Vokalis Lokal Paling Atraktif Versi Subyektif Soleh Solihun
Saya tak suka, jika ada band yang bilang, komunikasi di atas panggung tak penting.
Konsep pertunjukkan musik di atas panggung buat saya, adalah sesuatu yang berbeda dengan album rekaman. Makanya, saya tak setuju dengan pernyataan macam ‘biar musiknya yang berbicara.’ Orang—atau, minimal saya lah—datang ke konser, berharap mendapat suguhan yang menarik dari band. Suguhan menarik ini, tak hanya sound yang bagus, tapi juga band yang komunikatif.
Vokalis atau frontman, adalah yang punya peranan paling sentral dalam membuat sebuah band menjadi komunikatif di atas panggung. Namanya saja sudah frontman. Orang paling depan. Juru bicara. Kalau ingin asik bermain musik tanpa berbicara dengan publik, lakukan saja di dalam studio! Itu sebabnya, saya tak terlalu suka band shoegaze. Bukannya menatap ke arah penonton, mereka malah menatap sepatu. Hehe.
Komunikasi merupakan salah satu bentuk penghargaan sebuah band terhadap penontonnya. Yah, minimal disapa lah. Diajak berbicara. Atau, diberi sedikit basa-basi bahkan provokasi. Itu bisa membuat jarak antara band dan penonton menjadi tak terlalu jauh. Dan ketika ada jembatan antara penonton dengan band, otomatis pertunjukkan itu bisa menjadi lebih personal.
Berikut ini, sepuluh frontman--plus satu frontwoman jika memang istilah itu ada--lokal paling atraktif di panggung. Daftar ini dibuat berdasarkan selera pribadi saya tentunya. Berdasarkan ekspektasi dalam benak saya terhadap frontman. Dan tentu saja, berdasarkan pengalaman saya menyaksikan pertunjukkan mereka.
David Naif
Panggung besar atau panggung kecil, David juara. Jakarta, Bandung hingga Makassar, David bisa menaklukkan publik. Dia punya semua kualitas yang dibutuhkan untuk jadi vokalis/frontman yang baik. Kualitas vokal yang terjaga selama pertunjukan. Sedikit humor. Blocking panggung yang baik. Penguasaan massa. Enerjik. Dan secara visual, fisiknya menarik. Meskipun kadang kental dengan logat Jakarta, entah kenapa David tak membuatnya jadi membatasi dirinya. Betawi tanpa pretensi. Dan lihat saja dia berdansa. Terlihat sekali menikmati musiknya. Saya belum pernah melihat Naif gagal menaklukan publik.
Iwan Fals
Orang ini, sepertinya terlahir penuh kharisma. Mungkin, ketika dia baru terlahir di dunia, kharisma sudah terpancar dari dirinya. Hehe. Berlebihan. Tanpa banyak bicara, Iwan sudah memancarkan aura yang besar. Hanya dengan gitar kopong, Iwan bisa memberikan pertunjukkan yang penuh tenaga, dan bisa menaklukan ribuan massa. Dia adalah mantan pengamen jalanan yang paling berhasil. Ketika masuk nada tinggi, kharismanya makin meninggi. Di era liarnya, Iwan Fals bisa mewakili kegelisahan orang-orang di jalanan. Salah satu penyanyi yang bisa terlihat gagah bertelanjang dada di panggung [tak seperti Pasha Ungu, yang malah menggelikan, walaupun tentu saja masih menggelikan ketika dia memakai kostum gothic]. Beberapa hari lalu, saya menyaksikan Iwan Fals yang humoris lagi waktu dia main di panggung PRJ. Dan itu mengingatkan saya lagi, betapa dia sangat kharismatik.
Tria Changcut
Penampilan yang enerjik dan komunikatif adalah yang membuat The Changcuters menarik. Meskipun secara musikalitas mereka masih perlu banyak belajar, secara panggung mereka terlihat seperti band yang sudah banyak jam terbang. Tria Changcut, sang vokalis adalah yang paling atraktif di antara semuanya. Lenggak-lenggoknya di panggung, bisa membuat banyak Mick Jagger wannabe iri. Diberkahi dengan badan yang kurus, sehingga membuatnya aerodinamis untuk berdansa, Tria adalah salah satu vokalis yang bisa menyesuaikan irama langkahnya dengan musik yang dibawakan teman-temannya. Sempat diragukan soal penampilan panggungnya yang humor dan logatnya terlalu lokal Bandung, ternyata Tria bisa membuat publik Jakarta tak berkerut keningnya. Di saat banyak band Bandung yang tampil penuh pretensi, Tria malah membukakan dirinya untuk orang asing.
