Friday, October 17, 2008

Mieke Asmara adalah Aida Nurmala adalah Pemain Gara-Gara Bola!

Oke, ini saatnya saya mengklarifikasi soal wawancara saya dengan Mieke Asmara beberapa waktu lalu.

Ketika wawancara itu saya posting, banyak yang bertanya apakah Mieke Asmara benar-benar ada? Apakah wawancara itu direkayasa? Beberapa teman malah menanyakan bagaimana rasanya ketika berhadapan langsung dengan Mieke Asmara si penyanyi “Merem Melek.”

Wawancara itu tak direkayasa, namun juga tak sepenuhnya nyata. Tak direkayasa karena jika kita bicara syarat syah nya wawancara, di mana ada narasumber, ada pewawancara dan ada proses tanya jawab, maka wawancara saya itu memang nyata. Mieke Asmara itu memang ada. Hanya, dia adalah salah satu karakter dalam film Gara-Gara Bola! Ini menjadikan wawancara itu tak sepenuhnya nyata. Tapi, saya tak merekayasa jawaban. Saya melemparkan pertanyaan, narasumber [yang berperan jadi Mieke Asmara] yang menjawabnya.

Nah, buat kamu yang kemarin sempat mengira saya orang yang humoris karena membaca tulisan itu lucu dan jawabannya gebleg, maka saya harus meminta maaf. Karena pertanyaan memang dari saya, tapi jawaban itu datang dari dua tandem penulis skenario/sutradara Khalid Kashogi dan Agasyah Karim atau, lebih singkatnya Karim/Kashogi.

Dan buat kamu yang bertanya-tanya suara siapa yang menyanyikan lagu “Merem Melek”, maka jawabannya adalah Kartika Jahja alias Tika, penyanyi multi bakat yang namanya sudah tak asing lagi di scene musik independen yang menurut saya bisa dibilang diva indie. Hahaha. Tapi, di film, Aida Nurmala sendiri yang menyanyikan lagu itu. Makanya, terdengar agak fals.

Film Gara-Gara Bola! bercerita tentang dua sahabat penggemar sepak bola: Heru [Herjunot Ali] dan Ahmad [Winky Wiryawan]. Heru, penggemar bola yang juga senang bermain bola dan punya pacar cantik bernama Laura [Laura Basuki]. Sedangkan Ahmad, adalah penggemar bola yang hanya menyukai olahraga itu jika ada taruhannya. Karena ulah Ahmad, mereka berhutang dua puluh juta rupiah, dan dikejar-kejar oleh dua penagih hutang: Gompar [Indra Herlambang] dan seorang lagi yang saya tak tahu namanya. Cerita film ini sepertinya agak rumit jika dituliskan dengan kata-kata. Banyak karakter yang saling bersingggungan di cerita filmnya. Itu saja intinya. Kalau saya ceritakan lagi, takut malah jadi spoiler.

Memang, jika ditulis begini tak terasa humornya. Begitupun ketika medio 2004 Agasyah Karim menceritakan sinopsisnya pada saya. Tak terbayang di mana letak humornya. Dan seperti yang rumit. Padahal, ketika kemarin saya menonton filmnya, bahasa gambarnya [dengan beberapa sentuhan animasi] ternyata tak serumit yang dibayangkan. Alur cerita bisa mengalir dengan nyaman. Dan banyaknya karakter yang saling bersinggungan ternyata tak membuat kening berkerut.

Malah, dialog-dialognya bisa membuat tertawa, walaupun bukan tipe tertawa hingga perut sakit. Tapi, ada letupan-letupan lelucon yang tak disangka-sangka datangnya. Plus, cara film itu menerangkan sistem apa saja yang biasa dipakai dalam taruhan bola, benar-benar efektif. Hanya dalam beberapa menit, saya yang awam taruhan bola, jadi bisa mengerti apa sebenarnya voor, dan apa itu lek-lekan. Yang juga mendukung cerita adalah musik yang ditata dengan baik oleh Aghi Narottama dan Bemby Gusti, di antara beberapa lagu dari Efek Rumah Kaca, Teenage Death Star, Naif, C 'mon Lennon, Davkillz alias David Tarigan.


