Soleh Palsu
Namamu pernah dipakai orang?
Maksudnya, ada orang mengaku sebagai kamu. Bukan apa-apa. Saya baru saja mengalaminya. Seseorang mengirim SMS kepada Aris. Meminta nomor telepon Hagi. Dan orang sialan itu mengaku sebagai saya. Begini isinya:
Ris,iyeu soleh.menta nomorna si hagi deuh.HP urang ruksak,ilang semua nomor teh.Nuhun ah ris.Slm kanggo istri.Tos isi? Maen nu geulis nya ris.Hehe.Punten ngaganggu yeuh mlm2.Keur asik duaan nya?
From: +628176614739
Maksudnya, ada orang mengaku sebagai kamu. Bukan apa-apa. Saya baru saja mengalaminya. Seseorang mengirim SMS kepada Aris. Meminta nomor telepon Hagi. Dan orang sialan itu mengaku sebagai saya. Begini isinya:
Ris,iyeu soleh.menta nomorna si hagi deuh.HP urang ruksak,ilang semua nomor teh.Nuhun ah ris.Slm kanggo istri.Tos isi? Maen nu geulis nya ris.Hehe.Punten ngaganggu yeuh mlm2.Keur asik duaan nya?
From: +628176614739
Date: 13/05/2006 Time: 12:08:23 am
Kurang ajar sekali! Saya sebut ini sebagai fitnah kecil. Untung saja, si Aris kenal saya cukup baik. Dia tau, gaya bahasa saya tidak seperti itu. Coba perhatikan. Bahasa Sunda si pengirim itu sangat jelek. Siapapun yang sudah lama kenal saya, pasti tau saya tidak akan bicara atau menulis seperti itu.
Mungkin si pengirim kenal saya. Atau, setidaknya merasa kenal saya cukup baik. Makanya, dia berusaha terlihat seperti saya, lewat tulisan. Sialan! Baru seperti ini saja sudah kesal ya. Apalagi kalau tarafnya lebih merugikan.
Oya, akhirnya saya telepon nomor itu. Saya mengaku sebagai Aris. "Halo, Soleh?"
"Halo," kata suara di telepon itu. Perempuan ternyata.
" Ini Aris nih. Kemaren minta nomor Hagi ya? Halo?"
Perempuan itu terdiam. Setelah beberapa detik, telepon itu mati. Lantas, saya telepon lagi. Jawaban perempuan itu macam-macam. Pertama, dia bilang sedang di jalan. Suruh menghubungi setengah jam lagi. Dan telepon itu ditutup.
Saya telepon dia lagi. Kali ini, dia menjawab, "Solehnya sedang keluar." Ketika saya tanya, dengan siapa saya bicara, dia tidak menjawab. Dan menutup lagi teleponnya. Akhirnya, saya terus hubungi nomor itu. Dia tetap tidak menjawab. Hingga akhirnya, suara laki-laki yang menjawab. Saya tidak bisa mendengar apa yang dikatakan laki-laki itu. Yang lebih jelas, justru suara pedagang menawarkan Aqua. Sampai detik tulisan ini dibuat, telepon itu masih mati.
Dan saya masih kesal juga penasaran.
Kurang ajar sekali! Saya sebut ini sebagai fitnah kecil. Untung saja, si Aris kenal saya cukup baik. Dia tau, gaya bahasa saya tidak seperti itu. Coba perhatikan. Bahasa Sunda si pengirim itu sangat jelek. Siapapun yang sudah lama kenal saya, pasti tau saya tidak akan bicara atau menulis seperti itu.
Mungkin si pengirim kenal saya. Atau, setidaknya merasa kenal saya cukup baik. Makanya, dia berusaha terlihat seperti saya, lewat tulisan. Sialan! Baru seperti ini saja sudah kesal ya. Apalagi kalau tarafnya lebih merugikan.
Oya, akhirnya saya telepon nomor itu. Saya mengaku sebagai Aris. "Halo, Soleh?"
"Halo," kata suara di telepon itu. Perempuan ternyata.
" Ini Aris nih. Kemaren minta nomor Hagi ya? Halo?"
Perempuan itu terdiam. Setelah beberapa detik, telepon itu mati. Lantas, saya telepon lagi. Jawaban perempuan itu macam-macam. Pertama, dia bilang sedang di jalan. Suruh menghubungi setengah jam lagi. Dan telepon itu ditutup.
Saya telepon dia lagi. Kali ini, dia menjawab, "Solehnya sedang keluar." Ketika saya tanya, dengan siapa saya bicara, dia tidak menjawab. Dan menutup lagi teleponnya. Akhirnya, saya terus hubungi nomor itu. Dia tetap tidak menjawab. Hingga akhirnya, suara laki-laki yang menjawab. Saya tidak bisa mendengar apa yang dikatakan laki-laki itu. Yang lebih jelas, justru suara pedagang menawarkan Aqua. Sampai detik tulisan ini dibuat, telepon itu masih mati.
Dan saya masih kesal juga penasaran.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home