Kaka Slank
Ikon rock n’ roll lokal ini, punya kualitas yang mirip dengan penampilan panggung Iwan Fals. Dia punya kharisma. Secara fisik, penampilannya mendukung imej rock n’ roll yang keluar dengan sendirinya, tanpa harus berusaha terlalu keras. Di saat banyak vokalis ingin terlihat rock n’ roll dengan dandanannya, Kaka sudah punya semuanya. Dia tahu benar, bahwa kadang perkenalan sebelum membawakan lagu itu penting. Sedikit cerita sebelum bernyanyi, bisa membuat penonton tersenyum. Gaya panggungnya di era ’90-an terlihat banyak dipengaruhi Bob Marley. Gerak-geriknya di panggung, plus rambut gimbalnya. Belakangan, dia seperti ingin menjadi Iggy Pop. Walaupun dia sudah telanjang dada sejak dulu, tapi perhatikan saja gaya panggungnya belakangan ini. Ada kemiripan dengan gerak-gerik Iggy Pop. Tapi, biarlah. Yang penting, dia komunikatif. Wah, ini semakin subyektif nih.
Armand Maulana
Ini adalah vokalis pop paling enerjik. Dia melompat. Melemparkan mik. Berlari. Bersimpuh. Menghampiri gitaris/bassis. Lalu bernyanyi lagi di depan panggung. Jika Armand Maulana tak begini, mungkin GIGI sudah ditinggalkan penontonnya sejak dulu. Band yang secara penjualan tak terlalu signifikan itu bisa bertahan bertahun-tahun di panggung. Armand bisa terlihat menghayati nyanyiannya. Dia bisa meyakinkan penonton bahwa dia menyukai lagu yang dinyanyikannya itu. Dan yang hebatnya, meskipun dengan semua lompatan dan berbagai gerakan di panggung itu, Armand masih bisa menjaga temponya bernyanyi.
Arian13
Arian bisa humoris sekaligus masih bisa tampil dengan nuansa hard core. Dia bisa memprovokasi massa, dengan kalimatnya. Tahu momen yang tepat untuk menghampiri penonton yang ingin bernyanyi bersama. Dan yang paling penting, dia menulis semua lirik yang dinyanyikannya. Membuat bahasa Indonesia terdengar keren dinyanyikan oleh rock band.
Otong Koil
Vokalis ini bisa membawa aura kegelapan, tapi di saat yang sama, memberikan suasana nyaman. Dia masih bisa humoris. Masih bisa sok ganteng di panggung. Secara visual, Otong tahu benar bagaimana mengemas dirinya supaya sesuai dengan imej yang ingin ditampilkannya. Dan bagusnya, pakaian rumbai-rumbai, gothic dan aneh itu bisa terlihat pas di tubuhnya. Lihat saja Andy /rif. Kurang lebih gaya panggungnya, kadang mirip, tapi di tubuhnya, malah terlihat menggelikan.
Jimi Multhazam
Saya sebenarnya sangat menyukai penampilan panggung Jimi di era tiga tahun lalu. Ketika dia masih tak terkontrol bicaranya. Ketika nuansa jalanan masih terasa di dirinya. Sekarang nuansa itu hilang seiring banyaknya penggemar remaja. Seiring profesinya menjadi penyiar. Seiring jarangnya Jimi ada di jalanan, mungkin. Tapi, dansa panggungnya masih juara, dan kadang celetukan spontannya masih keluar di beberapa kesempatan. Gerakan Jimi adalah gerakan vokalis yang paling banyak ditiru penggemarnya. Lihat saja ribuan Modern Darlings yang menggeliat seperti cacing penuh warna yang kepanasan. Ini adalah bukti betapa efektifnya komunikasi yang dilancarkan Jimi selama ini. Jika dulu dia pernah mengritik betapa dansa orang-orang yang dilihatnya di klub sangat seragam, kini dia juga malah menyeragamkan dansa ribuan penggemarnya. Dia telah menciptakan Planet Marsnya sendiri.
