Wednesday, February 14, 2007

Sedikit Soal Global TV






Kemarin malam baru dari syuting Made In Indonesia.








Itu loh, salahsatu acara Global TV. Ada satu band dikritisi oleh panelis yang
terdiri antara musisi dan pelawak. Saya, Arian dan Pecuy datang ke Studio Guet
di Perdatam jam setengah sembilan malam. Katanya, syuting bakal dimulai jam
sembilan.








The Changcuters jadi target, Seurieus bintang tamunya.








Ternyata, pas kami datang, anak-anak The Changcuters masih
loading alat ke panggung. Padahal, katanya mereka disuruh datang jam dua siang.
Dan Seurieus disuruh datang jam lima
sore.








“Sekitar jam sepuluh lah,” kata salah seorang kru Global TV
ketika saya tanya kapan syuting akan dimulai.








Tapi, lewat jam sepuluh, syuting belum juga dimulai. Saya tidak
tahu mana saja tim produksi Global TV. Dan melihat itu, saya jadi
membandingkannya dengan tim produksi Empat Mata. Bukan apa-apa, tiga kali saya
datang ke syuting Empat Mata, mereka tidak pernah lewat dari jadwal. Memang
tidak adil juga membandingkan syuting talk show dengan syuting di mana ada band
yang tampil live. Dan memang tidak adil juga menilai kinerja dari satu kali
syuting saja.








Tapi, pemandangan malam tadi, membuat saya berpikir betapa
kru Global TV tidak menunjukkan citra baik dan profesionalisme atau apapun itu.
Dan betapa seragam berpengaruh besar terhadap citra baik sebuah televisi.








Kalau Trans TV dan Trans7 perbandingannya, jelas terasa. Saya
sebagai orang luar, bisa melihat dengan jelas siapa saja kru dari TV. Kemarin malam,
tidak jelas perbedaan antara karyawan TV dengan mamang-mamang atau teteh-teteh
yang kebetulan di sana.
Kecuali kalau saya mau lebih jeli melihat ID yang tergantung di dada atau di
celana mereka.








Belum lagi, saya mendapat kesan kalau pekerjaan mereka
sangat lambat. Padahal, acara itu bukan acara baru. Harusnya mereka sudah tahu
dong, bagaimana proses syuting berjalan. Saya tidak melihat kesigapan mereka. Mungkin
saya salah, tapi saya melihat mereka bekerja dengan lamban. Dan ini buat saya
mengurangi citra positif Global TV.








Lewat tengah malam, syuting baru dimulai. Oke, saya sering
mendengar cerita kalau syuting sinetron juga sering molor [dan kamu tau
bagaimana kualitas sinetron kita]. Saya kurang paham soal teknisnya, tapi
menurut saya, acara yang molor sangat jauh dari jadwal adalah sesuatu yang
kurang baik. Dan ini membuat saya berpikir, pantas saja acara itu tidak
berkembang dari segi kreatif.








Kurang jelas apa mau mereka. Membuat acara yang mengkritisi
band atau membuat tayangan humor dengan basis musik? Belum lagi, hal mendasar
yang sering mengganggu saya. Show director, floor director atau apapun itu
istilahnya, beberapa kali menyebut nama Seurieus dengan “Seurieus Band”. Ah,
saya paling sebal kalau orang menambahkan kata Band di belakang nama band. Jelas-jelas,
si band itu tidak memakai kata band di belakangnya. Kalau Ada Band boleh lah
dipanggil begitu.








Host-nya sih menggiurkan, Happy Salma. :p Sayang, Happy
kurang maksimal di acara itu. Belum lagi, host laki-laki yang terlalu metro
seksual. Harusnya, acara begitu dipandu orang seperti Ryan Pellor. Hehe.











Sialan. Saya jadi bersikap seolah-olah paling tau soal
produksi sebuah tayangan di televisi. Ya mungkin kebetulan kalau ada yang baca,
dan kenal dengan petinggi Global TV, tolong bilang sama mereka untuk memerbaiki
lagi lah kinerja kru mereka.


Pantas saja Global TV tidak punya produksi lokal unggulan.


46 Comments:

Anonymous arian tigabelas said...

happy salma ist krieg.

