Pengakuan Seorang Laki-Laki Egois
Saya suka perempuan yang lebih muda.
Perempuan lebih tua atau seumur biasanya terasa lebih intimidatif buat saya. Ego laki-laki saya seakan terancam dengan kehadiran mereka. Kesan yang ada di kepala saya, mereka lebih serius, lebih dewasa, dan pandangan hidupnya sudah beberapa langkah di depan saya. Mereka juga sepertinya lebih berpengalaman dibanding saya. Akhirnya, saya selalu merasa seperti anak kecil. Tidak jadi laki-laki. Itu makanya saya merasa terancam. Hehe.
Kalau dipikir-pikir, memang selama ini saya tidak pernah naksir perempuan seumur atau yang lebih tua. Bukan apa-apa. Beberapa orang kawan saya ada yang pernah atau sedang mencoba menjalin hubungan dengan perempuan yang lebih tua. Saya angkat gelas buat mereka. Buat saya, butuh keberanian lebih untuk bisa dekat dengan perempuan lebih tua.
Mungkin karena saya tidak terlalu dekat dengan ibu saya. Hubungan kami baik. Hanya, saya tidak pernah meminta nasihat atau berkeluh kesah pada ibu. Bahkan ketika sedih pun, saya tidak lari ke pangkuan ibu--waktu kecil mungkin. Atau, mungkin karena perempuan lebih tua itu terlanjur diwakili oleh sosok ibu di kepala saya. Sosok yang membuat saya selalu merasa jadi anak kecil [walaupun pada dasarnya, saya selalu ingin memposisikan diri sebagai anak kecil di hadapan ibu].
Sedangkan dengan perempuan lebih muda. Saya merasa jadi laki-laki. Hehe. Bisa membimbing--ciee. Pandangan mereka sudah dewasa, jauh ke depan, tapi tidak ada di depan saya. Masih bisa saya imbangi. Sifat kekanak-kanakan mereka masih ada. Dan porsinya biasanya cukup mengimbangi sifat kekanak-kanakan saya. Itu makanya saya lebih nyaman dengan perempuan yang lebih muda. Sebagai teman maupun sebagai pasangan.
Jangan salah sangka dulu. Saya tidak membenci perempuan yang lebih tua atau seumur. Saya akrab kok, dengan teman perempuan yang lebih tua atau seumur. Tapi itu tadi. Jauh di lubuk hati, saya merasa seperti anak kecil. Belum tahu apa-apa. Terancam. Ada di bawah mereka. Dan saya tidak suka ada di bawah perempuan.
Kecuali dalam konteks lain tentunya.
9 Comments:
Elo emoh dibimbing naik-naik ke puncak "gunung" atau emang elu udah pintar "mendaki" leh? Please, jelaskan pada publik...Publik ingin tahu...
Sialan lu Le, jadi lu bilang gua mother complex? :P
"Sifat kekanak-kanakan mereka masih ada."
jadi, aku kekanak-kanakan yah?
>:(
hagi: bukan paedophilia gi, tapi berjiwa muda.
yulia: memang yul, gua selalu terkena sindrom hero complex. selalu pengen jadi superhero. biar bisa terbang dan anti peluru. hehehe.
hendro: ah ndro. lu bicara seperti layaknya seorang wartawan saja. :D
irman: gua nggak pernah bilang gitu man. itu kesimpulan yang lu ambil sendiri.
pacarku: bukan kekanak-kanakan dalam arti childish ya sayang. mungkin harusnya istilah yang aku pakai, jiwa kanak-kanak. ah kamu tau maksud aku lah. :)
Emang leh... Emang... :D
ah, lo taulah maksud gue... ;)
hahaha... kalo gue sih demennya sama laki yang lebih tua. macam sean connery atau harison ford. tapi dapetnya si aris... gak apa2 juga sih, hehehe...
oya leh, maximal lo suka sama yg 10 tahun lebih muda. lebih dari itu namanya sih paedofil.. hahaha
tapi pernah berfantasi dengan perempuan lebih tua, leh? hehe
oke leh, gue ngerti. elo adalah seorang paedophilia yang berjiwa muda. Sama dengan Aris dan Alfred...
hm...ternyata masih ada yang lebih pedofilia dibandingin temen lo yg loe kenalin ke gue ya hehehehe ;p
susah ga adaptasinya?
biasanya nih, cowok yang beda umurnya jauh lebih tua, suka banyak nuntut dan komplain ke ceweknya...
loe jangan gitu yaaa...hehehehe ;p
Post a Comment
<< Home