Oh Rileks.com, Kenapa Kau Menjiplak Tulisanku?
Agak telat memang saya mengetahuinya. Ini berita tentang launching duta Converse beberapa waktu lalu. Si penulis memang memotong beberapa paragraf dan mengubah judul serta lead, tapi selebihnya, sama. Saya sih tak keberatan tulisan saya dikutip, toh itu juga memberi efek positif terhadap pemberitaan si Converse dan tiga band yang jadi duta mereka, tapi ketika si penulis menulis persis beritanya dan mengatakan bahwa itu tulisan dia, rasanya seperti dicuri.
Padahal, kutip saja, tapi sebut sumbernya. Kalau si penulis menganggap bahwa yang saya tulis sudah ada di konferensi pers atau press release, itu salah, karena kutipan narasumber dari berita saya, hasil perbincangan saya dengan si orang Converse dan Elang Eby dari Polyester Embassy, tak ada di siaran persnya. Jadi, harusnya si jurnalis Rileks.com menulis sumbernya.
Yah kalau jurnalis Rileks.com membaca tulisan ini, saya cuma ingin memberi saran, lain kali, tolonglah tulis sumbernya. Saya pun pernah membuat tulisan berdasarkan tulisan orang lain, tapi saya masih menuliskan dari mana sumbernya. Atau, kalaupun mau menulis berita tapi malas mencari data, ubahlah sedikit kalimatnya, supaya tak terlihat sama.
Silakan Anda bandingkan dua tulisan di bawah ini.
Ini tulisan saya:
http://rollingstone.co.id/?m=rs&s=news&a=view&id=249 [dipublish tanggal 15 Agustus 2009]
Tiga Band dari Indonesia Terpilih Jadi Duta Converse
Teenage Death Star, Rock N Roll Mafia [RNRM], dan Polyester Embassy akan diikutsertakan dalam kompilasi band se-Asia Pasifik versi Converse.
Di musim gugur 2009 ini, Converse Asia Pasifik meluncurkan kampanye bertema musik dan lirik. Mereka mencari band-band indie di 11 negara yang cocok untuk mewakili karakter Converse. Seorang Music Director di Cina ditunjuk untuk menyeleksi ribuan CD album yang masuk dari seluruh Asia Pasifik. Dari Indonesia, ada kira-kira 200 album yang masuk ke pihak Converse Indonesia, yang kemudian dikirimkan ke Cina untuk dipelajari. Mereka mengirimkan album, profil, serta lirik lagu-lagu mereka.
"Tadinya, Indonesia cuma dapet jatah satu band. Sayang sekali kan, soalnya banyak band yang bagus di Indonesia. Akhirnya, Indonesia bisa mengirimkan tiga band," kata Mia Farahziska, Manager Advertising & Promotion, PT Mitra Adiperkasa TBK [perusahaan yang memegang lisensi Converse di Indonesia], dalam konferensi pers yang digelar Jumat, 14 Agustus 2009 di Rolling Stone Live Venue, Jalan Ampera Raya No 16, Jakarta Selatan.
Di sesi konferensi pers itu, Converse mengumumkan secara resmi tiga nama yang jadi duta mereka untuk mewakili Indonesia. Kebetulan, tiga-tiganya ada di satu label [FFWD Records dari Bandung]. Mia sempat kaget begitu mengetahui bahwa hasil pilihan Music Director dari Cina jatuh kepada tiga band dari satu label dan satu lingkaran pertemanan. Salah seorang dari musisi yang jadi duta, Ekky Darmawan, malah ada di dua band sekaligus [dia menjadi vokalis di RNRM, dan gitaris di Polyester Embassy].
"Sejauh ini, kerjasamanya menyenangkan. Mereka juga nggak mengharuskan kami pake produk Converse dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Awalnya sih begitu, tapi setelah diyakinkan sama Mia bahwa budaya clothing lokal kuat banget di Indonesia, akhirnya kami diijinin buat cuma wajib make sepatu aja kalo manggung. Sekarang, di Bandung, anak-anak pada pake Converse. Soalnya, kami ajak kru juga buat ngambil jatah sepatu kami," kata Elang Eka Permana, vokalis/gitaris Polyester Embassy, sambil tertawa. "Enaknya si Converse, dia ngebebasin kami, apakah sepatu itu mau dipake sama kami atau sama temen-temen kami."