February 14, 2007 2:36 PM  
Anonymous soleh solihun said...

twawaw! twawaw!

February 14, 2007 2:39 PM  
Anonymous sitta hapsari said...

bwahaha...
guejuga pengen komentar tentang jadwal syuting TV ini.
sumpah... loe pun tidak berlebihan. karena emang itu adanya. lambaaaat banget!
yang nunggu udah kadung cape dan bete...
dan terkadang tidak diantisipasi jumlah penontonnya. yang ada malah membludak. dan berbuntut tidak nyaman

February 14, 2007 2:42 PM  
Anonymous soleh solihun said...

ah, senang rasanya mengetahui kalau ada orang lain juga yang berpendapat begitu. :D

February 14, 2007 2:43 PM  
Anonymous Gucap BadSectors said...

dari sejak ada acara ini, gua ga tertarik nonton, ga jelas purpose acaranya...entertainment aneh gada valuenya...
(dulu khan bukan happy salma yg jadi hostnya...)

February 14, 2007 2:55 PM  
Anonymous Hasief Ardiasyah said...

Konsep acara ini sampah, terutama "pelawak"-nya. Gue bingung, siapa sih orang yang bilang acara musik Indonesia harus ada pelawaknya? Dulu di RCTI ada acara musik (gue lupa judulnya) yang biasanya menampilkan dua band, dan di sela-selanya ada si Komeng dan badut-badut gak penting lainnya. Gue rasa penyelenggara acara mau bikin konsep yang berbeda dari sekian banyak acara musik lain yang ada di tivi, tapi...aduh deh. Mungkin ini adalah yang terbaik dari sejumlah konsep yang sempat diajukan, tapi kalo memang begitu kenyataannya, gue jadi ngeri ngebayangin kayak gimana konsep-konsep yang nggak dipakai. Yang pasti, gue yakin nonton kakek-kakek disunat lebih menghibur dibanding Made In Indonesia.

February 14, 2007 3:00 PM  
Anonymous soleh solihun said...

kalau nggak salah, impresario namanya sief. nah, gua juga bingung. kondisi ini karena emang belum ada tim produksi yang bisa bikin tayangan musik yang baik, atau karena ide-ide itu sering terbentur oleh manajemen?

February 14, 2007 3:07 PM  
Anonymous An . said...

dimana manajemennya berisi orang-orang garing yang merasa idenya jauh lebih keren dan jenius.

February 14, 2007 3:20 PM  
Anonymous Nita Sellya said...

terdengar dalam, Anz..

February 14, 2007 3:48 PM  
Anonymous Ricky Siahaan said...

hehe jangan-jangan konsep yang ga dipakai justru lebih mendingan dari yang sekarang berjalan sief. Konsep acara musik di media2 broadcast emang suka absurd sih.. Gue pribadi gak heran ngeliat sesuatu kayak 'made in indonesia' bisa ditayangin. Media broadcast disini paling seneng dengan konsep acara 'challenge'. Artis baru yang jenis musiknya apa aja pasti di akhir acara disuruh ikut challenge yang bodoh2 dan sifatnya ngerjain si artis. Bayangin aja betapa anehnya kalo diluar negeri gitu juga. Misalnya Liam Gallagher di akhir interview TV disuruh challenge nyanyi tapi pake logat India. Wouldnt be funny, closer to stupid!

February 14, 2007 4:25 PM  
Anonymous soleh solihun said...

ah, iya challenge. bener juga ky. gua gak tau apakah di acara made in indonesia yang lainnya challenge-nya bodoh juga. tapi, tadi malem memang begitu. tria, vokalis changcuters diminta nyanyi sambil maen hulla hoop. yang tidak mengherankan kalau ternyata dia nggak bisa.

terus, si pelawak itu ternyata bisa. dengan curang tentu saja. dan itu dijadikan alat buat ngritik si band.

February 14, 2007 4:42 PM  
Anonymous alezsandra yohana said...

gue pikir ini acara semacam 'Pameran dagang produksi anak bangsa'

February 14, 2007 5:21 PM  
Anonymous arian tigabelas said...

haha. MTV-I dulu Ky? waktu kita sama si VJ Ari diminta melakukan sesuatu hal bodoh. Trus kita gak mau. Trus oleh tim produksi dibilangnya, 'Seringai nggak seru ah.' Hahahaha!

