Sunday, December 02, 2007

Serigala Militia: Chapter Bandung




“Ricky tak bisa datang, pacarnya hamil di luar nikah.”

Itu alasan pertama yang Arian, Khemod dan Sammy katakan pada penyiar radio di Bandung, ketika Kamis [29/11] lalu mengadakan tur wawancara dalam rangka promo Serigala Militia Release Party.

Alasan kedua, Ricky dibilang sedang menghadiri wisuda anaknya, yang mahasiswa abadi. Alasan ketiga, Ricky menjadi salah satu tim pengacara Ahmad Albar. Alasan keempat, Ricky terkait kasus narkoba bersama Ahmad Albar.

Selain pertanyaan kenapa Ricky tak hadir, para penyiar radio juga menanyakan hal yang kurang lebih sama.

“Kenapa sih albumnya dikasih judul Serigala Militia?”

“Apa yang Seringai harapkan dari album ini?”

“Kenapa kami harus membeli album Serigala Militia?”

"Apa sebenarnya konsep dari launching besok malam?"

Maka, jawaban-jawaban berikut ini yang terlontar di radio-radio itu.

“Ini sebuah penghargaan untuk fans kami, yang kami sebut dengan Serigala.”

“Kami ingin mengembalikan rock ke kaidah yang sesungguhnya. Rock pernah mengalami masa jaya beberapa tahun lalu. Tapi sekarang, banyak band yang mengatakan musiknya rock, tapi di albumnya, hanya ada tiga lagu yang kenceng, selebihnya temponya slow. Rock, kok slow?”

“Ini alternative dari album-album yang sekarang beredar di masyarakat. Kami ingin memberi pilihan lain pada masyarakat. Dan sekarang, kami membuat lagu yang lebih crowd oriented.”

"Sebenernya konsepnya sih, hura hura huru hara. Kami ingin bersenang-senang."

***

Kami berangkat dari Cipete, jam lima pagi. Jemput Sammy di Menteng, lantas meluncur ke Bandung jam setengah enam pagi. Tiba di rumah Tanya—yang diberi tugas oleh EO, untuk mengawal Seringai wawancara radio, jam delapan pagi. Sarapan. Lalu, dimulailah tur radio.

Jam setengah sembilan kurang sedikit.
Ninety Niners Radio. Dulu 99,9 FM. Tapi, sejak ada penyesuaian gelombang radio di Bandung, jadi 100 FM. Ada di BRI Tower, depan alun-alun Bandung. Ini radio yang terkenal dengan banyak penyiar bancinya. Radio yang menyebut dirinya dengan Funky Funky Station. Dan menyebut DJ nya dengan Funky DJ. Tentu saja, nama programnya diawali dengan kata Funky. Bahkan, di luar pintu masuk, saya melihat banner kecil bertuliskan FBI: Funky apa lah itu B dan I nya saya lupa.

Seringai diwawancarai oleh dua penyiar; satu berlagak banci, satu sedikit normal. Walaupun sepertinya, dua penyiar itu, punya sedikit sekali info soal Seringai, mereka bisa membawakan acara dengan menarik. Tipikal penyiar banci memang selalu seperti itu. Mereka selalu menyenangkan membawakan acara. Plus, anak-anak Seringai memang senang sekali diwawancara.

Jam setengah sepuluh.

I Radio. 105,1 FM. Penyiarnya, tiga orang ‘pelawak’ yang menamakan dirinya Urban alias Urang Bandung. Mereka finalis Akademi Pelawak Indonesia angkatan kedua, yang digelar TPI. Dulu, siaran di Hard Rock FM Bandung. Suka berbicara bahasa Sunda. Makanya, ketika mereka dulu siaran di Hard Rock, imej HRFM yang kota, luntur oleh mereka. Mereka sepertinya lebih cocok di I Radio. Sammy banyak diam pada sesi ini. Mereka sering sekali berbicara dalam bahasa Sunda.

“Orang Jakarta, masih kalah sama orang Bandung kalau soal ukuran mah,” Elmi mencoba menceritakan lelucon.

“Sok, kalau kita lihat dari nama daerah aja. Jakarta mah, kan udah Pondok, Gede. Masih kalah sama orang Bandung, yang Leuwih Panjang!”

Beres dari I Radio, kami ke kantor Cerahati di Sukasenang. Di rumah yang sama dengan studio Reverse yang legendaris itu. Sebelum scene independen berkembang luas seperti sekarang, Reverse salah satu tempat yang memulai gerakan itu.

