Monday, December 18, 2006

Rock n' Roll di Malam Minggu


Hujan mengguyur Bandung, Sabtu [16/12] kemarin. Di depan gedung AACC di jalan Braga, banyak orang berkerumun. Di bawah tenda kecil mereka berteduh. Mereka orang-orang yang kurang beruntung. Bukan karena harus berdesakan di bawah tenda, berlindung dari siraman air hujan. Tapi karena tidak bisa mendapatkan tiket masuk ke launching full album perdana berjudul Visible Idea of Perfection dari The Super Insurgent Group of Intemperance Talent, yang lebih dikenal dengan nama The S.I.G.I.T.

Saya melewati gedung itu jam delapan malam. Sempat mengira pertunjukkan belum dimulai. Sempat berpikir untuk makan malam dulu. Lantas, ketika saya lewat untuk kali keduanya, baru saya lihat kertas bertuliskan SOLD OUT. Dan begitu masuk ke dalam ruangan, ternyata The S.I.G.I.T. sudah membawakan lagu kedua.

Tata suaranya dahsyat. Tata cahayanya pun tidak kalah menarik. Saya selalu menyukai pertunjukkan di tempat kecil dan ruangan tertutup. Suasananya lebih terasa akrab. Rupanya The S.I.G.I.T. sudah memerhatikan pakaian panggung mereka. Setidaknya itu yang saya rasakan. Saya menyukai pakaian yang mereka kenakan di dua pertunjukkan mereka yang saya saksikan. Malam itu di AACC dan waktu mereka bermain di Pasar Seni ITB. Pakaian mereka menimbulkan attitude yang asik dilihat. Yah, setidaknya Rekti tidak mengenakan pakaian seperti di cover Trax beberapa bulan lalu. Hehe. Agak menggelikan. Entah karena pose-nya. Entah karena memang pakaiannya terlihat kurang bagus.

Malam itu, mereka tidak banyak melakukan aksi panggung yang liar. Beberapa tahun lalu, saya sering mendengar cerita kalau The S.I.G.I.T. aksi panggungnya cukup liar dan atraktif. Tapi, saya belum pernah menyaksikan itu. Entah kabar itu dilebih-lebihkan teman saya. Entah memang karena mereka sekarang sudah lebih tenang di panggung. Walau begitu, saya rasa mereka masih bisa menghadirkan sebuah rock n’ roll show yang menarik.

Mereka salah satu rock n’ roll band lokal yang menarik perhatian saya sejak EP pertamanya dirilis. Waktu pertamakali mendengarkan EP itu, saya langsung tahu kalau anak-anak itu punya potensi. Sebagai seorang pecinta rock n’ roll music, saya bisa merasakan spirit rock n’ roll mereka. Dan itu cukup buat jadi salah satu modal. Kini, di album perdananya, saya rasa pelafalan bahasa Inggris Rekti terdengar lebih baik jika dibandingkan di EP. Dan mereka juga bermain lebih tenang. Kurang "raw" dan liar memang jika perbandingannya EP mereka. Tapi, saya menyukai karya mereka di album perdana ini.

Saya tahu, rock n' roll yang mereka bawakan adalah pengulangan dari rock n' roll music yang dibawakan rock n' rollers terdahulu [ini salah satu topik obrolan dengan sahabat saya ketika saya ajak ke konser itu]. Tapi, tetap saja, penafsiran anak-anak itu akan rock n' roll versi mereka, membuat saya terkagum.

Menyaksikan The S.I.G.I.T. entah kenapa saya selalu teringat beberapa nama rock n’ roll band lokal lainnya. Teenage Death Star, saya suka band ini. Sekelompok orang-orang berumur membawakan rock n’ roll dengan skill yang katanya pas-pasan, tapi tetap bisa membawakan rock n’ roll dengan penuh penjiwaan. Speaker 1st. Ahem. Saran saya dari dulu untuk mereka selalu sama, cari vokalis baru. Buat saya, gaya bernyanyi vokalis Reda terasa dipaksakan. Ingin terdengar slenge’an. Urakan. Padahal jadinya tidak asik terdengar. Sama seperti penampilan panggungnya. Menjatuhkan stand mik beberapa kali, dengan mata merem melek seperti orang mabuk, padahal sadar total [ini berdasarkan pengamatan pertama dan terakhir saya, waktu mereka launching album perdana sekira dua tahun lalu].

Changcuters. Ah, dengan The S.I.G.I.T. sebagai pembanding, anak-anak ini terdengar seperti Project Pop membawakan rock n’ roll! Tapi, setidaknya saya rasa mereka jujur. Karena baru segitu yang mereka bisa, mereka juga tidak memaksakan ingin terdengar lebih dari itu. Karena vokalis Tria memang pada dasarnya humoris, akhirnya yang keluar di panggung, ya humor juga. Dan The Brandals. Mereka ada di liga yang berbeda menurut saya dengan The S.I.G.I.T. Musik The Brandals lebih banyak nuansa The Who dan The Rolling Stones-nya buat telinga saya. Lebih ringan di kuping. Sedangkan The S.I.G.I.T. lebih banyak nuansa Led Zeppelin dan brit pop-nya. Sound gitar Rekti dan Fahri lebih heavy. Lebih gagah. Dan liukan serta engkingan vokal Rekti yang bluesy, kadang sedikit mengingatkan saya pada liukan vokal Robert Plant. Hasil yang baik dari pertemuan pengaruh brit pop dan Led Zeppelin.