Gue berpikir dulu Motorhead atau Radiohead disuruh gitu mau nggak ya? ;)

February 14, 2007 5:32 PM  
Anonymous veronica kusuma said...

Bukan hanya Global mas, tapi mereka emang parah sih. Aku pernah lihat acara mereka di Jogja. Aku mengalami ini dengan TV lain (Metro TV). Meski nggak parah banget, tapi bete aja nungguin 1 jam lebih, belum lagi krunya garing abis, nggak bisa ngarahin orang. Nggak pernah jadi komandan demo apa?:p. Di tempat gw, anak2 [sekolah] TV emang payah. Maaf-maaf aja ya, mulai dari konsep sampe manajemen (teknis nih) nggak beres.

February 14, 2007 5:42 PM  
Anonymous soleh solihun said...

wah, kalau yang sekolahnya belajar soal TV aja masih belum beres, gimana mereka yang pendidikannya bukan itu ya? nggak heran tayangan lokal kita banyak yang nggak bermutu.

February 14, 2007 5:47 PM  
Anonymous pelacur korporat said...

Coba deh cari di YouTube acara musik Jepang yang namanya Rock Fujiyama dan dipandu oleh Marty Friedman (yang sekarang sudah jadi penduduk setempat). Acara absurd tapi keren, Dari mulai Kerry King diajakin maen tebak-tebakan riff, adu sumo pake boneka kertas sampai gitarisnya Dragonforce diajak ngadu main gitar -tentunya semua sama si Marty. Mungkin konseptor acara lokal ini maunya kayak gitu tapi ditegur sama produsernya 'hey, rock quiz doesn't sell, cheap comedians do.'

Ini acara tayang hari apa dan jam berapa sih? Penasaran juga gue pengen tau segimana noraknya. Tapi gila juga ya, pengisi acara disuruh dateng siang baru disuruh syuting tengah malam. Mending acara kayak gitu diboikot aja dan insidennya dimasukin ke surat pembaca. Gila, emang seharian waktu mereka cuman buat acara ini doang?

Emangnya elo dulu disuruh ngapain sama MTV, yan? Balapan motor sama Ian Kasela? hahahaha

February 14, 2007 5:49 PM  
Anonymous soleh solihun said...

waduh za, gua gak tau euy kapan tayangnya. gua tau juga ada acara itu, kalo pas lagi mindah2in acara.

February 14, 2007 5:55 PM  
Anonymous rizal VS candra ---vvvv--- said...

iya sih ngeliat kru MTV sekarang kayaknya tambah jauh berkurang dari yang dulu. kebanyakan ngambil anak magang biar dibayar murah padahal belum tentu kompeten. emang acaranya tayang jam berapa sih penasaran juga?

February 14, 2007 7:40 PM  
Anonymous Ricky Siahaan said...

Iya hahahah. Gue udah curiga banget sebelumnya, karena emang di setiap sesi akhir MTV Land, pasti si artis yang di interview disuruh challenge aneh2 bodoh gitu.

Gokil, gue gak kebayang kalo Lemmy disuruh challenge. Antara kata-kata kotor atau bogem mentah urusannya tuh hehe..

February 14, 2007 8:05 PM  
Anonymous atsil arsamanggala said...

ya begitulah... bukan hal baru kan di negeri kita ini?

February 14, 2007 9:13 PM  
Anonymous Hasief Ardiasyah said...

Seinget gue acaranya ditayangin Jumat jam 10 malam.

February 14, 2007 9:48 PM  
Anonymous azza waslati said...

