Banyak Cara Untuk Bersenang-senang
Salah satunya, dengan pergi ke konser KOIL di Hard Rock Café, Jakarta, Rabu [14/5] kemarin.
Sebelum jam delapan malam, beberapa orang sudah datang ke EX. Di promo acara, ditulis kalau pintu dibuka jam delapan malam. Tapi, nyatanya pintu dibuka hampir menuju jam sembilan malam.
“Mau nonton KOIL ya? Jam sepuluh!” kata Kimpoy menirukan ucapan petugas keamanan Hard Rock yang tak membolehkannya masuk ke sana ketika pintu belum dibuka. Kimpoy senang sekali bisa melihat KOIL manggung di Jakarta. Sejak beberapa bulan lalu, dia meminta saya memberi tahu kalau ada jadwal KOIL manggung di Jakarta.
Beberapa jam sebelumnya, saya datang ke launching album Superglad di Mario’s Place, Cikini. Mereka merilis album “Flamboyan,” dan menumpang—begitu Buluk menyebutnya—di acara launching gitar Radix. Buluk adalah salah satu gitaris yang di-endorse Radix. “Padahal, gue nge-lead aja nggak bisa,” kata dia sambil tertawa.
Gitar ini dulu bernama Marlique—saya tak yakin pengejaannya benar. Makanya, di bagian awal foto ini, kamu akan melihat foto-foto dari event tersebut.
Kembali ke Hard Rock. Penjualan tiket baru dimulai ketika pintu Hard Rock baru dibuka untuk umum.
“Yang mau beli tiket, ke sini!” kata petugas keamanan, dengan nada tinggi. Entah karena pada dasarnya dia memang tegas. Entah itu merupakan salah satu upaya menunjukkan wibawa atau kekuasaan dia sebagai petugas keamanan yang berbadan tegap.
Seingat saya, tiket dijual lima puluh ribu rupiah. Tapi, beberapa orang mengatakan kalau mereka membeli tiket tujuh puluh ribu per lembar, malam itu. Padahal, itu tiket resmi.
Wajah-wajah dua puluh dan tiga puluh something cukup dominan malam itu. Jumlah ABG tanggung para pencari jati diri tak terlihat cukup signifikan. Entah karena lokasinya. Entah karena harga tiketnya. Entah karena waktu penyelenggaraannya.
Beberapa menit lebih dari jam sembilan, acara belum juga dimulai. Di area depan panggung, masih ada orang-orang yang makan malam di meja-meja yang ada di sana. Mungkin itu alasan keterlambatan acara.
Saya lupa tepatnya, jam berapa acara dimulai. Sekira jam setengah sepuluh malam, mungkin. Jhody menjadi MC. Saya selalu bingung setiap kali mendeskripsikan Jhody. Jhody mana? Disebut Jhody Edwin-Jhody, rasanya mereka sudah jarang terlihat berduet lagi di teve. Disebut Jhody Super Bejo, entah ke mana pula band itu.
Setting panggung Hard Rock jadi jauh lebih menarik malam itu. Sepanjang sejarah saya melihat pertunjukkan musik di sana, baru pertunjukkan KOIL, panggungnya dihias dengan maksimal. Art work Black Light Shines On berukuran raksasa menjadi latar belakang. Menutupi seluruh dinding di belakang panggung. Menutupi wajah-wajah rockstars yang sudah mati yang digambar di dinding itu. Di sebelah kanan dan kiri drum kit, dihiasi dengan tumpukan televisi. Beberapa televisi juga dideretkan di depan drum kit.
Pertunjukkan belum dimulai, tapi penonton sudah disuguhkan oleh pemandangan yang indah.
Zeke and The Popo jadi pembuka. Disingkat ZATPP. Kenapa tak disingikat ZATP ya? Padahal, kata Popo ditulis disambung, bukan Po Po. Mereka hanya bermain setengah jam. Membawakan lagu-lagu dari album perdana mereka, dan satu lagu dari The Beatles, “Come Together.” Di lagu terakhir ini, Zeke mengeluarkan seluruh penghayatan yang bisa dia lakukan dalam bernyanyi. Saya baru melihat mereka dua kali. Tapi, baru kali ini, saya melihat Zeke bernyanyi seperti itu. Entah karena pengaruh lagu. Entah karena baru kali itu saya melihat mereka membawakan lagu The Beatles. Zeke memeluk mik di dada, seperti halnya gaya penyanyi yang penuh penghayatan. Memejamkan mata. Membungkuk. Dan dia terjatuh. Leher botol air mineral yang dipegangnya sambil bernyanyi, pecah. Gelas pecahannya berhamburan ke meja yang ada di depan panggung.