Rencananya, pihak Converse akan merilis album kompilasi yang terdiri dari 27 band indie dari 11 negara. Converse memilih kampanya musik dan lirik ini bukan tanpa alasan kuat. Sejak tahun `70-an, imej sepatu itu sudah dekat dengan musik. Musisi seperti The Ramones hingga Kurt Cobain selalu terlihat memakai sepatu Converse.
"Kampanye musik dan lirik, merayakan salah satu penemuan inovatif masa kini dari pergerakan musik independen dari Korea hingga Australia. Converse member penghargaaan kepada mereka yang orisinal, seniman, musisi dan para penggemar masa kini, menghidupkan gairah akan merek ini dan kecintaan mereka pada musik. Kami terinspirasi oleh suara yang atang dari skena musik underground. Kampanye ini bentuk penghargaan kami kepada para penggemar juga senimannya," kata Geoff Cotrill, Chief Marketing Officer of Converse, seperti dikutip siaran persnya.
Selain sesi tanya jawab, di konferensi pers itu, tiga duta Converse tampil membawakan dua lagu, kecuali Teenage Death Star yang memainkan tiga lagu ketika tampil sebagai penutup. "Kalau Anda mau melihat evil, tontonlah Teenage Death Star," kata Mia sambil tertawa.
Bandingkan dengan tulisan dari Rileks.com [bahkan tanda kurung buka kurung tutupnya pun tak diganti]:
http://www.rileks.com/community/artikelmu/ceremonia/26745-3-band-indie-indonesia-masuk-kompilasi-converse.html [dipublish tanggal 18 Agustus 2009]
3 Band Indie Indonesia Masuk Kompilasi Converse
Dalam rangkaian Converse Celebrates Asia's Underground Indie Music Scene As Brand Launches Music + Lyrics Campaign For All 2009, Teenage Death Star, Rock N Roll Mafia [RNRM], dan Polyester Embassy akan diikutsertakan dalam kompilasi band se-Asia Pasifik versi Converse.
Di musim gugur 2009 ini, Converse Asia Pasifik meluncurkan kampanye bertema musik dan lirik.
Mereka mencari band-band indie di 11 negara yang cocok untuk mewakili karakter Converse. Dari Indonesia, ada kira-kira 200 album yang masuk ke pihak Converse Indonesia, yang kemudian dikirimkan ke Cina untuk dipelajari. Mereka mengirimkan album, profil, serta lirik lagu-lagu mereka.
Rencananya, pihak Converse akan merilis album kompilasi yang terdiri dari 27 band indie dari 11 negara. Converse memilih kampanya musik dan lirik ini bukan tanpa alasan kuat. Sejak tahun `70-an, imej sepatu itu sudah dekat dengan musik. Musisi seperti The Ramones hingga Kurt Cobain selalu terlihat memakai sepatu Converse.
"Tadinya, Indonesia cuma dapet jatah satu band. Sayang sekali kan, soalnya banyak band yang bagus di Indonesia. Akhirnya, Indonesia bisa mengirimkan tiga band," kata Mia Farahziska, Manager Advertising & Promotion, PT Mitra Adiperkasa TBK [perusahaan yang memegang lisensi Converse di Indonesia], dalam konferensi pers yang digelar Jumat, 14 Agustus 2009 di Rolling Stone Live Venue, Jalan Ampera Raya No 16, Jakarta Selatan.
Di sesi konferensi pers itu, Converse mengumumkan secara resmi tiga nama yang jadi duta mereka untuk mewakili Indonesia. Kebetulan, tiga-tiganya ada di satu label [FFWD Records dari Bandung]. Mia sempat kaget begitu mengetahui bahwa hasil pilihan Music Director dari Cina jatuh kepada tiga band dari satu label dan satu lingkaran pertemanan. Salah seorang dari musisi yang jadi duta, Ekky Darmawan, malah ada di dua band sekaligus [dia menjadi vokalis di RNRM, dan gitaris di Polyester Embassy].