Tak ada satu bintang pun yang dominan di sini. Meskipun jangkar cerita ini adalah Heru dan Ahmad, sebagian besar pemain bisa mencuri perhatian. Kadang, kita melihat film yang sebenarnya hanya bagus karena satu atau dua tokoh saja. Tapi, di sini, semua bisa memainkan perannya dengan maksimal. Indra Herlambang yang kemayu, di sini bisa menjadi jantan. Tarzan bisa menjadi serius, walaupun mukanya masih menggemaskan. Winky yang biasa terlihat serius di beberapa filmnya, bisa terlihat goblok. Dan Junot ternyata lebih terlihat bagus chemistry-nya dibandingkan ketika dia berpartner dengan Vino Bastian. Aida Nurmala yang tipikal sosialita bisa menjadi penyanyi dangdut kampungan dengan logat bicara yang sangat mendukung. Serta tentu saja para pemain banci di film ini. Biar mendapat dialog sedikit, mereka bisa memanfaatkan dengan baik momen yang singkat itu. Film ini berakhir bahagia, sesuai dengan nama production house mereka, Happy Ending Pictures.
 
“Film ini bukan untuk ditelaah, tapi untuk dinikmati,” kata Agasyah Karim.

Karim dan Kashogi hanya tersenyum ketika mendengar pertanyaan dari wartawan kepada Junot soal pesan moral film ini, di Blitz Grand Indonesia, Kamis [16/10] kemarin.

“Pesan moralnya, berjudi itu jangan pake emosi,” kata Khalid Kashogi sambil tertawa.

Ide awal film ini sebenarnya adalah film drama dengan cerita yang gelap. Soal anak yang dikecewakan ayahnya, lantas ingin merampok perusahaan si ayah. Tapi, belakangan mereka malah mengubah ide ceritanya karena tak ingin membuat film yang membuat kening berkerut. Akhirnya, tema komedi dipilih.

Entah sudah berapa production house yang menolak naskah komedi mereka. Dari produser India hingga produser lokal, semua menolak. Menurut Aga, mungkin karena mereka tak bisa menyampaikannya dengan baik. Seperti juga saya yang tak menangkap unsur humornya waktu Aga menceritakannya.

“Di mana letak humornya?” kata satu produser.

“Wah, kayaknya nanti dulu deh. Kami belum sanggup bikinnya,” kata produser lain.

Hingga kira-kira setahun setelah naskah itu rampung dan ditawarkan ke banyak produser, Nia Dinata mengatakan tertarik kepada naskah itu.

Khalid Kashogi alias Ogi, adalah adik kandung Nia Dinata. Tapi, sejak awal dia tak ingin naskahnya diproduksi oleh production house kakaknya. Tak ingin ini terlihat seperti karya yang bisa diproduksi karena ada unsur kekeluargaan, mungkin begitu pikirnya. Ogi tak pernah sekalipun menyodorkan naskah ini kepada Nia untuk dibacanya. Nia membaca naskah itu tanpa sengaja ketika salah satu copy-an nya tertinggal di rumahnya.

“Gue produksi ya, tapi dengan satu syarat. Harus direvisi,” katanya.

Dan naskah itu direvisi hingga 14 kali. Waktu awal bercerita soal film itu, Aga mengatakan sebenarnya sosok Ahmad akan diperankan oleh Ronaldisko [mungkin karena Sunda]. Tapi, belakangan pihak production house punya pertimbangan lain. Dan sepertinya tak salah juga keputusan produser, karena Winky bisa memainkan perannya dengan baik. Keputusan yang tak salah juga adalah ketika memilih Laura Basuki sebagai pemain. Dan Nia juga akhirnya meminta mereka menyutradari naskah mereka, karena dianggap paling tahu soal cerita itu.

“Teteh punya feeling yang bagus soal pemain. Laura Basuki itu Teteh yang nyuruh supaya kami masang dia. Awalnya gue pengen pemain yang memang terlihat bitchy, menggoda. Tapi, setelah dipikir-pikir, sosok yang kayak gitu yang cocok. Kelihatannya polos, tapi bisa menggoda juga,” kata Aga.

Dan ya, kamu harus melihat langsung Laura Basuki. Bukan tipikal bom seks dengan bagian tubuh yang menonjol di mana-mana. Tapi, dia bisa terlihat sangat menggoda. Hehe. Nasib seperti Sandra Dewi yang tiba-tiba melesat karena film Quickie Express kemungkinan besar bisa juga menimpa Laura Basuki.