Eka Annash
Dia juga salah satu pemuja Mick Jagger. Perhatikan saja caranya bertolak pinggang. Hanya saja, versi lebih baik dari tiruan Mick Jagger, ada pada Tria Changcut. Tapi Eka memenuhi ekspektasi dari seorang vokalis rock n’ roll band. Dia atraktif di panggung. Bergoyang mengikuti irama. Melompat. Memberikan perkenalan pada lagu. Berkomunikasi dengan penonton. Bahkan, ketika dia grogi tampil di depan penggemar Iwan Fals pun, Eka masih berusaha untuk terlihat tegar. Sayang kurang berhasil.
Anto Arief
Yes yes yes. Soul brother yang satu ini punya potensi menjadi vokalis yang atraktif jika saja dia bisa lebih kreatif memilih kalimat. Tapi, Si Kumis telah menunjukkan kualitas vokalis/frontman yang baik. Skill bermain gitar yang mumpuni. Fashion statement. Dan penghayatan terhadap lagu. Meskipun berkulit sawo matang, di panggung dia merasa dirinya kulit hitam. Tanpa harus terlihat menggelikan seperti beberapa rapper lokal mediocre. Anto berhasil menjadi duta bagi musik 70’s Orgasm Club yang bagi sebagian publik remaja mungkin masih asing di telinga. Dia akan lebih menarik lagi, jika saja musik mereka lebih baik lagi dari yang sekarang. Mungkin dengan lebih menonjolkan unsur psikedeliknya.
Nona Sari
Yang paling berkesan buat saya, adalah ketika White Shoes and The Couples Company tampil di PPHUI, Kuningan beberapa waktu lalu. Sari bisa tampil humoris. Dan selera humor adalah nilai tambah dari seorang perempuan. Apalagi ini vokalis. Sari bisa tampil dengan nuansa feminin, tipikal perempuan rumahan—apalagi dengan dandanannya—tapi bisa juga sedikit terlihat menggoda penonton laki-laki. Ini penting buat vokalis perempuan di panggung. Hehe. Dan yang penting, Sari tak melupakan komunikasi dengan penonton.
Konsep pertunjukkan musik di atas panggung buat saya, adalah sesuatu yang berbeda dengan album rekaman. Makanya, saya tak setuju dengan pernyataan macam ‘biar musiknya yang berbicara.’ Orang—atau, minimal saya lah—datang ke konser, berharap mendapat suguhan yang menarik dari band. Suguhan menarik ini, tak hanya sound yang bagus, tapi juga band yang komunikatif.
Vokalis atau frontman, adalah yang punya peranan paling sentral dalam membuat sebuah band menjadi komunikatif di atas panggung. Namanya saja sudah frontman. Orang paling depan. Juru bicara. Kalau ingin asik bermain musik tanpa berbicara dengan publik, lakukan saja di dalam studio! Itu sebabnya, saya tak terlalu suka band shoegaze. Bukannya menatap ke arah penonton, mereka malah menatap sepatu. Hehe.
Komunikasi merupakan salah satu bentuk penghargaan sebuah band terhadap penontonnya. Yah, minimal disapa lah. Diajak berbicara. Atau, diberi sedikit basa-basi bahkan provokasi. Itu bisa membuat jarak antara band dan penonton menjadi tak terlalu jauh. Dan ketika ada jembatan antara penonton dengan band, otomatis pertunjukkan itu bisa menjadi lebih personal.
Berikut ini, sepuluh frontman--plus satu frontwoman jika memang istilah itu ada--lokal paling atraktif di panggung. Daftar ini dibuat berdasarkan selera pribadi saya tentunya. Berdasarkan ekspektasi dalam benak saya terhadap frontman. Dan tentu saja, berdasarkan pengalaman saya menyaksikan pertunjukkan mereka.
David Naif
Panggung besar atau panggung kecil, David juara. Jakarta, Bandung hingga Makassar, David bisa menaklukkan publik. Dia punya semua kualitas yang dibutuhkan untuk jadi vokalis/frontman yang baik. Kualitas vokal yang terjaga selama pertunjukan. Sedikit humor. Blocking panggung yang baik. Penguasaan massa. Enerjik. Dan secara visual, fisiknya menarik. Meskipun kadang kental dengan logat Jakarta, entah kenapa David tak membuatnya jadi membatasi dirinya. Betawi tanpa pretensi. Dan lihat saja dia berdansa. Terlihat sekali menikmati musiknya. Saya belum pernah melihat Naif gagal menaklukan publik.