"Sejauh ini, kerjasamanya menyenangkan. Mereka juga nggak mengharuskan kami pake produk Converse dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Awalnya sih begitu, tapi setelah diyakinkan sama Mia bahwa budaya clothing lokal kuat banget di Indonesia, akhirnya kami diijinin buat cuma wajib make sepatu aja kalo manggung. Sekarang, di Bandung, anak-anak pada pake Converse. Soalnya, kami ajak kru juga buat ngambil jatah sepatu kami," kata Elang Eka Permana, vokalis/gitaris Polyester Embassy, sambil tertawa. "Enaknya si Converse, dia ngebebasin kami, apakah sepatu itu mau dipake sama kami atau sama temen-temen kami."
Selain sesi tanya jawab, di konferensi pers itu, tiga duta Converse tampil membawakan dua lagu, kecuali Teenage Death Star yang memainkan tiga lagu ketika tampil sebagai penutup. (*/Ezz/foto:Ezz)
Padahal, kutip saja, tapi sebut sumbernya. Kalau si penulis menganggap bahwa yang saya tulis sudah ada di konferensi pers atau press release, itu salah, karena kutipan narasumber dari berita saya, hasil perbincangan saya dengan si orang Converse dan Elang Eby dari Polyester Embassy, tak ada di siaran persnya. Jadi, harusnya si jurnalis Rileks.com menulis sumbernya.
Yah kalau jurnalis Rileks.com membaca tulisan ini, saya cuma ingin memberi saran, lain kali, tolonglah tulis sumbernya. Saya pun pernah membuat tulisan berdasarkan tulisan orang lain, tapi saya masih menuliskan dari mana sumbernya. Atau, kalaupun mau menulis berita tapi malas mencari data, ubahlah sedikit kalimatnya, supaya tak terlihat sama.
Silakan Anda bandingkan dua tulisan di bawah ini.
Ini tulisan saya:
http://rollingstone.co.id/?m=rs&s=news&a=view&id=249 [dipublish tanggal 15 Agustus 2009]
Tiga Band dari Indonesia Terpilih Jadi Duta Converse
Teenage Death Star, Rock N Roll Mafia [RNRM], dan Polyester Embassy akan diikutsertakan dalam kompilasi band se-Asia Pasifik versi Converse.
Di musim gugur 2009 ini, Converse Asia Pasifik meluncurkan kampanye bertema musik dan lirik. Mereka mencari band-band indie di 11 negara yang cocok untuk mewakili karakter Converse. Seorang Music Director di Cina ditunjuk untuk menyeleksi ribuan CD album yang masuk dari seluruh Asia Pasifik. Dari Indonesia, ada kira-kira 200 album yang masuk ke pihak Converse Indonesia, yang kemudian dikirimkan ke Cina untuk dipelajari. Mereka mengirimkan album, profil, serta lirik lagu-lagu mereka.
"Tadinya, Indonesia cuma dapet jatah satu band. Sayang sekali kan, soalnya banyak band yang bagus di Indonesia. Akhirnya, Indonesia bisa mengirimkan tiga band," kata Mia Farahziska, Manager Advertising & Promotion, PT Mitra Adiperkasa TBK [perusahaan yang memegang lisensi Converse di Indonesia], dalam konferensi pers yang digelar Jumat, 14 Agustus 2009 di Rolling Stone Live Venue, Jalan Ampera Raya No 16, Jakarta Selatan.
Di sesi konferensi pers itu, Converse mengumumkan secara resmi tiga nama yang jadi duta mereka untuk mewakili Indonesia. Kebetulan, tiga-tiganya ada di satu label [FFWD Records dari Bandung]. Mia sempat kaget begitu mengetahui bahwa hasil pilihan Music Director dari Cina jatuh kepada tiga band dari satu label dan satu lingkaran pertemanan. Salah seorang dari musisi yang jadi duta, Ekky Darmawan, malah ada di dua band sekaligus [dia menjadi vokalis di RNRM, dan gitaris di Polyester Embassy].
"Sejauh ini, kerjasamanya menyenangkan. Mereka juga nggak mengharuskan kami pake produk Converse dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Awalnya sih begitu, tapi setelah diyakinkan sama Mia bahwa budaya clothing lokal kuat banget di Indonesia, akhirnya kami diijinin buat cuma wajib make sepatu aja kalo manggung. Sekarang, di Bandung, anak-anak pada pake Converse. Soalnya, kami ajak kru juga buat ngambil jatah sepatu kami," kata Elang Eka Permana, vokalis/gitaris Polyester Embassy, sambil tertawa. "Enaknya si Converse, dia ngebebasin kami, apakah sepatu itu mau dipake sama kami atau sama temen-temen kami."
