Saturday, February 12, 2005

Dan Mereka Sebut Itu Kesepian

Loneliness is such a drag.

Begitu SMS seorang sahabat saya, di tengah malam. Jelas, yang terlintas di benak saya adalah betapa 'tersiksanya' dia. Padahal, beberapa bulan yang lalu, saya masih mendengar cerita bahagia dia. Karena bisa menjalin kembali hubungan dengan mantan pasangannya. Tapi, kisah itu kembali tandas. Dan, dia kembali jadi laki-laki kesepian.

Saya yakin, kamu juga merasa begitu. Betapa kesepian sangat menyiksa. Kamu pernah merasakan kesepian? Bisa sepi karena jauh dari rumah. Jauh dari keluarga, atau teman-teman. Tapi, satu yang pasti. Kamu merasa kesepian ketika tidak ada orang yang menyayangimu. Yang bisa memberikan kehangatan batin. Haha. Anjis! Jadi menye-menye begini ya?

Seorang sahabat saya yang lain, malah mengeluarkan teori kompensasi. Bolehlah, dia tidak punya pacar sekarang. Sebagai gantinya, dia puaskan dirinya dengan membeli PS2, DVD player dan barang-barang lain yang bisa menggantikan perasaan sepi itu. "Sekarang kan gua nggak terlalu pusing mau ke mana malam minggu," kata dia.

Ah, banyak cara orang lakukan untuk mengusir kesepian. Seakan-akan itu sesuatu yang menakutkan. Saya yakin tidak ada seorang pun yang mau merasakan kesepian. Termasuk saya. Termasuk kamu.

Bagaimana dengan kamu? Apakah sekarang merasa kesepian? Butuh seseorang? Ini, juga ramai dibicarakan sahabat-sahabat saya di blognya. Soal cinta dan perasaan membutuhkan orang lain. Kalau begini, saya jadi ingat lirik lagu The Rolling Stones:

We all need, someone we can lean on...
We all need, someone we can dream on...
We all need, someone we can cream on...
We all need, someone we can bleed on...
[Let It Bleed, dari album berjudul sama, 1969]

Saya juga kadang merasa seperti itu. Sepi. Sendiri. Tidak ada orang untuk membagikan perasaan; somebody to love, and who can love me! Hehe. Ini akhirnya menggiring ingatan saya kepada lirik lagu dari Slank:

Kadang ku merasa sendirian.
Sahabat cuma diriku sendiri.
Selalu merasa kesepian.
Seakan orang-orang nggak ada yang pernah peduli.
[Bersama Kita Menangis, dari album Lagi Sedih, 1996]

Bagusnya, saya masih punya sahabat-sahabat yang bisa tidak membuat hari-hari saya sepi. Ibarat penghilang haus dan dahaga jiwa! Hahaha. Ah sudahlah. Semakin tidak jelas. Semakin mellow. Harus dihentikan.

Salam,

4 Comments:

Blogger aris said...

This comment has been removed by a blog administrator.

February 11, 2005 7:19 PM  
Blogger aris said...

Ada teman yang dulu bilang, "Kesendirian itu anugerah. Kesepian baru musibah..." Tapi kadang, berdasarkan pengalaman tahunan kesepian, rasa sepi itu juga suka berlebihan ya... :D Sok mendramatisir situasi sendiri kadang kita...

February 11, 2005 7:20 PM  
Blogger AryaNst said...

Saya sangat setuju dengan pendapat Saudara Soleh. Pasangan bukan satu-satunya yang bisa menawarkan rasa sepi. Sahabat-sahabat terbaik, be it from the same sex or opposite, adalah juga antidot dari rasa yang menyebalkan itu. Kata orang bijak, pacaran bisa aja putus, tapi persahabatan bakal langgeng terus. Maka, Mari kita perbanyak sahabat. Kalo bisa sahabat yang cantik....

February 12, 2005 12:45 AM  
Blogger Andira Pramanta said...

setuju dengan aris leh.
kadang2 karena kita terlalu menyelami kesendirian...kita merasakan kesepian....dan merasa berat. tapi kadang juga kita merasa senang dalam kesendirian ...?? belum tentu...bisa saja itu sebuah denial.

denial.

denial.

February 16, 2005 2:04 PM  

Post a Comment

<< Home