Iwan Fals
Orang ini, sepertinya terlahir penuh kharisma. Mungkin, ketika dia baru terlahir di dunia, kharisma sudah terpancar dari dirinya. Hehe. Berlebihan. Tanpa banyak bicara, Iwan sudah memancarkan aura yang besar. Hanya dengan gitar kopong, Iwan bisa memberikan pertunjukkan yang penuh tenaga, dan bisa menaklukan ribuan massa. Dia adalah mantan pengamen jalanan yang paling berhasil. Ketika masuk nada tinggi, kharismanya makin meninggi. Di era liarnya, Iwan Fals bisa mewakili kegelisahan orang-orang di jalanan. Salah satu penyanyi yang bisa terlihat gagah bertelanjang dada di panggung [tak seperti Pasha Ungu, yang malah menggelikan, walaupun tentu saja masih menggelikan ketika dia memakai kostum gothic]. Beberapa hari lalu, saya menyaksikan Iwan Fals yang humoris lagi waktu dia main di panggung PRJ. Dan itu mengingatkan saya lagi, betapa dia sangat kharismatik.
Tria Changcut
Penampilan yang enerjik dan komunikatif adalah yang membuat The Changcuters menarik. Meskipun secara musikalitas mereka masih perlu banyak belajar, secara panggung mereka terlihat seperti band yang sudah banyak jam terbang. Tria Changcut, sang vokalis adalah yang paling atraktif di antara semuanya. Lenggak-lenggoknya di panggung, bisa membuat banyak Mick Jagger wannabe iri. Diberkahi dengan badan yang kurus, sehingga membuatnya aerodinamis untuk berdansa, Tria adalah salah satu vokalis yang bisa menyesuaikan irama langkahnya dengan musik yang dibawakan teman-temannya. Sempat diragukan soal penampilan panggungnya yang humor dan logatnya terlalu lokal Bandung, ternyata Tria bisa membuat publik Jakarta tak berkerut keningnya. Di saat banyak band Bandung yang tampil penuh pretensi, Tria malah membukakan dirinya untuk orang asing.
Kaka Slank
Ikon rock n’ roll lokal ini, punya kualitas yang mirip dengan penampilan panggung Iwan Fals. Dia punya kharisma. Secara fisik, penampilannya mendukung imej rock n’ roll yang keluar dengan sendirinya, tanpa harus berusaha terlalu keras. Di saat banyak vokalis ingin terlihat rock n’ roll dengan dandanannya, Kaka sudah punya semuanya. Dia tahu benar, bahwa kadang perkenalan sebelum membawakan lagu itu penting. Sedikit cerita sebelum bernyanyi, bisa membuat penonton tersenyum. Gaya panggungnya di era ’90-an terlihat banyak dipengaruhi Bob Marley. Gerak-geriknya di panggung, plus rambut gimbalnya. Belakangan, dia seperti ingin menjadi Iggy Pop. Walaupun dia sudah telanjang dada sejak dulu, tapi perhatikan saja gaya panggungnya belakangan ini. Ada kemiripan dengan gerak-gerik Iggy Pop. Tapi, biarlah. Yang penting, dia komunikatif. Wah, ini semakin subyektif nih.
Armand Maulana
Ini adalah vokalis pop paling enerjik. Dia melompat. Melemparkan mik. Berlari. Bersimpuh. Menghampiri gitaris/bassis. Lalu bernyanyi lagi di depan panggung. Jika Armand Maulana tak begini, mungkin GIGI sudah ditinggalkan penontonnya sejak dulu. Band yang secara penjualan tak terlalu signifikan itu bisa bertahan bertahun-tahun di panggung. Armand bisa terlihat menghayati nyanyiannya. Dia bisa meyakinkan penonton bahwa dia menyukai lagu yang dinyanyikannya itu. Dan yang hebatnya, meskipun dengan semua lompatan dan berbagai gerakan di panggung itu, Armand masih bisa menjaga temponya bernyanyi.