Penonton masih belum panas. Aksi itu belum mendapat reaksi yang signifikan dari penonton. Atau, reaksi itu luput dari pengamatan saya ya? Yang jelas, area depan panggung masih agak lengang. Masih leluasa memotret.
Ketika Ronaldisko muncul, area mulai padat. Mungkin karena dia membawakan lagu-lagu yang danceable dari Depeche Mode dan lagu miliknya sendiri, penonton lebih mudah mengaplikasikan kesenangannya itu lewat gerakan.
“Gue bukan pelawak, gue musisi. Malam ini gue mau nyanyi. Kalau ngelawak mah, bayarannya lebih mahal,” kata Ronaldisko, mencoba sedikit bercanda.
Biarpun orang lebih dulu mengenal sosok Ronal sebagai humoris, tak ada jejak humor di musiknya. Liriknya lebih banyak bercerita soal pria penuh percaya diri, yang dicintai banyak perempuan. Musik bernuansa 80s yang digarapnya, bahkan terdengar lebih serius dibanding musiknya Club Eighties. Belum istimewa, tapi musik Ronaldisko akan cukup menghibur di lantai dansa buat orang-orang yang sudah bukan remaja.
Tapi, yang paling menarik perhatian malam itu, agaknya kehadiran dua penari dengan tubuh kurus dan perut rata serta berpakaian minim sekali. Strategi yang cukup jitu. Setidaknya, orang [eh maksud saya, lelaki] yang tak suka penampilan Ronaldisko bakal terhibur dengan dua penari itu. Di satu sisi, memang sedikit menunjukkan ketakpercayadirian. Untung saja, Ronaldisko bisa mengakuinya dengan jujur di panggung.
“Kalau udah rilis albumnya sih, gue bakal nentuin pemain band tetapnya siapa, penarinya siapa,” kata Ronal beberapa saat sebelum manggung. Malam itu, dia ditemani DJ Aghi dari Ape On The Roof.
***
Sekali lagi, saya lupa tepatnya kapan acara dimulai. Saya tak punya jam tangan. Lagipula, saya malas untuk menanyakan waktu pada orang. HP saya, ada di dalam tas. Terlalu repot untuk mengambilnya. Jadi, biarlah. Kamu tak perlu tahu kapan tepatnya KOIL naik panggung. Nanti saya kasih tahu saja, kapan pertunjukkan berakhir.
Leon yang pertama kali muncul di panggung. Memakai terusan semacam baju pilot atau mekanik, dengan logo God Inc di beberapa tempat—mereka memang musisi/pengusaha yang tahu benar memanfaatkan media promosi. Penonton bersorak. Leon membawa beberapa tangkai bunga mawar. Membagi-bagikannya pada penonton, yang semakin bersorak setelah melihat aksi bagi-bagi bunga itu.
KOIL senang sekali menabrakkan dua hal yang berlawanan. Membagi-bagikan bunga adalah perbuatan manis dan romantis. Padahal, di satu sisi, imej gelap menyelimuti mereka. Penampilan fisik mereka di panggung, terlihat sangar. Semuanya memakai sepatu new rock. Di ruangan artis, mereka membalurkan bedak merah di lengan dan wajah mereka. Mungkin untuk mendapatkan nuansa darah. Tapi, semua perkataan mereka malam itu, jauh dari kesan menakutkan.
“Selamat menikmati band lawak ini ya,” kata Leon setelah selesai membagikan bunga.
David Naif saja, tak ingin Naif disebut band lawak. Atau, Leon berkata begitu untuk mendapatkan efek psikologis terbalik? Ah gawat, saya sudah terlalu serius menanggapinya.
“Beri gue waktu buat masuk ke belakang sana ya,” kata Leon lagi. Panggung memang terlihat sempit, dengan tumpukan televisi di kanan kiri drum kit. Apalagi dengan badan sebesar Leon, pastinya akan jadi lebih sempit.