***

Saya mengenal Agasyah Karim sejak tahun 1997. Kami sama-sama kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Aga adalah lulusan SMA Pangudi Luhur. Sejak dulu, saya selalu mengenal Aga sebagai sosok gilafilm. Jauh sebelum saya kenal seorang Salman Aristo yang mengaku gilafilm, sosok gilafilm di benak saya adalah Agasyah Karim.

Di semester pertama, saya kaget melihat buku catatan Aga yang space kosong di atasnya selalu ditulisi judul-judul film. Lengkap dengan credit title-nya. Sutradaranya siapa, penulis skenarionya siapa, bintangnya siapa, penata musiknya siapa, dan detil-detil lain yang akan membuat sosok Aga terlihat sedikit gila di mata saya. Saya tak tahu bagaimana dia bisa mengingat credit title itu dengan baik. Entah karena dia memang punya ingatan yang kuat. Dan sampai sekarang, saya belum tahu dari mana asalnya detil-detil itu bisa tertulis dengan lengkap.

Dari dulu, keinginan Aga untuk membuat film sering dilontarkan dalam pembicaraan. Bahkan, saya pernah melihat skenario yang dibuatnya ketika liburan. Saya tak tertarik untuk membacanya, karena kertasnya saja terlihat tebal. Dari dulu saya malas membaca. Hehe.

Saya menyaksikan pengalaman pertama Agasyah Karim sebagai penulis skenario/sutradara adalah ketika menggarap talk show untuk praktikum pertelevisian di kampus, medio ‘98. Talk show yang diberi judul “Zol Zho-lech Show” itu, dibawakan oleh saya. Talk show soal kehidupan mahasiswa Jomblo. Topik yang menarik untuk sebagian mahasiswa [makanya, saya tak heran ketika Aditya Mulya menulis novel Jomblo dengan latar belakang kehidupan kampus].

Di era ini pula, saya mengenal Aga sebagai sosok pecinta bola yang senang memainkan Championship Manager tapi tak suka dan tak bisa bermain bola. Pernah, satu kali kami ada di tim sepakbola plastik yang sama. Dan dia memang tak pantas ada di lapangan bermain bola. Percayalah. 

Di benak saya, Aga identik juga dengan Brit Pop. Jaman terjadinya British Invasion, lagu-lagu Brit Pop salah satu playlist yang sering diputar. Makanya, tak mengherankan ketika melihat Ahmad memakai kaos Oasis. Aga adalah salah satu orang dengan  selera musik baik dan pengetahuan musik yang luas. Untuk tahu lebih banyak soal kualitas tulisan Agasyah Karim, kamu bisa kunjungi di manusiakardus.multiply.com.

Aga juga punya banyak pengalaman yang sangat membekas yang berkaitan dengan suku Batak. Mulai dari nama-nama yang aneh [Gompar Naibaho, hingga Tobok] dan persentuhannya dengan Lapo [“Tapi jangan diceritain semuanya Leh,” kata Aga]. Makanya, di film, debt collectornya digambarkan sebagai orang Batak. Padahal, sepertinya debt collector identik dengan orang Ambon. Saya rasa, ini sebagai tribute dia kepada suku Batak yang telah mengisi hari-harinya. Haha.

Ogi, adalah sepupu Aga. Saya mengenal Ogi medio 2004 ketika bermain ke rumah Aga. Sekilas, secara fisik mereka punya kemiripan. Walaupun badan Ogi lebih besar dibandingkan badan Aga. Dua orang ini sepakat untuk selalu sepaket.

“Kayak ganja dan papir ya Ga,” kata saya.

“Hahaha. Nggak lah, kalau nggak ada papir kan masih bisa pake bong,” kata Aga.

“Kalau gitu, kayak Mick dan Keith aja lah. Kalau kayak John dan Paul, kan pada akhirnya mereka pisah.”

“Hahaha. Bener juga. Mick tanpa Keith karyanya nggak terlalu bagus ya.”

Gara-gara film Gara-Gara Bola! Aga - Ogi masuk industri film. Gara-gara film Gara-Gara Bola! multiply saya mencapai hit terbanyak sejauh ini [dengan 190 komentar dan 500 orang pembaca  tercatat untuk satu posting]. Gara-gara film Gara-Gara Bola! Aga yang sekarang berprofesi sebagai copy writer [salah satu karyanya adalah iklan Holcim] berpikir ingin serius di film atau menjadi jurnalis dengan sampingan penulis skenario.