Khemod kangen dengan dua anjingnya. Boy dan saya lupa lagi namanya. Dua-duanya jantan. Konon, si jantan yang satu lagi, suka horny, dan menggesek-gesekkan kemaluannya pada si Boy. Tak cuma manusia ternyata yang orientasi seksnya bisa berubah ketika menghabiskan sebagian besar hidupnya di balik terali.

Jam satu.
Ardan 105,9 FM. Salah satu tempat di Bandung yang saya pikir memulai gerakan memasang papan penunjuk jalan dengan kata, “SLOW DOWN, ARDAN.” Yang sekarang banyak sekali ditemui di banyak tempat. Sedikit agak norak jadinya. Hehe.

Saskia pewawancaranya. Biasanya saya hanya membaca tulisannya soal aktivitas di Ardan, kini saya bisa melihatnya bekerja. Bahagia sekali Saskia menyambut Seringai. Sebahagia ketika dia berkata, telah membeli tiket dan bisa mendapat bandana Seringai.

Jam setengah tiga.
OZ 103,1 FM. Saya tak tahu nama dua penyiarnya. Yang jelas, di studio siaran, dipajang beberapa foto berukuran besar dari orang-orang yang pernah menjadi penyiar di sana; Coki Situmorang, Ringgo Agus Rahman, Sogi Extravaganza, dan tentu saja, menantu SBY, Annisa ah-kenapa-saya-sekarang-lupa-nama-belakangnya.

Jam lima.
Prambors yang saya lupa frekuensinya. Radio ini sedang berbenah. Mereka rencananya akan pindah dari gedung yang sekarang di Preanger Hotel ke gedung di Parisj Van Java. Penyiarnya, seorang rapper bernama Sindu dan seorang anak emo bernama Yas dari Alone at Last.

Jam enam usai sudah rangkaian wawancara radio itu. Begini enaknya kota kecil. Satu hari, bisa jalan ke lima radio. Dengan waktu yang sangat berdekatan antara satu radio dan radio lainnya.

***

Jumat [30/11], Asia Africa Convention Center [AACC]. Jam setengah delapan malam saya datang. Banyak orang berkerumun. Sebagian besar memakai kaos hitam. Saya kira, pertunjukkan belum dimulai. Ternyata, saya yang memilih untuk ngobrol di luar hingga jam delapan kurang, harus tertinggal penampilan The Bohays. Efek Rumah Kaca pun, hanya menikmati tiga lagu terakhir.

Tata cahayanya buruk sekali. Saya tak bisa mendapat gambar Efek Rumah Kaca dengan baik. Mungkin faktor operator. Padahal, lampu-lampunya sih sudah cukup untuk bisa memberikan penerangan yang baik. Kalau dibandingkan dengan launching di Jakarta beberapa bulan lalu, para pembuka acara diberi tata cahaya yang sama bagusnya dengan Seringai.

Crowd belum merapat. Sebagian besar duduk. Ruangan masih luas. Ketika Rajasinga naik, crowd mulai panas. Tapi, venue belum rapat. Rupanya masih banyak orang di luar. Mungkin mereka menunggu Seringai saja. Saya tak tahu banyak soal grind core, tapi Rajasinga bermain cukup intens. Enerjinya besar. Dan gimmick melumuri tangan dan wajah mereka dengan obat merah menurut saya cukup bagus. Menambah kesan sangar.

Jam setengah sembilan lebih sedikit, Seringai akhirnya tampil juga. Dalam sekejap, venue menjadi penuh, hingga ke area paling belakang sekalipun. Sayang, bahkan ketika Seringai tampil pun, operator tata cahaya tidak bekerja maksimal. Didin Bahe, eks fotografer Ripple mengeluhkan hal serupa. Lebih banyak memainkan warna merah. Dan senang sekali mengeluarkan asap dari smoke gun.

Tapi, crowdnya jauh lebih atraktif dibandingkan crowd di Viky Sianipar Music Centre. Lebih dinamis. Sebagai gambaran, ketika launching di Jakarta, saya masih bisa memotret dengan tenang dari depan panggung. Di AACC, sudah tak mungkin. Karena mulut panggung sudah menjadi mosh pit yang padat oleh crowd yang menggila. Dari awal hingga akhir, mereka bernyanyi. Mungkin karena albumnya sudah beredar lebih dulu.