Tak berapa lama, satu persatu personel KOIL muncul. Dan mereka pun membawakan intro. Otong menyusul kemudian, ketika bagian di mana dia harus bernyanyi tiba. Penonton semakin riuh. Area depan panggung makin padat. Butuh tenaga ekstra untuk memotret. Dari lagu pertama—yang maaf saya lupa—mereka sudah bernyanyi bersama.
Masih banyak cara untuk mencari uang!
Masih banyak cara untuk bersenang-senang!
Hey hey hey hey!
atau
Pasti ada cara untuk mencari uang
Pasti ada cara untuk bersenang-senang?
Hehe. Saya lupa. Yang jelas, bait pertama itu, saya kutip dari promo konser mereka di multiply.
Dan “Nyanyikan Lagu Perang,” salah satu lagu favorit saya di album “Black Light Shines On” pun dinyanyikan di urutan kedua.
Liriknya positif. Setiap kali saya khawatir tak bisa mencari uang, lirik itu selalu bisa jadi motivator. Banyak pesan positif di album ini. Kalau indie pop, menawarkan nuansa positif dengan cara lembut dan nuansa taman bunga, KOIL menawarkan nuansa positif dengan lebih jantan. Dengan distorsi. Dengan berteriak.
Ini satu hal lagi di mana KOIL senang menabrakkan dua hal yang berlawanan. Imej gelap, biasanya identik dengan negatif. Lihat saja judulnya, Black Light. Secara logika bahasa, ‘hitam’ dan ‘cahaya’ adalah dua hal yang berlawanan. Hitam biasanya kondisi tak ada cahaya. Mungkin, KOIL ingin memberikan pencerahan untuk orang-orang, biarpun dengan memakai imej kegelapan. Hahaha. Dan saya pun semakin serius memikirkannya. Padahal, di salah satu tulisan Ryan Koesuma, dia bilang kalau Otong tak ingin orang terlalu serius menanggapi liriknya.
Malam itu, Otong bernyanyi sambil menari dengan kadang sedikit gaya robotik kadang sedikit bergaya gorila . Dia mengumbar banyak senyum. Beberapa kali mengatakan dirinya ganteng. Bahkan, bintang sinetron pun sepertinya tak seberani itu dalam menyebut dirinya ganteng di depan umum. Walaupun agak susah juga untuk mendebat kalau Otong tidak ganteng.
“Tadi gue ngelihat ada vokalis yang nggak terkenal, pokoknya hidupnya susah lah. Ada di atas tadi. Turun dong!” kira-kira begitu kata Otong ketika ingin memanggil Ari Lasso, di tengah-tengah set mereka.
Tapi, Ari Lasso tak juga datang.
Sementara itu, di depan panggung, penonton semakin menggila. Tapi tetap rapi. Hanya satu bule rese sedikit mengganggu suasana. Saya tak perlu menyebut namanya. Yang jelas, sejak jaman di Parc, dia memang selalu rese setiap mabuk. Malam itu, dia melempar gelas besar ke arah panggung, hingga pecah. Entah bagaimana perasaan Otong melihat kelakuan bule rese itu. Yang jelas, saya sedikit terganggu. Rusuh dia membahayakan orang lain. Beberapa menit setelah pelemparan gelas itu, kening saya terlempar pecahan gelas. Untung yang terkena kening, bagian yang tak tajam.
Saya marah. Kesal. Mengganggu konsentrasi saja. Padahal, saya harus membagi konsentrasi saya jadi dua. Untuk memotret sekaligus menjaga kamera, dan untuk menikmati pertunjukkan. Untung saja, hujan kertas meneduhkan hati yang penuh amarah. Benar-benar indah. Penuh aura positif. Jauh lebih positif dari konser indie pop manapun yang pernah saya saksikan di sini.
“Jangan nyanyi terus dong. Gue kan mau nyanyi. Kalau kalian mau nyanyi mah, karaokean aja,” kata Otong. Wajahnya penuh senyum. Saya yakin, dia tak bersungguh-sungguh ketika menyuruh penonton untuk tak bernyanyi bersama.
Sebagai vokalis, Otong sangat komunikatif. Membuat set panjang mereka terasa pendek. “Kami mau udahan dulu ya. Ceritanya biar ada encore gitu, padahal mau istirahat bentar. Ya kalian ngerti lah,” katanya, ketika mereka akan berganti kostum.