Dan gara-gara film Gara-Gara Bola! tulisan ini dibuat.

40 Comments:

Anonymous andЯie Ruliansyah said...

aga yang bikin?? bangga sekali saya... emang hebat senior saya yang kadang sensi itu.. hehehe..

October 17, 2008 11:34 AM  
Anonymous yoshi f said...

ckckckckc.. awal yang membingungkan dan menggugah rasa ingin tahu.

October 17, 2008 11:37 AM  
Anonymous dewidisini none said...

waw..

October 17, 2008 11:42 AM  
Anonymous lisya Syah said...

ini baru asik, teman mereview twman, tapi tetep terdengar objektif kok leh. Terus maju ya temen-temen FIKOM. Muah!

October 17, 2008 11:43 AM  
Anonymous tya scrumdiddlyumptious said...

lha kalo yang video di youtube itu leh?

October 17, 2008 11:44 AM  
Anonymous Agam Fatchurrochman said...

Makanya ini penyanyi dangdut dengan wajah sosialite....

October 17, 2008 11:50 AM  
Anonymous arien ! said...

ooooh gituh, leh.. bisa'an nulisnya, keren...
hebat uy aga! moga makin sukses yaaaaa.. =)

October 17, 2008 11:51 AM  
Anonymous Dian 'dee' Andriani said...

pengen liat...

October 17, 2008 11:55 AM  
Anonymous hagi hagoromo said...

FIKOM SATU!!!

October 17, 2008 12:05 PM  
Anonymous yupitri oktalika said...

pantes mirip.. bagus propagandanya :p

October 17, 2008 12:17 PM  
Anonymous Citra Lukita said...

hahaha.. zol-zholech show! =))

October 17, 2008 12:25 PM  
Anonymous soleh solihun said...

itu video klipnya mieke asmara. kalau lu udah nontonnya baru ngerti deh. hehehe. :p

October 17, 2008 12:36 PM  
Anonymous Asri Arsiati said...

ooohhh... gapapa leh, thread wawancara itu jg y membawa gw ketemu soleh disini.. ;)

October 17, 2008 12:39 PM  
Anonymous Pugar Restu Julian said...

gara2x soleh...gue jadi pengin nonton..=)

October 17, 2008 12:56 PM  
Anonymous nicky olivia said...

saya emang penasaran bgt ma film satu ini..selain penasaran sama sang adik dari sutradara dan produser handal, isu kalangan menengah kebawah seperti dangdut, rentenir dan olah raga sejuta umat, sepak bola,selalu menarik untuk diikuti.. :)

October 17, 2008 1:05 PM  
Anonymous marina tasya said...

jd pengen nontoon hehehe..

October 17, 2008 1:06 PM  
Anonymous sazkia r. gaziscania said...

kalo suara di video klipnya suara siapa leh??

October 17, 2008 1:08 PM  
Anonymous rieska wulandari said...

Bravo Aga, Bravo Soleh!

October 17, 2008 1:15 PM  
Anonymous soleh solihun said...

yang nyanyi di video klip mike asmara yang di you tube itu, tika.

October 17, 2008 1:53 PM  
Anonymous Arif Zaidan said...

"Batak, Kau ?!!"
"Bukan..."
"Kristen?"
"....."

Nu eta nu teu meunang didongengkeun teh, nya Leh? :P

October 17, 2008 2:18 PM  
Anonymous soleh solihun said...

ari maneh. hahaha. urang teu tanggungjawab ah ari soal eta mah.

October 17, 2008 2:22 PM  
Anonymous Karlina Octaviany said...

Ya ampun Tika handal haha..brarti kamu ga mirip kang jufri,tp tetep didi budiardjo haha

October 17, 2008 2:25 PM  
Anonymous venie venie said...

ohh yang nyanyi tuh aslinya Tika? yasalaaamm...hahahaha...tapi filmnya bagus ya bang, meskipun si aming agak maksa disitu. tapi keceh sih semuanya. hidup mieke asmara!!

October 17, 2008 3:13 PM  
Anonymous soleh solihun said...

hidup dangdut hip hop lah. hahaha.