“Terima kasih buat kalian yang sudah membeli album kami. Membeli bajakannya, ataupun men-down load lagu kami dari internet. Kami tidak menolak file sharing,” kata Arian.

Seperti di launching sebelumnya, di tengah-tengah lagu “Alkohol,” ada adegan beer bong. Arian memanggil kawan lama yang ada di depan panggung, Toro, salah seorang tokoh punk Bandung. Toro tak kuat menahan aliran bir yang melaju kencang ke tenggorokannya melalui selang yang memang berukuran cukup besar itu. Tapi, malah seorang perempuan yang bisa menghabiskan bir itu.

Panggung di AACC lebih luas dibandingkan panggung di Viky Sianipar Music Center. Dan fotografer yang hadir lebih tertib. Mereka hanya berkumpul di sudut kanan dan kiri panggung. Sebagian memang ada yang tetap mengambil dari bawah panggung. Tapi, panggung tak dipadati oleh fotografer, ataupun orang-orang.

Pertunjukkan berakhir jam sepuluh malam. Lagu “Neraka Jahanam” yang dijadikan encore disambut meriah oleh crowd. Lagi-lagi, mereka ikut bernyanyi di lagu ini. Sepertinya sebagian besar yang datang tahu lagu itu.

“Bebaskan Ahmad Albar!” kata Arian sebelum lagu itu dimulai.

Beberapa orang dari crowd naik ke atas panggung ketika pertunjukkan benar-benar berakhir. Sebagian meminta drum stick Khemod. Meminta pick gitar Ricky. Sebagian di antara mereka, malah ada yang memeluk Arian dan Ricky.

35 Comments:

Anonymous gogs bandung said...

karena perempuan itu cuma dapet 1 botol, sedang toro lebih dr 1 botol.. benar kan? :D btw, foto2 panggungnya keren...

December 02, 2007 5:33 PM  
Anonymous devious devishanty said...

minta foto yg ada akunya yaaa
btw coki sitohang tau bukan situmorang heuhuehe

December 02, 2007 5:40 PM  
Anonymous pelacur korporat said...

Annisa Pohan, leh...hehehehe

Sayang, gue gak jadi ke Bandung karena harus menyelesaikan beberapa kerjaan yang tertunda, dan hasilnya badan capek banget sampe sekarang.

December 02, 2007 5:50 PM  
Anonymous fitrah kurnia said...

duh knp saya harus sakit,,,

December 02, 2007 5:51 PM  
Anonymous Andira Pramanta said...

yang ini keren leh...mantasb..

December 02, 2007 6:44 PM  
Anonymous Andira Pramanta said...

yang ini momentnya pas banget...kayak di setting...

December 02, 2007 6:45 PM  
Anonymous Andira Pramanta said...

inget the cure..

December 02, 2007 6:46 PM  
Anonymous Andira Pramanta said...

kayak diorama di museum pahlawan.

December 02, 2007 6:47 PM  
Anonymous adib adib said...

pacar ricky yag hamil gak ada fotonya leh?

December 02, 2007 8:42 PM  
Anonymous adib adib said...

eh ada tuh pacar ricky :-)

December 02, 2007 8:46 PM  
Anonymous gupta ganesha said...

yang benar Asia Afrika Cultural Centre

December 02, 2007 9:05 PM  
Anonymous Ru . said...

Asia-Africa Culture Centre kaleee

December 02, 2007 9:25 PM  
Anonymous Iman Fattah said...

sadis, ciamik...

...congrats buat seringai.

December 02, 2007 11:11 PM  
Anonymous Karlina Octaviany said...

Abee hamil?! Hahaha...ngaco.
Leh, mau foto yang ada gw-nye yeah hehehe...
Ah, gara2 menyiapkan barang dagangan, gw nggak nonton ERK deh. Gilee...kutukan neh, gagal terus nonton mereka ckck...Untung zinenya laku X D

December 02, 2007 11:12 PM  
Anonymous Syarinta . said...

aaah ini. punya gue belum sempet baca udah dicolong khemod. x(

December 03, 2007 12:15 AM  
Anonymous edy 'khemod' susanto said...

eh iya! aahhh..maap. masih ada lo di gua...

December 03, 2007 12:55 AM  
Anonymous sazkia r. gaziscania said...

asiiiikkk

December 03, 2007 7:32 AM  
Anonymous sazkia r. gaziscania said...