Rencananya, pihak Converse akan merilis album kompilasi yang terdiri dari 27 band indie dari 11 negara. Converse memilih kampanya musik dan lirik ini bukan tanpa alasan kuat. Sejak tahun `70-an, imej sepatu itu sudah dekat dengan musik. Musisi seperti The Ramones hingga Kurt Cobain selalu terlihat memakai sepatu Converse.
"Kampanye musik dan lirik, merayakan salah satu penemuan inovatif masa kini dari pergerakan musik independen dari Korea hingga Australia. Converse member penghargaaan kepada mereka yang orisinal, seniman, musisi dan para penggemar masa kini, menghidupkan gairah akan merek ini dan kecintaan mereka pada musik. Kami terinspirasi oleh suara yang atang dari skena musik underground. Kampanye ini bentuk penghargaan kami kepada para penggemar juga senimannya," kata Geoff Cotrill, Chief Marketing Officer of Converse, seperti dikutip siaran persnya.
Selain sesi tanya jawab, di konferensi pers itu, tiga duta Converse tampil membawakan dua lagu, kecuali Teenage Death Star yang memainkan tiga lagu ketika tampil sebagai penutup. "Kalau Anda mau melihat evil, tontonlah Teenage Death Star," kata Mia sambil tertawa.
Bandingkan dengan tulisan dari Rileks.com [bahkan tanda kurung buka kurung tutupnya pun tak diganti]:
http://www.rileks.com/community/artikelmu/ceremonia/26745-3-band-indie-indonesia-masuk-kompilasi-converse.html [dipublish tanggal 18 Agustus 2009]
3 Band Indie Indonesia Masuk Kompilasi Converse
Dalam rangkaian Converse Celebrates Asia's Underground Indie Music Scene As Brand Launches Music + Lyrics Campaign For All 2009, Teenage Death Star, Rock N Roll Mafia [RNRM], dan Polyester Embassy akan diikutsertakan dalam kompilasi band se-Asia Pasifik versi Converse.
Di musim gugur 2009 ini, Converse Asia Pasifik meluncurkan kampanye bertema musik dan lirik.
Mereka mencari band-band indie di 11 negara yang cocok untuk mewakili karakter Converse. Dari Indonesia, ada kira-kira 200 album yang masuk ke pihak Converse Indonesia, yang kemudian dikirimkan ke Cina untuk dipelajari. Mereka mengirimkan album, profil, serta lirik lagu-lagu mereka.
Rencananya, pihak Converse akan merilis album kompilasi yang terdiri dari 27 band indie dari 11 negara. Converse memilih kampanya musik dan lirik ini bukan tanpa alasan kuat. Sejak tahun `70-an, imej sepatu itu sudah dekat dengan musik. Musisi seperti The Ramones hingga Kurt Cobain selalu terlihat memakai sepatu Converse.
"Tadinya, Indonesia cuma dapet jatah satu band. Sayang sekali kan, soalnya banyak band yang bagus di Indonesia. Akhirnya, Indonesia bisa mengirimkan tiga band," kata Mia Farahziska, Manager Advertising & Promotion, PT Mitra Adiperkasa TBK [perusahaan yang memegang lisensi Converse di Indonesia], dalam konferensi pers yang digelar Jumat, 14 Agustus 2009 di Rolling Stone Live Venue, Jalan Ampera Raya No 16, Jakarta Selatan.
Di sesi konferensi pers itu, Converse mengumumkan secara resmi tiga nama yang jadi duta mereka untuk mewakili Indonesia. Kebetulan, tiga-tiganya ada di satu label [FFWD Records dari Bandung]. Mia sempat kaget begitu mengetahui bahwa hasil pilihan Music Director dari Cina jatuh kepada tiga band dari satu label dan satu lingkaran pertemanan. Salah seorang dari musisi yang jadi duta, Ekky Darmawan, malah ada di dua band sekaligus [dia menjadi vokalis di RNRM, dan gitaris di Polyester Embassy].