Arian13
Arian bisa humoris sekaligus masih bisa tampil dengan nuansa hard core. Dia bisa memprovokasi massa, dengan kalimatnya. Tahu momen yang tepat untuk menghampiri penonton yang ingin bernyanyi bersama. Dan yang paling penting, dia menulis semua lirik yang dinyanyikannya. Membuat bahasa Indonesia terdengar keren dinyanyikan oleh rock band.
Otong Koil
Vokalis ini bisa membawa aura kegelapan, tapi di saat yang sama, memberikan suasana nyaman. Dia masih bisa humoris. Masih bisa sok ganteng di panggung. Secara visual, Otong tahu benar bagaimana mengemas dirinya supaya sesuai dengan imej yang ingin ditampilkannya. Dan bagusnya, pakaian rumbai-rumbai, gothic dan aneh itu bisa terlihat pas di tubuhnya. Lihat saja Andy /rif. Kurang lebih gaya panggungnya, kadang mirip, tapi di tubuhnya, malah terlihat menggelikan.
Jimi Multhazam
Saya sebenarnya sangat menyukai penampilan panggung Jimi di era tiga tahun lalu. Ketika dia masih tak terkontrol bicaranya. Ketika nuansa jalanan masih terasa di dirinya. Sekarang nuansa itu hilang seiring banyaknya penggemar remaja. Seiring profesinya menjadi penyiar. Seiring jarangnya Jimi ada di jalanan, mungkin. Tapi, dansa panggungnya masih juara, dan kadang celetukan spontannya masih keluar di beberapa kesempatan. Gerakan Jimi adalah gerakan vokalis yang paling banyak ditiru penggemarnya. Lihat saja ribuan Modern Darlings yang menggeliat seperti cacing penuh warna yang kepanasan. Ini adalah bukti betapa efektifnya komunikasi yang dilancarkan Jimi selama ini. Jika dulu dia pernah mengritik betapa dansa orang-orang yang dilihatnya di klub sangat seragam, kini dia juga malah menyeragamkan dansa ribuan penggemarnya. Dia telah menciptakan Planet Marsnya sendiri.
Eka Annash
Dia juga salah satu pemuja Mick Jagger. Perhatikan saja caranya bertolak pinggang. Hanya saja, versi lebih baik dari tiruan Mick Jagger, ada pada Tria Changcut. Tapi Eka memenuhi ekspektasi dari seorang vokalis rock n’ roll band. Dia atraktif di panggung. Bergoyang mengikuti irama. Melompat. Memberikan perkenalan pada lagu. Berkomunikasi dengan penonton. Bahkan, ketika dia grogi tampil di depan penggemar Iwan Fals pun, Eka masih berusaha untuk terlihat tegar. Sayang kurang berhasil.
Anto Arief
Yes yes yes. Soul brother yang satu ini punya potensi menjadi vokalis yang atraktif jika saja dia bisa lebih kreatif memilih kalimat. Tapi, Si Kumis telah menunjukkan kualitas vokalis/frontman yang baik. Skill bermain gitar yang mumpuni. Fashion statement. Dan penghayatan terhadap lagu. Meskipun berkulit sawo matang, di panggung dia merasa dirinya kulit hitam. Tanpa harus terlihat menggelikan seperti beberapa rapper lokal mediocre. Anto berhasil menjadi duta bagi musik 70’s Orgasm Club yang bagi sebagian publik remaja mungkin masih asing di telinga. Dia akan lebih menarik lagi, jika saja musik mereka lebih baik lagi dari yang sekarang. Mungkin dengan lebih menonjolkan unsur psikedeliknya.
Nona Sari
Yang paling berkesan buat saya, adalah ketika White Shoes and The Couples Company tampil di PPHUI, Kuningan beberapa waktu lalu. Sari bisa tampil humoris. Dan selera humor adalah nilai tambah dari seorang perempuan. Apalagi ini vokalis. Sari bisa tampil dengan nuansa feminin, tipikal perempuan rumahan—apalagi dengan dandanannya—tapi bisa juga sedikit terlihat menggoda penonton laki-laki. Ini penting buat vokalis perempuan di panggung. Hehe. Dan yang penting, Sari tak melupakan komunikasi dengan penonton.