^_*

December 03, 2007 7:32 AM  
Anonymous sazkia r. gaziscania said...

ada adik sayaaa.... itu leh, di depan cowok berbandana.. hahaa... gw ambil juga aaahh... terimaksiiihhh

December 03, 2007 7:33 AM  
Anonymous sazkia r. gaziscania said...

segini doang ceritanya?? hahahaaa... makanya jangan tidur doongg... enak ya ruangan siaran gw?? dingiiiinnn... =D hghaagghaaaggg

December 03, 2007 7:46 AM  
Anonymous Ricky Andrey said...

maafkeun tak bisa datang.

sebagai om yang baik, saya harus menemani keponakan saya berulang tahun. sekali lagi.. maafkan.

December 03, 2007 8:05 AM  
Anonymous dedidude dedidude said...

leh karena banyak job panggung (gua yakin bayarannya udah gedhe jg hehehe)...udah waktunya membeli lensa cadas untuk panggung!! minimal bukaan 2.8 atau 1.8... hayooo lehh..

eh lin, tulisan gua di muat gak di zine seringainya? kayak apa sih bentuknya?

December 03, 2007 11:23 AM  
Anonymous dedidude dedidude said...

leh karena banyak job panggung (gua yakin bayarannya udah gedhe jg hehehe)...udah waktunya membeli lensa cadas untuk panggung!! minimal bukaan 2.8 atau 1.8... hayooo lehh..

eh lin, tulisan gua di muat gak di zine seringainya? kayak apa sih bentuknya?

December 03, 2007 11:28 AM  
Anonymous Ekyno 3 said...

oh seringai manggung di badung ya?

December 03, 2007 12:19 PM  
Anonymous mira Pustika said...

solleeehhh, ada cupi kok gw ga ketemuu?

December 03, 2007 12:26 PM  
Anonymous dewi deme said...

eh kalo serigala itu bunyinya gimana ya? kalo kata arian, 'ini buat kalian..para serigala yang sudah menggonggong....'..hihihi.. *ga penting mode, on. ;p*
eniwei, the show was cool! leh, mau dong foto yang ada akunya, hihihihi.

December 03, 2007 2:25 PM  
Anonymous devious devishanty said...

serigala itu melolong
(buta??)

December 03, 2007 2:31 PM  
Anonymous rino mardani said...

pastinya sayaaa kenal dengan orang yang ditengah... hehehehe

December 03, 2007 2:43 PM  
Anonymous nona cito said...

auuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuung uuuuuung

December 03, 2007 5:42 PM  
Anonymous Karlina Octaviany said...

Yah, kayak zine lah. Ada kan di fotonya Soleh. Tulisanmu dimuat pastinja!
Tararengkyuwh yah ; D
Gimana yah mau ngasihnya? Ntar dititip ke Neng Acit deh. Difotokopi dulu yes, yang kemaren habis. Zinenya ukuran A5, tulisanmu jatahnya 1 halaman lengkap dengan fotonya hehe...

December 04, 2007 2:32 AM  
Anonymous soleh solihun said...

gogsblog: wah, lupa euy. gak tau berapa botol yang dikasih buat toro.

reza: oh iya, pohan. thanks.

adib: silakan cari di foto dharma wanita aja lah buat yang penasaran mah. hehe.

gupta dan raturaturu: gua nulis begitu, karena di kaos panitia tertulis seperti itu, convention centre. :p

dedi: belum ded, masih sebatas hobi dan dedikasi buat multiply kok. hehe.

mira: ada mir, elu nggak ketemu karena nontonnya dari atas. dan dia langsung pulang kayaknya.

December 04, 2007 8:17 AM  
Anonymous Amanda Mita said...

waduuuhh,,ada sayaa,,khehehehehehehe,,jadi malu ahh,,nanti boleh ya saya grab,,khehehe,,malu tapi teteup narsiss,,danke bung soleh! :]

December 13, 2007 12:02 PM  
Anonymous 'M ' said...

guguk satu lagi bukan Nero ya?
Uh Boy udah gede. Dulu suka dititipin di rumah Reina, main sama Dante

February 13, 2008 11:17 PM  
Anonymous 'M ' said...

HUAHAHAHA!

February 13, 2008 11:18 PM  
Anonymous upie upie said...

anak dibaah umur harus hati-hati kalo nonton konser..hehehe

April 30, 2008 7:14 PM  

Post a Comment

<< Home