Saturday, February 19, 2005

Judge a Book by Its Cover

Ini pandangan dangkal tentang model dan pengemis.

Ya, dua profesi itu punya kesamaan. Sama-sama mengandalkan fisik sebagai modal utamanya. Model, tentu saja keindahan fisik mereka. Semakin cantik, tampan dan ideal tubuh mereka, tentu saja orang lebih senang melihatnya.

Sedangkan pengemis, mengandalkan ketidakindahan fisik mereka. Semakin memprihatinkan mereka, tentu saja akan lebih mudah mereka dapat perhatian dari orang-orang yang lewat di depannya.

Intinya, dua profesi itu sama-sama mengandalkan fisik untuk mendapatkan uang. Pandangan dangkal? Mungkin. Tapi, agaknya ungkapan don't judge a book by its cover tidak berlaku buat mereka.

Bukan apa-apa. Mau tidak mau, kita harus menilai model dan pengemis dari penampilan mereka. Kalau ada model yang menurut kita tidak cantik, pasti kemungkinan besar kita akan bilang, "Ah, dia mah nggak terlalu cantik," atau "Kok, tampang kayak gitu bisa jadi model ya?" Intinya, kita akan kecewa kalau penampilan model tidak seindah yang kita harapkan.

Salah satu syarat untuk jadi model pun, harus berpenampilan menarik, bertubuh proporsional. Itu dulu kan yang dicari. Kepribadian atau bakat, dilihat setelah itu. Apa namanya dong, kalau bukan menilai dari penampilannya. Menilai buku dari sampulnya.

Sementara pengemis. Kalau fisik mereka sehat-sehat saja, gemuk misalnya, pasti kita akan berpikir, "Ah, dia malas. Badan begitu kayaknya masih bisa cari kerja deh." Tapi kalo fisiknya terlihat lemah, kurus kering, dengan banyak penyakit kulit, kemungkinan besar kita akan iba. Dan keinginan untuk memberi uang pun jadi lebih besar.


Kontes kecantikan kan sering tuh diadakan. Saya jadi berandai-andai, kalau saja ada kontes pengemis paling memprihatinkan. Dicari; bakat baru dalam dunia pengemis. Syarat-syarat; berpenampilan tidak menarik, laki-laki atau perempuan, usia bebas, dan belum pernah memenangkan kontes pengemis manapun.

Mungkin akan lebih menaikkan derajat pengemis ke tingkat yang lebih tinggi di mata masyarakat. Nah, kalau sudah begitu, mungkin nanti model dan pengemis akan sama derajatnya. Hahaha. Ah, tidak juga ya? Tapi sudahlah.

Salam,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home