Penonton tersenyum. Otong tersenyum. Ini adalah salah satu konser rock paling penuh senyum. Biarpun para musisi di atas panggung memakai sepatu berduri, dengan lengan dan wajah berwarna merah, dan logo Jack Daniels terpampang, konser itu penuh kehangatan. Tapi, masih tetap terasa wibawa rock-nya. Aura maskulinitas-nya masih ada. Ini tetap penting dalam konser rock. Tapi, KOIL membuat penonton merasa nyaman.
Dua atau tiga lagu terakhir, Ari Lasso tiba-tiba ada di depan panggung. Berteriak-teriak memanggil Otong yang sedang duduk, membiarkan kawan-kawannya memainkan musik. Ari memberi Otong minuman. Ari ikut memegang mik Otong. Seperti halnya para penonton yang ingin ikut ambil bagian dalam konser. Mereka terlihat hangat sekali ketika berduet. Bahkan sepertinya lebih mesra dibandingkan duet Ari Lasso - Bunga Citra Lestari. Tak puas dengan duet ala penonton dan idola, Ari Lasso naik ke panggung. Menyanyikan beberapa bait, kemudian turun lagi. Wajah Ari Lasso berbinar. Dia menyanyi penuh semangat.
Sekira jam satu lebih lima belas menit, pertunjukkan berakhir. Nyaris dua jam mereka bermain. Set panjang yang terasa pendek. Tidak berlebih. Tidak juga kurang.
“Nggak salah ya, gue milih idola,” kata Gucap tersenyum puas. Dia memakai kaos Megaloblast dan sepatu New Rock. Dan dia juga [pernah jadi] arsitek.
70 Comments:
loe bener-bener ya leh, yg di upload yg lagi sengaja 'gembung'...sia'ul...gw terlihat bunting nih...
wah.. mursi ini apa kabar ya? maaf soleh, tau gak dia sekarang kerja di mana atau berdomisili dimana? thanks.. Oiya.. tulisan loe ini menarik sekali.. Seruu!
dipikir pikir ...lu party mulu ya leh...hahhahaa
HIKS
100 foto dong! gw kemarin mengira2 brp foto yang lo aplot ngeliat kesibukan lo motret. btw, radix dulu namanya marlique
sandal plus kaos kaki = mojo?
udah diganti nama sama otong jadi pramuka koil
gw bilang sih, engga. pipinya aja yang chubby:)
iiiih ternyata erick k sana !! hikz g ajk2 niiih ...
pngn liat saia ... nampak seru bgt..
n yudi
gue ngebayangin elu punya id card ada tulisannya "Press Multiply" hueheuehe. iya nih party mulu. berapa amplop yang musti gue beri agar acara bisa diliput Soleh MP? ehehe..
ini Cipta Croft-Custworth bukan?
Yudi (dan Leo)
hail to koil!haha..
sinjiiiiiiiiiiiiiiinnggg.. KOK GUA BISA LUPA??!!
wiiihhhh .. kerennnnn gilaaa .. hehehehe .. nyesel gue ga dateng ...sumpaahhh
oohh..andai aku blm bersuami..
huahahaha..
bilang sama dia, gak ada sejarahnya Angus Young pake sendal gunung :))
ryan sekilas terlihat mirip ahmad dhani...hahaha
Gothic Prom Queen hahaha...dapet mahkota Otong dan bunga pertama dari Leon. Harusnya lu foto juga, Leh. Ajak Kimpoy sama Ronaldisko. Jadi pasukan gothik Fikom Unpad hahaha....
Memang dia rockstar paling maniiiiis X D
Kok gak ada cerita Donni yang kata orang2 mirip Vincent Club 80s? Haha...
Sempat bertanya dalam hati, "OTong pake sampo apa sih?" Padahal rambutnya diiket sampe kusut. Eh, bisa balik inah aduhay lagi. Bisa menambah kerjaan buat God. Inc. BIkin sampo gothic haha...
