Thursday, February 03, 2005

Sepuluh Tekanan

Kamu pernah naik pesawat?

Saya pernah. Sampai saat ini, baru enam kali. Haha. Norak ya? Sudahlah. Sabtu [29/1] dan Senin [31/1] lalu, saya baru naik pesawat lagi. Dan perasaan itu masih saja sama. Penuh tekanan. Padahal, katanya perjalanan naek pesawat adalah perjalanan paling aman secara statistik. Itu saya tau dari dialog di film. Saya lupa judulnya.

Anyway, kembali ke tekanan tadi. Ini yang bisa saya ceritakan dari pengalaman saya dengan perjalanan lewat udara.

Begitu masuk bandara, kita harus melewati penjagaan. Segala barang bawaan kita diperiksa dengan sinar X. Tekanan pertama. Beres dari situ, kita masih harus check in. Dan mereka hanya mengijinkan kita sampai setengah jam sebelum pesawat take off. Tekanan ke-dua. Bisa dibayangkan, paniknya kita kalau ternyata waktu kita benar-benar mepet? Beres check in, kita masih harus melewati penjagaan lagi.


Dalam perjalanan menuju ruang tunggu, ada perempuan menawarkan asuransi. Haha. Tentu saja yang terlintas di benak, perjalanan ini penuh resiko hingga harus diasuransikan segala. Tekanan ke-tiga.

Masuk pesawat. Segala aturan diumumkan. No chellphones. Fasten your seat belt. Tekanan ke-empat. Belum lagi, momen ketika pramugari memperagakan cara menggunakan pelampung, masker oksigen dan keluar dari pintu darurat. Aha. Tekanan ke-lima. Kalau itu belum cukup, di depan kursi setiap penumpang, ada gambar-gambar tentang keadaan darurat. Tekanan ke-enam.

Begitu kamu pikir sudah bebas tekanan. Maka momen ketika pesawat take off benar-benar penuh tekanan. Apalagi ketika sudah ada di atas awan. Untuk orang-orang yang takut ketinggian seperti saya, itu benar-benar menegangkan. Ide kalau saya berada di atas tanah, tanpa pijakan apapun benar-benar membuat adrenalin mengalir. Tanpa tau pasti apakah pesawat ini bisa diandalkan atau tidak. Tekanan ke-tujuh.

Belum lagi kalau cuaca buruk. Pesawat bergoyang. Kadang naik turun. Jantung pasti berdetak keras kalau sudah begini. Haha. Tekanan ke-delapan. Begitu mendarat, bunyi mesin pesawat yang bergemuruh juga tekanan yang besar. Gila! Apakah pesawat ini akan meledak? Tekanan ke-sembilan. Tekanan terakhir, bisa datang dari orang yang duduk di sebelah kamu. Yang mulutnya selalu komat-kamit, matanya tertutup, dan berdoa. Setiap take off, landing dan pesawat bergoyang. Haha. Saya tidak bercanda. Ada teman saya yang seperti itu. Tekanan ke-sepuluh.

Intinya, sampai pesawat benar-benar mendarat, saya tidak bisa tenang. Dan dari semua kendaraan yang pernah saya naiki, pesawat tetap yang paling menegangkan dan penuh tekanan. Mungkin kalau saya naik pesawat yang ukurannya lebih besar dari yang selama ini pernah saya naiki, pendapat saya akan lain.

Maaf kalau terkesan norak. Hanya ingin berbagi saja. Entah sampai kapan saya akan merasa seperti itu setiap naik pesawat. Mungkin kamu juga merasa dapat tekanan seperti itu. Mungkin juga kamu lebih berani. Saya tidak tau. Kamu beri tau saya oke? Untuk sementara, sudah dulu ya.

Salam,

3 Comments:

Blogger aris said...

Hahaha. Menarik nih. Tapi lo lupa satu hal tekanan paling awal Leh... Harga tiketnya! Hehehe. Maklum lo lupa, dibayarin kantor sih...

Nyebelin emang ngisi form kecil-kecil itu. Di tengah waktu mepet kadang hal-hal simpel bisa aja lupa. Nulis di kotak yang salah lah. Mesti bongkar pasport buat nulis nomernya lah... Ribet emang...

February 03, 2005 11:25 AM  
Anonymous Anonymous said...

solce and gabana...
kamu lucu sekali.. hahaha...bagi gw pesawat terbang itu kendaraan yang paling enak. dan momen paling menyenangkan adalah disaat take off karena ada sensasi tertentu.. taela.. disaat lo enggak punya kontrol akan diri lo sendiri..it's really...really fun!!!!!
yulin

February 04, 2005 5:34 PM  
Blogger Andira Pramanta said...

jangan lupa tekanan terakhir leh..

disaat kau membagi2kan oleh2 buat orang2 yang dicintai...dan kemudian ada yang terlupa....dan orang itu membencimu...tekanan batin lehh..

ahahahhaahha

February 09, 2005 4:43 AM  

Post a Comment

<< Home