Tuhan dan Saya
Seberapa sering kamu ingat Tuhan?
Tentunnya pertanyaan ini buat yang percaya pada Tuhan. Kembali ke pertanyaan tadi; saya sering. Tidak. Saya tidak sedang mengatakan saya orang yang relijius. Walaupun saya diberi nama yang cukup relijius oleh orangtua saya; Soleh Solihun. Yang kadang-kadang jadi beban untuk saya. Khawatir perilaku saya tidak cukup baik di mata orang lain.
Maaf jadi melantur. Kembali soal ingat Tuhan. Sepertinya Tuhan selalu Maha Pemurah dan Pengasih kepada saya. Sejak dari kecil, saya selalu diberi yang terbaik. Setidaknya itu yang saya pikir. Ini hitungannya masih duniawi memang. Sekolah selalu negeri. Ini tentu saja membuat orangtua senang. Di sekolah dan di kampus, saya punya teman cukup banyak. Secara sosial, posisi saya cukup baik. Bahagia lah.
Lantas, mendapat pekerjaan pun tidak sulit. Dan yang penting, saya menyukai pekerjaan yang saya geluti. Benda-benda duniawi yang saya inginkan, akhirnya bisa saya dapatkan juga. Walaupun belum semuanya. Terakhir, saya bertemu perempuan yang akhirnya jadi pacar dan menyayangi saya. Salah satu anugerah terindah yang pernah diberi Tuhan. Kebahagiaan psikologis melengkapi kebahagiaan yang selama ini telah saya dapatkan.
Tapi, ini yang kemudian kadang mengganggu saya.
Ternyata, saya tidak cukup berbuat baik. Masih banyak perintah Tuhan yang belum saya jalankan. Dan masih sering saya melanggar larangan Tuhan. Lebih gawatnya lagi, saya tahu banyak soal ajaran Tuhan. Well, tidak terlalu banyak mungkin. Tapi, lumayan lah. Kesadaran itu ada. Tapi untuk melaksanakannya belum.
Padahal saya tahu, banyak yang telah Tuhan berikan buat saya. Untuk urusan bersyukur atas nikmatnya, mungkin saya sudah cukup baik melakukannya. Tapi, itu semua baru tahap kesadaran saja. Belum pada perbuatan. Agak kurang adil juga, kalau akhirnya saya mengatakan ini karena pengaruh lingkungan. Tapi, mungkin akan berbeda juga keadaannya kalau saya tinggal di lingkungan pesantren. Di pedesaan mungkin. Hehe.
Seperti yang dulu pernah saya tulis. Rasanya iman saya mulai luntur. Gawatnya lagi. Saya sadar. Tapi, tidak juga berbuat sesuatu.
Help Me God.
8 Comments:
oh my Gawd, did you just had sex or something? :p
My well-prepared comment is:
'a rabbit could only be a rabbit among tigers'.
Jadi, Leh, what are you?
menarik,
kata ustad yg saya pernah denger, iman MANUSIA emang suka naek turun. lain halnya dengan MALAIKAT. "saya" yg di judul MANUSIA kan? :)
untungnya lagi kang soleh mengakhiri dengan Help Me GOD, bukan help me PEOPLE/MAN..
Masih sholat Le? Selama masih sholat, sepertinya lu bakal baik-baik sajaaaa...*nyanyikan seperti pingkan* Seperti kata komen di atas, toh iman manusia memang akan selalu naik turun... Good luck
"Hai orang beriman...Yang tidak beriman tidak hai," ucap seorang ustadz sableng.
ah acit juga anak pesantren dulu,,tapi tetep aja bangkar kelakuannya. hehehe.
anyway,bukan cuma kamu aja lagi yang ngerasa kalo iman kita udah luntur and we do nothing to make it better..lots of people do it. Acit juga. And the question is...when we will change?
lahaula we lah.. da amalan yang nilainya Tuhan. Bukan manusia. at all!
setidaknya kan kamu masih mendirikan sholat 5 waktu,, sholat kan tiang agama,, jadi sholatnya kamu insya Allah bisa jadi pondasi yang bagus untuk amal-amal kamu selanjutnya,,
p.s : untuk hawe
he's just one of the playboy's rabbit xp
Post a Comment
<< Home