Senangnya dapet mahkota Otong dan mawar pertama dari Leon, udah kayak Gothic Prom Queen haha...Harusnya lu, Kimpoy ama Ronaldisko ikut foto. Jadi pasukan gothic Fikom Unpad X P
Setau gw ini mah pasukan God.Inc
huhu..nampak seru sekali..hiks ga dateng
anjis... merinding gw!
abis, yang ada tawaran party mulu, bukan tawaran kerjaan. hehe.
gua sih murah meriah to. gak pake amplop2an. kasih invitation/masuk gratis/guest list aja. gua kan bukan wartawan amplop, tapi wartawan multiply. hehe. :D
dia di semacam production house atau manajemen model gitu deh. kantornya di kemang kalo gak salah. domisili di tebet kayaknya.
ini juga saking asiknya milihin foto, eh tau2 nembus angka 90 lebih, ya udah dipasin aja ky.
iya tuh, bule rese.. mana sebelahan mulu pula.. kesal..
hehe.. salam kenal.. saya juga posting disini :
http://itbo.multiply.com/photos/album/97
kalo boots gua itu, dulu hadiah leh... ;p lumayan, makanya dipake biar 3 kilo juga...
its "santi", leh... as simple and direct as that!
tanpa "h" dan "y"! hihihi :p
percaya atau tidak, di akhir acara ketua produksi acara meracik dua minuman ini. dan hasilnya, edaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan... hahaha :D
hehehe... alin pinter deh! ini emang karyawan god inc. yang hari itu diliburkan. siang mereka tamasya ke dufan, malamnya dikasih suguhan langsung dari para bosnya, tapi dengan syarat, harus menebar "hujan putih" di hard rock! dan tak lupa membersihkannya lagi... ;)
"makan tidak makan..." puas pooolll!!!
one of those great moments... :)
ini gw kaget banget!!! gw harus membuat perminta maafan resmi tentang ini, leh... ada beberapa yang sms gw langsung kok berbeda sm info promo yang killer management. asli ini salah 1 yang menyebalkan!!! tQ for sharing yah...
astagfirullah aa gym! kenapa dia megang2x sendiri sih gak minta bantuan gue? tinggal teriak aja...gue diatas pasti turun kok! hahahaha
judulnya yer blues leh...hehehe
soleh, soleh... reviewnya manis sekali, boleh dicomot yah? :)
OMG... kenapa disebut
Puas! Kpn lg ya?
temen gw 4 orang nih kena 70rebu, san.
parah nih...
+
+
bakar
BAKAR
B + A + K + A + R
+
+
ngga ikut naik panggung menyumbangkan lagu leh ?
Pocari neraka!
Pocari neraka!
dari dunia lain sih:p
tetep rock....
maaf koreksi dikit....lagu the Beatles yg dibawain ZATPP itu "Yer Blues" bukan come together...
Cheers...
ada gw tuh
lagi sadar kamera
hahaha
dsiini si aming rese
dsuruh berenti buang kertasnya
masih aja dlempar
yg tengah namanya syapa tuu?
asoy bgt goyangannya
hahaha
mutilasii
wekekek...gw ikut2an buang kertas nih... hixx...nyesel gw ga berada ditengah crowd...
aduh..
tuh bule emang rese, mampus aja dya kebanting waktu digotong2 wakakak...his neck must be sick weuekeke...
oh iya, maaf. judulnya 'yer blues.' hahahaha. sori. terima kasih atas koreksinya.
kemaren kena gelas yaa leehh...
gak luka kan yez? fotonya kelenkeleennn
ah, sepertinya indah sekali yah. hidup KOIL!
iya. nggak kok, nggak luka. tapi, kalaupun aku luka, aku lupa. :p
banyak cara untuk mencari uang..banyak cara untuk bersenang senang..nyanyikan lagu perang..aku lupa aku luka..hehe..hidup koill...
ah, lucunya kamyuuu... :D
Keren leh tulisan ente, mgkn cm tulisan ente doang yg gw rasa plg enak dibaca....
Thanks berita KOIL ini, I fuckin Love them!
2 Dunia yg saling berseberangan (gelap n terang), tapi bisa dikemas apik dalam 1 wadah oleh KOIL Banksat :)
The Best Local Band that i like, Dalam Tangis dan tawa nih gw demen die, KOIL!
wah.
megaloblast nye makin idup yes!
http://ciptathewolf.multiply.com/
yo man, kakakakkaka
Walah aya si mursi jeung si dada...
sangat menyenagkan......
Post a Comment
<< Home