Thursday, March 03, 2005

Empati Untuk Para Pengubah Wajah

Pernah lihat, orang yang tampangnya dipermak?

Saya baru saja lihat tadi sore. Bukan yang dioperasi plastik di dokter. Tapi, hasil pijatan seorang yang mengaku pakar kecantikan internasional. Seorang yang bernama Haji Jeje. Kalo kamu pernah lihat tampangnya, pasti langsung terbayang. Hidungnya yang mancung, gede, tapi aneh, dagunya yang ke bawah, dan pipinya yang jadi agak tembem.

Tampang keluarganya pun seperti itu. Mirip. Tapi, bukan cuma karena darah. Tapi karena dipermak. Nah, mari kembali ke perempuan yang saya lihat di Busway tadi sore. Tampangnya seperti itu juga. Mirip Haji Jeje. Saya langsung berpikir kalau dia adalah pasiennya.

Tapi, entah kenapa saya malah kasihan sama dia. Tidak. Pakaian dia bagus, tidak mencerminkan orang yang patut dikasihani. Tapi, kasihan karena tampangnya jadi mirip Haji Jeje. Dan gawatnya lagi, mirip Wadam alias waria.

Ternyata bukan cuma korban bencana alam yang patut dikasihani. Tapi, 'korban' Haji Jeje juga ya. Hahaha. Padahal, tampang aslinya saya yakin tidak semenggelikan itu. Heran ya. Kenapa sih dengan mereka yang tidak percaya diri, tidak puas dengan penampilannya.

Kalau mau memperbaiki penampilan sih, pilih pakaian atau make up yang bagus kek. Hanya jangan pergi ke orang seperti Haji Jeje. Heran juga ya, kenapa masih banyak orang mau dipijat mukanya. Mereka sadar tidak ya, kalau tampangnya malah jadi mirip Haji Jeje.

Kasihan sekali. Tapi sudahlah. Selera memang susah diperbincangkan. Pesan saya, kalau kamu ingin mengubah tampang, jangan pergi ke Haji Jeje. Hahaha.

Salam,

1 Comments:

Blogger LUNATIC DWEEBSTARR said...

Sekarang dunia udah serba aneh leh. Semua cara dihalalkan demi mendapatkan penampilan yang menawan. Ada acara tv namanya DR.90210, mengenai dokter bedah plastik di Beverly Hills yang kliennya mayoritas perempuan yang ingin dadanya ditambah pakai silikon, dagunya divermak, hidungnya diukir supaya lebih ramping. Bukan pakai pijatan, tapi DIPAHAT leh, hidung dan dagu dipahat pakai palu, begitu sesi orperasinya, dan ditayangnya secara gamblang di televisi. Hasilnya memang ciamik betul, biayanya memang mahal betul, tapi kalau saya, mendingan punya hidung pesek deh. Yang penting nggak tersiksa.

March 09, 2005 8:33 AM  

Post a Comment

<< Home