October 17, 2008 3:17 PM  
Anonymous dewi deme said...

soleh lumayan nge-boost film ini, at least kepada teman-teman pengguna multiply. hihihi. yah mungkin setidaknya soleh dapet tiket nonton gratisan sejumlah sekian-sekian, ya? heheheuueue ;p seneng deh, selamat buat alumni-alumni fikom unpad yang berjaya! (apeuu?) Fikom 1!! hehehe

October 17, 2008 4:57 PM  
Anonymous An . said...

jadi kepikir, hoax ini bakal diterusin gak leh? membuat mieke asmara jadi artis beneran. yah, kayak band Spinal Tap gitulah, aslinya cuman karangan buat film tahun 1984 tapi tetep nongol di red carpet acara2 televisi tahun 2000-an. cuman yg ini jadi agak Mili Vanilli karena yg nyanyi bukan Aida. :D

October 17, 2008 5:07 PM  
Anonymous nona cito said...

waktu dulu pernah denger tika nyanyi lagunya titi kamal yang jablai. sumpeeeh, susu tumpeeeeh, suaranya bagus dan lagunya jadi ikutan bagus. =)

October 17, 2008 8:01 PM  
Anonymous riesty yusniLaningsih said...

haLah
secara g Langsung si oLeh t promosi peLem si GGB atuh pas ngpost interpiu brg mieke tea t...

October 17, 2008 8:40 PM  
Anonymous ric ky said...

pose #2 pas lagi nelpon seru juga...oya, rekaman panggung gompar naibaho sapa yang megang ya?!?!

October 17, 2008 10:18 PM  
Anonymous endah asih said...

sial, gw batal dateng ke acara meet n greet nya besok di pvj, syiiitt..

October 17, 2008 10:37 PM  
Anonymous alezsandra yohana said...

laura basuki,
model ntu...

October 17, 2008 11:39 PM  
Anonymous soleh solihun said...

deme: wah me, semua postingan di multiply gua adalah postingan nirlaba dan dilakukan atas dorongan hati, bukan dorongan investor manapun. hehehe.

anz: hahaha. gua gak yakin aida nurmala mau terus-terusan jadi mieke asmara deh. nanti malah mempersempit tawaran main film kayaknya.

ricky: pose laura di situ bukan cuma oke ky, tapi mantap banget.

October 20, 2008 10:11 AM  
Anonymous vq zaidan said...

gara4x bola, abah jadi ga malem mingguan sama ambu :P batal deh kita nonton gara2x bola...

October 20, 2008 10:24 AM  
Anonymous vq zaidan said...

btw, ttg mieke asmara... aah aku kecele! :(

October 20, 2008 10:25 AM  
Anonymous supri haryanto said...

emm gara2x bola kirain bs nonton rame2 ehh trnyata sendirian malam2 lg..awal nonton blm ngeh..ditengah2nya ad yg lucu..ada yg garing. ad yg bikin tersenyum simpul liat adegan dan ceritanya.yaa ujung2nya film ini untuk dinikmati tdk untuk dikritisi krn bkn sy bkn kritikus film..oh ya overall..saya salut deh buat aga..bisa buat film..that's the point:-) menghargai karya anak negeri..smoga semakin banyak yaa karya yg lain...bravo aga

October 20, 2008 2:02 PM  
Anonymous upie upie said...

fikom..fikom..fikooooommmm!!

October 20, 2008 3:02 PM  
Anonymous roby nugraha said...

soal mieke asmara, edan euy. campaign? ahahahaha. edan lah. fikom tea nya, ehehehe

October 20, 2008 5:13 PM  
Anonymous wienda indaya said...

keren filmnya, semalem nonton bersama kawan kawan..

October 24, 2008 6:08 PM  
Anonymous R.Dmaz Brodjonegoro said...

Laura Basuki...emmmm....WOW!!!

October 26, 2008 6:14 PM  
Anonymous tika as lowquacity underciter said...

hahahaha.... gue telat banget bacanya nih.
asli, gue udah lama kepikiran bikin oroyek dangdut animasi. semacam gorillas gitu tapi dangdut yang vulgar dan norak pol.
setelah ngerjain ini jadi gue pikir...."mmmh sepertinya memungkinkan"

December 28, 2008 1:15 PM  

Post a Comment

<< Home