"Sejauh ini, kerjasamanya menyenangkan. Mereka juga nggak mengharuskan kami pake produk Converse dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Awalnya sih begitu, tapi setelah diyakinkan sama Mia bahwa budaya clothing lokal kuat banget di Indonesia, akhirnya kami diijinin buat cuma wajib make sepatu aja kalo manggung. Sekarang, di Bandung, anak-anak pada pake Converse. Soalnya, kami ajak kru juga buat ngambil jatah sepatu kami," kata Elang Eka Permana, vokalis/gitaris Polyester Embassy, sambil tertawa. "Enaknya si Converse, dia ngebebasin kami, apakah sepatu itu mau dipake sama kami atau sama temen-temen kami."
Selain sesi tanya jawab, di konferensi pers itu, tiga duta Converse tampil membawakan dua lagu, kecuali Teenage Death Star yang memainkan tiga lagu ketika tampil sebagai penutup. (*/Ezz/foto:Ezz)
43 Comments:
ini mah sama!!
rampok!
hahaha. parah. sama persis.
Kirim ke Pemrednya saja, minta supaya diperhatikan
nggak punya kontaknya mas. biar diperhatikan publik aja dulu. hehe. siapa tau nyampe ke pemrednya dia.
kalo begini, pihak majalah elo juga berhak menuntut gak, leh? ini kan semacam pembajakan artikel, sudah dimuat di mesia resmi masing2. kalo sekedar pencatutan dr blog sih mungkin sulit diseriusin. tapi kl publish dibawah media semestinya lebih besar kekuatan hukumnya.
kayaknya sih bisa aja, tapi sayangnya anz, persoalan jiplak-jiplak gini, udah banyak dilakukan jurnalis indonesia. sad but true.
kalau semua media mempersoalkan tulisan kecil yang dijiplak [istilah yang sering digunakan sih, cloning], bakal banyak terjadi saling tuntut. hehe.
mungkin selama ini jiplak menjiplak a.k.a plagiarisme terus ada karena blm ada yg "kena" batunya. mungkin karena nggak ketahuan atau- kalopun ketahuan, nggak dituntut. plagiarisme jadi biasa aja. padahal, kalo untuk tulisan yang sifatnya dipublikasi, plagiarisme haram hukumnya... bikin orang-orang tambah bodoh.
menurut gw, lo kirim surat aja leh. k blm ada link nya email aja dulu. let them know it's a serious thing.
diantara mahasiswa2 gue, setidaknya 3 dari 20 orang itu plagiat bikin papernya. itu juga yg ketahuan ama gw. gimana yg nggak ketauan coba? biasanya, sekali ketauan plagiat di kelas gw, dia langsung gw kasi 0 untuk tugas itu. 2 kali ketauan plagiat, dia failed. mao protes ato nangis kaya apaan juga, no mercy deh, hehehe..
what he said Leh! kirim surat ke Rileks.com, pake kop Rolling Stone, dan diketahui direktur/tris. serious matter.
solehh lo reporter?? hehe gue juga reporter.. ketemu dong ah kalo liputan :)
walaahhh ndak malu...
blogger yang berjiwa nda mutu
mungkin jurnalis rileks.com orang malaysia..
actually, I'm a she... :'-(
parah!
dangkal amat ntu jurnalis rileks.com
itu kayanya udh dikejar deadline jd males bkin tulisan baru. copy paste-ing is much easier that create a new piece from zero!
congratulation! your writing is worth copying! *lol
itu kayanya udh dikejar deadline jd males bkin tulisan baru. copy paste-ing is much easier than creating a new piece from zero!
congratulation! your writing is worth copying! *lol
aduh maap! :D :p
what she said Leh! kirim surat ke Rileks.com, pake kop Rolling Stone, dan diketahui direktur/tris. serious matter.
there you go. :)
jangan didiemin leh, ini mah harus. maling tuh. >:|
beginilah kalau datang liputan namun kaki langsung menuju meja konsumsi hehehe....