71 Comments:
tapi mungkin konsep bandnya memang 'miscommunication'
:D
jadi wartawan multiply deui leh? saeeeee...
dari daftar lu itu, gue punya tiga favorit..1. David Naif 2. Sari White Shoes dan tentunya 3. Tria Changcut..sayang ada satu lagi favorit saya yang ga masuk daftar mas soleh ini.. Andy /rif..abis tatapannya dan bahasa tubuhnya kalo nyanyi 'membius' apeuuu..hahaha..
suka paragraf yang ini, iya ada beberapa band yang personilnya lebih seneng saling ngobrol sendiri, kaya emang lagi latian di studio. atau mereka sibuk unjuk skill tapi bener-bener kaya ga ada audience yang mengagumi, asik sendiri.. hehe!
jadi inget waktu soleh manggung di kampus, tereak2 mau bagi2 stiker.. pas anak2 pada maju, taunya yang soleh lempar cuman 2 doang, pada gondok tapi seuri.. huahaha.. =D
juara! hahaha.. =D
setuju!haha..
mungkin membius, tapi mudah tersadarkan kembali dan meringis melihat dandanan panggungnya. apalagi kemeja jala. ambiiiillll.
nonton gw dong sekali2 leh... xD kan gw humoris
Leh, Benyamin S leh...blue print-nya David Naif. Dulu ada Jodi Rotor/Getah yg menurut gw punya karisma pangeran kegelapan juga. Sayang udah almarhum. Ombat Tengkorak dengan komando khas "Yang Hitam-hitam merapat ke depaan!!!! di awal panggung. Trus si Pelor juga orasi nya kayak silet..Tajem & nyelekit!..hahaha
kok nama soleh solihun tidak ada?
bukannya konon pernah megkover rolling stones?
Yukie Pas oge lumayan leh...
hahahaha..iya sih..tapi ceritanya kan..signature style..hahahaha..
...ya artinya gagal. :D
Tapi kamu yang JUARA mah Leh...jangankan " bernyanyi " dia atas panggung / event ...mendengar ORASI & VOKAL yang membius Soleh Solihun dengan T.O.A bagaikan setajam SILET.. ketika basket Unpad Fikom Vs Ekonomi th.2000 yang lalu. .. terjadilah "baku hantam" tak terhindarkan, sampai-sampai seorang SKINHEAD terkenal di Fikom hampir terkena lemparan botol Sprite 1 liter oleh fans lawan dan atas nyanyian vokal yang tangguh Soleh Solihun pun seluruh berandalan Fikom mencari sasaran empuk para pemain basket lawan...dan ketika berjalannya baku hantam .."sang SOLEH SOLIHUN tetap bernyanyi dengan TOA di atas gardu listrik ..dengan mantap berteriaakk...bagaikan Alexander Agung memimpin perang" ..JUUAAARRRAAA...efek vokal Soleh yang sangat berkesan bagi berandalan Fikom ...PRIDE & FUN..!! huehuehuehue
gue pengagum anto arief. kumis + fedora + fender + yes yes yes.
candil kok ga masuk leh?
saya juga!!! (plus Tria Changcut juga...)
setujuh! dan menurut gue wujud komunikasi dengan penonton itu bisa juga ga diterjemahkan secara literal dengan bacot doang misalnya. gue pernah ntn vcd konser portishead lengkap sama orchestra.. secara verbal dia ga banyak ngomong.. cenderung straight to the point. tapi rasanya tersedot aja sama penampilannya yang ga pretensius, rileks, dan utamanya, tatanan jenius panggung dan kursi penonton yang justru lebih tinggi daripada performer (tapi ga terlalu tinggi sih) plus nyaris tak berjarak dan pengaturannya muterin penampil. plus juga tata cahaya yang jawara.. wiw
beneerr.. Otong memang paling ganteng.. ;))
bener leh..DAVID naif ..boleh oge..!! ck ck ck...suaranya tetap konstan, tetap enerjik biarpun improve nya berubah-rubah...
*senang ada tulisan dari soleh lagi*....David emang Juara! Sangat Sangat Setuju !
saya pilih kaka slank dan iwan fals. merinding dengar mereka sepanggung dan nyanyiin 'yang terlupakan' secara duet.
soalnya, lupa kapan terakhir kali liat seurieus manggung bener. yang di preskon, itu cuma sesi akustik dan sebentar banget. nah, karena tak bisa mengingat dengan detil daya tarik candil, jadinya nggak dimasukin. :D
seharusnya dirimu sendiri di masukan dong leh kala menjadi vokalis tamu di The Real Enemy ketika membawakan lagu "KKK Took My Baby Away" (originally by the Ramones), di saat menyanyikan lagu ini Soleh tampak sangat Punk dengan atribut aket kulit dan rambut poni trademarknya kala itu. Salute to you leh!
