun. Bukan hanya Adam, Superman dan Spiderman tentunya. Tapi, jutaan laki-laki lain di dunia. Sepanjang jaman.

Woman is a devil, kata Jim Morrison. Kata Jim dalam lagu itu, "...woman is a devil. That's what I've been told. She'll take all your money. Then she'll spend all your gold. The devil is a woman. She's a woman. Well I play my acts, honey. She take the whole damn role..."

Devil or not. Agaknya, saya masih belum bisa hidup tanpa mereka. Dan, kadang kala, justru bukankah itu yang membuat hidup sedikit menarik dan berwarna? Entahlah.

Salam,

5 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Daripada mengutip Jim Morrison yang mengatakan "Woman is a devil", bukankah lebih elok mengutip Nabi Muhammad SAW? Mungkin ada yang lebih tepat, tapi yang kepikiran sama saya sekarang adalah bagaimana nabi menyebut untuk menghormati ibu kita sampai tiga kali, baru kemudian menyebut bapak. Bukankah Ibu kita adalah wanita? Demikian dari saya, Wallahualam...

January 03, 2005 9:17 PM  
Blogger AryaNst said...

Waduh Le,

Masa sih menyebut wanita dengan devil...? ck..ck...ck.. Tapi mungkin ini adalah masalah selera ya...? kalo gua berselera menyebut wanita adalah makhluk Allah yang terindah di muka bumi ini (karena saya belon pernah ke Mars ato ke mana pun di luar bumi). Mungkin selera lu menyebut wanita itu devil...

Ya seperti kata lu, selera susah untuk diperbincangkan. Cuma, mudah2an suatu saat lu bisa melihat keindahan wanita dan tidak lagi menganggap mereka devil. Ato jangan2 lu beranggapan begitu karena seorang wanita yang telah mematahkan hati lu...??? Heheheheheee. Take care Leh...

January 04, 2005 12:30 PM  
Anonymous Anonymous said...

Hati-hati kamu...



Don Sutowis
apasayatembaksajakaliansemua.blogspot.com

January 04, 2005 6:54 PM  
Anonymous Anonymous said...

Woman is "Devil"???

Heu ~_~ gw cewek looowh.. tp yang jelas gw bukan devil hehehe ^_^ i'm a normal Woman...

Well.. hmmm.. yeaah... sebagai wanita, gw juga mengakui klo sebagian wanita memang.. hmm.. "DEVIL"... hehe ^_^v*peace*

Pada dasarnya, sifat dan keinginan wanita itu sulit dimengerti, gw sendiri suka ngga paham sama diri gw...

Wtf gal wants?? Wtf woman wants?? -_-*blah*

Hehehe^_^v keep in peace babe...
Meh on: http://www.greatestjournal.com/users/ingusmeler/

PS: heuu sebel, kirim comment di Blog ga bisa pake HTML T_T*snif* they said: "Your HTML cannot be accepted"...

January 06, 2005 12:58 PM  
Blogger Citra said...

Wahwah.. dahsyat bener menyamakan perempuan dengan setan. Gimana kalo sudut pandangnya dibelokin jadi gini: bukan perempuan itu yang salah karena dia komplain gara-gara kartunya ditolak. Tapi salahkan EGO & tentu saja sensor motorik si empunya pestol, kenapa juga dia mesti pake ngabisin nyawa orang? Toh stimuli bisa disikapi dengan macem-macem tindakan kan.. yang tentu saja nggak musti ekstrim kayak gitu. Kalo mau maen salah-salahan sih.. salahin aja ego si laki-laki yang nggak bisa terima keadaan, sampe harus matiin orang. Huehehe..('pa kabar Oleh?)

January 06, 2005 12:59 PM  

Post a Comment

<< Home