Di tengah-tengah pertunjukkan, saya melihat tiga orang laki-laki berkeringat telanjang dada. Badannya kekar. Keluar dari kerumunan bagian depan. Entah mamang-mamang dari mana. Atau memang mereka bagian dari crowd malam itu? Yang jelas, saya kaget melihat mereka. Maklum, penampilannya berbeda dengan sebagian besar crowd yang datang.

Tapi, ada kejutan yang manis malam itu. Ketika mereka tampil dengan empat orang bintang tamu; Arina dan Rico Mocca, Risa Homogenic, Elang Polyester Embassy—semuanya artis FFWDRecords. Salah satu bagian paling berkesan dari konser malam itu. Apalagi melihat dua vokalis perempuan di kanan dan kiri Rekti, bergoyang dan bernyanyi sambil bertepuk tangan di bawah tata cahaya yang apik.

Saya mengangkat topi untuk anak-anak FFWDRecords. Beberapa waktu lalu, saya pernah bicara dengan Felix Dass si pelukis langit soal “kebodohan” mereka membiarkan LA Lights memberi nama kompetisi band dengan nama Indie Fest, tanpa mengeruk keuntungan besar dari LA Lights—setidaknya begitu kata Felix.

Ternyata, benar kata Felix, keputusan mereka untuk tidak mengeruk uang itu, berdampak pada jangka panjang. Sudah dua konser mereka gelar dengan sponsor LA Lights. Mungkin ada yang lain, tapi saya tidak tahu. Setidaknya, dua kali saya datang ke launching album FFWD, LA Lights selalu ada. Saya yakin, kehadiran sponsor itu membantu penyelenggaraan acara. Kalau begitu, saya tarik ledekan saya, soal “kebodohan” FFWD yang membiarkan nama Indie Fest dipakai. Hehe. Tapi, ini tidak menghilangkan fakta bahwa masih ada situs lalightsindiefest.com yang menggelikan itu. Kata Felix, nanti FFWD akan berpartisipasi di situ situ. Mudah-mudahan, isinya jadi tidak menggelikan.

Kembali ke konser The S.I.G.I.T. Sempat terjadi drama panggung standar. Ketika mereka pamit dari panggung, padahal baru sekira satu jam bahkan kurang. Crowd agak bingung. Termasuk saya. Benarkah pertunjukkan berakhir? Lampu belum dimatikan soalnya. Dan pamitnya terasa tanggung. Lantas, setelah beberapa detik, crowd berteriak meminta lagi. Dan The S.I.G.I.T. pun hadir kembali di panggung.

Di set kedua ini, mereka membawakan “Search and Destroy” dari Iggy Pop and The Stooges. Dan di sini pula, Rekti mulai bermain sedikit liar. Bermain gitar sambil tiduran. Dan lebih banyak bergoyang dibandingkan set pertama. Mungkin karena sudah akan berakhir, dia mau mengeluarkan enerji lebih banyak. Mungkin mereka sadar diri, staminanya tidak sekuat anak-anak Superman Is Dead. Baru segitu saja, kaki Rekti kram.

Jam sembilan malam lebih [saya lupa lebih berapa tepatnya], pertunjukkan berakhir. Saya bertemu Iyo dan Ryan dari DRS, di luar, yang terlambat datang. Mereka mengira pertunjukkan tidak tepat waktu. Seperti saya juga, yang sempat mengira, paling cepat The S.I.G.I.T. naik panggung jam sembilan malam. Seperti halnya konser Polyester Embassy. Rupanya kali ini, acara dimulai tepat waktu. Ini sesuatu yang bagus. Mendidik penonton untuk tepat waktu juga. Setidaknya, mereka harusnya berpikir kalau datang ke acara yang digelar FFWD lagi, pasti tepat waktu.

Di luar, saya lihat ada banner acara. Di situ tertulis, Balck Amplifier dan Horese. Padahal, seharusnya Black Amplifier dan Horse. Saya jadi teringat salah satu kesalahan ketik yang ada di sampul belakang album Poleyster Embassy; ffedrecords.com. Kata Felix, itu kesalahan Helvi. Dan saya jadi bertanya-tanya, apakah itu juga karena kesalahan orang yang sama? Hehe.

6 Comments:

Anonymous Anonymous said...

saya suka Led Zeppelin..muantaaaaaaap

January 03, 2007 3:16 PM  
Anonymous gusvan said...

so cool...

February 02, 2010 2:01 PM  
Blogger Batikrock said...

makasi udah maw mampir di blog ane
http://ngasar.blogspot.com/

April 13, 2012 1:24 PM  
Blogger Unknown said...

tulisanya keren bang soleh, jempol mengacung lah

July 02, 2012 1:37 PM  
Blogger irwansyah said...

yeeeeeeeeeeeeeeeeaaaaaaaaaaaa...............

November 06, 2012 5:05 PM  
Blogger irwansyah said...

yeeeeeaaaahhhhhh......

November 06, 2012 5:07 PM  

Post a Comment

<< Home