'pertunjukan', k-nya satu.
'dan lihat saya dia berdansa', mestinya 'dan lihat saja dia berdansa.'
*banci edit mode ON
hehe. beres gi!
leh, ALiF udah terbit.
ada di gw nih..
titipkeun ka hawe gi.
leh vokalisnya olive tree kikichan juga sangat atraktif di panggung, pasti bawaanya bikin ketawa mulu, suaranya juga unik bgt, dan bikin gemes hehehe :p sekali kali nonton deh ;)
siap.
titipkeun RS oge ka hawe, Leh.. :p
sherra inspirational joni dongs hahaha
Mungkin menaklukkan 500 orang di kafe tidak bisa disamakan dengan 100.000 orang di stadion. Band yang pernah menaklukkan 200.000 orang barangkali hanya Kantata Takwa
request:
ulas soal rekti sigit, rissa homogenic, dan ariel (VV)
hehe...
bang oma?
'berjudi itu haram, betull???'
'betuuuullll!!!!'
hehehehehe...
iya tuh soleh solihun sebagai frontman LLP, coba direview juga leh.. kayaknya oke tuh..
playernya lagi nyetel2 alat, frontmannya udah maju dan bacot2. penonton malah lebih terhibur pas denger bacotan itu daripada pas bandnya mulai maen. heueueeuheu
hahahaha..iya mereun yah..ah..kasian om Andy itu..kan udah om-om..masih gagal juga..
iya yah? hmm..belum pernah nonton kantata takwa manggung euy...
njist! satuju pissan!
iya hampir setuju semuanya.. kecuali armand maulana???... mending candil xp
oya dhani ahmad engga leh?.. kurang simpatik ya? hihihi xp
zolech, situ kan suka ketemu artis, coba tanya dong, kenapa kalo nyanyi si pasha suka sambil pegang2 perut... masalah pencernaankah? dan iya, rhoma irama should've made the list... :)
ucok AKA : do you like sexx???
Bung Karno, Leh !!
like always, article very well put and organized, stated what's on my mind but can't never tell it hehe...setuju soal tria..hidup changcut!
gw sie jatuh cinta pada pandangan pertama sama dua vokalisnya RAN..rasanyah liyat mereka kaya abg lagih getuh..pengen ngebekel ke rumah deh.. :P
mas iwan tentunyiaaah!! cuma dengan 1-2 kalimat, 20 ribu orang oi vs slankers yang lagi gebuk2an di ancol langsung nurut duduk serempak kaya anak tk dimarahin ibu gurunya... iwan dan gitarnya... ha......
setuju juga sama armand! selain penyanyi juga entertainer... tau/gak tau lagu gigi tetep menarik liat dia di atas panggung, dari kualitas suara sampe adegan lompat2 nyakitin kaki sendiri tetep dijalanin biar penonton terbawa sama musik mereka... halah... hehehe...
paling sulit kayaknya waktu motret arman deh..
teu daek cicing di panggung teh hehehehe
Beliau memang frontman Revolutionista!, sebuah band imajiner dengan formasi: BK (vokal, gitar ritem), Bung Hatta (bas - paling pendiem), Bung Syahrir (lead gitar) dan assorted drummers yg terus berganti seiring perjalanan band tersebut.
Beliau memang frontman Revolutionista!, sebuah band imajiner dengan formasi: BK (vokal, gitar ritem), Bung Hatta (bas - paling pendiem), Bung Syahrir (lead gitar) dan assorted drummers yg terus berganti hingga band tersebut bubar di tahun '66.
taelahhh. soleh nulis lagi euy di majalah multiply.
gue paling suka jimi leh, apalagi waktu itu yang dia belum seterkenal sekarang, dan sering banget ngomong ng*nt*t. inget banget gue, manggung di UI aja ngomongnya ga disensor. hahaha.
kapan ya dia berani ngomong gitu lagi di panggung?
sepakat urang, leh...
meski ketukan dan tempo teu pararuguh, maneh pol pisan!
tambahan mang...alunan harmonika nya soleh...membius!! pas mainin " the spider and the fly by Rolling Stones
2 pertanyaan leh:
1. ini berurutan ato ngga?