Hihi bener tuh. Makanya geura ya..
hwaaaaa sama pisan ini mah leh...eta padahal perbincangan sambil minum beer nya...hwehwehe...lucu..;p
sing sabar mas.... :D
secret admirer jigana mah brad.. :)
tah eta, matakna. mun diomongkeuna pas konferensi pers mah, teu nanaon lah dikutip oge.
keparaaat! parah amat si .. eh gue uda kasi komen di webnya tuh semoga aja orang rileksnya pada ngeh ...
hahaha. iya dhen, barusan liat. udah ada lima orang yang ninggalin komen senada.
mungkin dia terjangkit virus malingsia Kang !
kalau kata saykoji 'you copy my style'.. ;)
skrg baru ditambahin creditnya (rollingstone/Ezz/foto:Ezz) hahahahaaaa....... kena deh!! :p
saya sudah membaca blog ini juga sebelumnya, jadi atas nama ezza (si penulis d rileks.com) meminta maaf atas kejadian 'penjiplakan' tulisan yang d buat oleh soleh solihun.
Sebelum, saya juga telah berbicara langsung dengan pemilik tulisan ini yaitu soleh solihun dan telah menggantinya dengan sumber yang jelas (rollingstone.co.id)
Jadi, sekali lagi saya ucapkan rasa minta maaf saya terhadap soleh solihun dan semua orang yang telah membahasnya dalam blog ini.
ezza.f (rileks.com)
wow,, diposting kemarin hari ini udah nyampe ke rileks-nya.. :D
bulan puasa bulan penuh maaf katanya 'leh ;p
iya, kawan-kawan. tadi ezza [jurnalis rileks.com] udah nelepon gua. dia minta maaf atas perbuatannya.
gua menghargai perbuatannya. dan tentu saja gua maafkan. hehe. dengan begitu, gua anggap persoalan ini sudah selesai ya kawan-kawan.
setidaknya, ada itikad baik dari penulis buat nelepon langsung [saya pernah punya kasus mirip, tapi si pencatut tulisan gak mau minta maaf, cuma nelepon dan ngeles2 aja. jadi, si ezza lebih berbesar hati untuk mengakui kesalahannya].
tapi, gua gak akan ngehapus posting-an ini. siapa tau di masa yang akan datang ada kasus serupa dialami oleh media massa lain, mereka bisa menjadikan ini sebagai model percontohan penyelesaian perselisihan.
semoga semua orang bisa mengambil hikmahnya. hehehe. anggap aja ini hikmah ramadhan. :p
*sok bijak.
wah...panjang juga ya tulisannya...jatah di majalah saya mah cuma seperempat halaman (udah sama foto2 tuh) hehehehe....
sebenernya kalo mau iseng nge-search satu-satu, pasti banyak kok tulisan kita di media online yang di-repost di website lain tanpa nyebutin credit. mostly website-website yg nggak terlalu establish sih ya..
tapi gaktau deh, saya mah cenderung cuek. maksudnya, ya udah lah keun weh. (tapi emg dasarnya saya sabodo teuing sama semua hal sih. :p)
beda-beda sih ya tiap orang, tapi saya mah baru emosi kalo tulisan itu dijiplaknya di media online yang terkenal dan terpercaya (kompas.com atau tempointeraktif misalnya. but it's most likely), atau di media cetak, atau kalo tulisan itu ternyata menang penghargaan 10 juta tapi bukan saya yg dapet. wekekekekekk.
dasar aries matre!
semoga tidak terulang lagi
yah, ga seru lo, leh. kan bisa nuntut...ntar dapet duit buat upgrade kamera ke 7D;p
bantu up aje deh biar dibaca lagi :D
Penulis Handalnya Udah CABUT 'Leh....xixixixixixi
biar pada baca lagi...kapan nulis blog baru leh?
hehehehe. iya nih, mas. belum ada mood. :p
wahh.. sayah baru baca.. ternyata inih mungkin efek dari malas menulis waktu lagi belajar kang soleh..
dan mungkin sewaktu lagi belajar.. gak dilatih mengenai etika dan sangsi dari plagiasi..
untungnya. di kampus kami saat ini.. di kampus anda saat dulu.. hehe.. Mr. Sahala dan para tim.. selalu melakukan pengawasan dan sangsi yang ketat dalam hal ini..
jadi berlatih menulis sendiri dan berlatih takut akan sangsi dan nurut sama etika..
wah,harus banyak belajar nih sama kang soleh. bravo!
Post a Comment
<< Home