2. koq vokalisnya lalieur laleleus paregel ga ada ya? :p
1. berurutan. setidaknya, urutan itu menggambarkan kronologis nama yang muncul waktu gua memikirkan topik itu.
2. masa' jeruk makan jeruk? :p
Kalo bagi2 kerupuk bagian dari interaksi sama penonton juga yah, Leh? Setuju semua kecuali Tria hehe...Kalo band luar negri yang kesini jarang yang sering ngemeng, rata2 pendiem. Apalagi Radio Dept sama Telephon Tel Aviv, udah kayak orang autis. Kadang omongan artis di luar musiknya tuh sering bikin gw nyadar kalo emang nonton beneran. Soalnya sering kebawa kayak ngerasa mimpi nonton mereka. Dengan dia ngomong, gw sadar kalo mereka nyata hahaha...tapi itu kalo sama band luar.
soleh and nuno?!?!
hahaha. xD
kalo radio dept ama telp tel aviv emang diem aja kali,
jd kaya emang ga ada mereka, kita denger cd diputer..dan kita sibuk foto2 xp
kalo nonton band luar terakhir, SOIA asa capruk wae vokalisnya..
ga kaya mimpi kok itu mah..
C.H.A.O.S aja yg ada dgn world of death nya hahahahaha...
melanie subono kum2 eeee?!?!?!
ada satu lagi...
Arina - mocca !
setuju ga leh? :D
alus euy... menambah wawasan yeuh...
sok atuh Vokalist teh baca yg satu ini..
ehem. pacar saya lagi "sumringah" leh, kalo bahasa sundanya mah...
sambil, senyum2 sendiri..tuh, ada tepat disebelah saya. :P
hehe.. sial. gue hampir jatoh dari kursi nih bacanya. thankyou verymuch Soleh Solihun.
kayanya cuma gue satu-satunya ben yang belon punya rilisan penuh nih, haha. terima kasih banyak Leh. you have no idea betapa sangat berartinya postingan ini buat gue. viagra buat rekaman album. haha..
tunggu album penuh kita ya Leh. in progres nih
*btw Andi riff engga banget euy. yes, terutama kemeja jala. apalagi melotot-melotot mendelik pas nyanyi. haha. dan Armand oke memang, tapi wardrobenya sangat engga banget, his hairdo juga. kayanya kaos superhero kutung gombrong + jins robek2 dgn kemja flanel dililit di pinggang + boots caterpillar adalah setelan ter-oke seorang Armand. era setelah itu semakin aneh.
*membayangkan ant seperti ini*
alin: bagi2 kerupuk mah, bukti betapa gua dermawan lin. hehe.
ricky: melanie subono? ah, dia lebih bagus jadi event organizer ky.
nice potatoes: arina terlalu bahagia berlebihan di panggung. bukan selera gua.
anto: sama2. dan inget to, coba cari kalimat lain yang lebih variatif. hehe.
buat yang lainnya, yang bertanya nggak ada beberapa nama yang masuk, perlu saya ingatkan daftar ini adalah yang spontan muncul di kepala. jika ada yang tak masuk, pasti karena belum pernah gua tonton, atau udah lama nggak pernah gua tonton.
Njis! "jeruk"? Maneh mah "pisang" Leh! ahahahahaha...
david naif is the best lah.
Buat gw, ga ngaruh mas ole band itu mau komunikasi ato gak, gak penting!
Yang penting musiknya aja, ya kalo mereka msh mau komunikasi...sukur dee, kalo ga ya gapapa kok!
Kan emang begitu kalo udah jadi ARTIST, biasanya sll minim komunikasi..???
Kapan lagi bisa sombong hehe...so biarin aja jajaran band2 yg pgn meng " eksklusif " kan komunitasnya sendiri...udah biasa!
leh... bikin list vokalis lokal paling ter-tayay dong.... huahuahuaa!!! i vote for rhoma...
leh... bikin list vokalis lokal paling ter-tayay dong.... huahuahuaa!!! i vote for rhoma...
Post a Comment
<< Home