Kalo masalah musik dan komedi, gue pernah ngobrol sama so called petinggi rcti, dan dia bilang "Music doesn't sell, Za! Orang senengnya yang lucu-lucu, jadi biar nggak bosen denger musik, diselipin lah pelawak-pelawak". Hmpfff... kesimpulan yang aneh :) Toh request live yg di sctv (kl nggak salah ya?) laku keras... Cuma bosen aja liat peterpan (katanya bubar ya??) dan ungu mondar mandir. PS Soleh, lu belom pernah nungguin syuting sinetron ya di BM? Bisa muntah lu nunggu artisnya dari pagi sampe malem :p heheheh

February 15, 2007 10:01 AM  
Anonymous tonyo tonyo said...

ini emang indonesia bgt..yg diminati adalah penderitaan,komedi,mistis,pembodohan, dan seks ( komedi nakal lah contohnya)..hwahahahahaha...

February 15, 2007 12:16 PM  
Anonymous pelacur korporat said...

mungkin ini kecenderung dunia pertelevisian yang sudah menahun. kalau saja ada yang ingat dengan acara-acara musik TVRI zaman dulu macam Aneka Ria Safari, Kamera Ria, Chandra Kirana, dll pasti di tengah-tengah acara ada penampilan grup lawak. Dan kebiasaan ini berlanjut sampai sekarang, hingga seakan akan acara musik tanpa lawak terasa hambar.

February 15, 2007 12:27 PM  
Anonymous Hasief Ardiasyah said...

Gue udah nebak sih kalo jawaban petingginya bakal kayak gitu. Mungkin itu juga ngejawab kenapa kinerja di balik layar Made In Indonesia nggak becus, sebagaimana disaksikan Soleh. Acaranya kagak laku, ngapain repot-repot dibikin bagus? Sebaliknya dengan Empat Mata, acara itu jadi unggulan, jadi otomatis mendapat perhatian lebih dari bos-bos.

February 15, 2007 1:43 PM  
Anonymous dedidude dedidude said...

wah ini sih manusiawi banget hehhehe...sama lah kayak kita, kalo kerjaan yang duitnya dikit kadang agak sedikit males...kalo duitnya kenceng yo mari kita giat bekerja hehhehe

February 15, 2007 2:40 PM  
Anonymous DiTa Saryuf said...

emang acaranya sendiri ttg apa sih?? tayangnya hari apa aja ya?

February 15, 2007 7:51 PM  
Anonymous Esther Samboh said...

global tv kan 1 dari 3 stasiun tv yang diatasi oleh sebuah grup broadcast yang cukup handal di indonesia. nah denger-denger dari orang dalam yang berposisi lumayan tinggi di salah satu stasiun tv bagian dari grup itu, grup itu memang semacam tidak peduli dengan global tv dan yang satunya lagi (yang terkenal dengan siaran dangdutnya itu). jadi maksimalisasi kreativitas produksi, biaya, dll diutamakan untuk kakak tertua mereka yang supersukses dari awal berdirinya hingga sekarang (yang emang selalu punya acara unggulan).

tak tahu juga ada maksud terselubung apa di balik itu. tapi, denger-denger sih begitu. heheh xp

mungkin yang satu emang diset untuk sampai ke level menjadi trend dan hits di kalangan masyarakat, sementara yang dua hanya sekedar mengakomodasi kebutuhan masyarakat. hmm. tak tahu juga sih.

February 15, 2007 8:21 PM  
Anonymous soleh solihun said...

dita: jadi, tiap episode ada satu band yang biasanya pendatang baru. nah, si band itu nanti bakal dinilai sama dua tim panelis, yang terdiri dari tim apatis dan analis kalo gak salah. cuma, dua tim itu terdiri dari pelawak dan musisi.

nah, misal si band membawakan aliran rock n' roll. tim panelis menilai apakah band itu cukup rock n' roll. yah begitulah. cuma, kadang2 ngritisinya gak serius. ngejar lucunya aja sepertinya. walaupun kurang berhasil.

dan tim panelis yang lawak biasanya nguji personel band dengan hal-hal bodoh. yang gua liat kemaren sih, ya itu tadi, vokalis disuruh nyanyi sambil maen hulla hoop.

kalo tayang sih, kata hasief jumat jam sepuluh malem.

ester: gua pernah denger grup media yang begitu. punya beberapa media, dan salah satu aja yang dimajuin. salahsatunya, kayak ada dua majalah pria dewasa. yang satu maju, yang satu lagi dibiarin standar. katanya sih, yang penting nggak lari ke grup lain. dan nggak jadi saingan si grup.

gua juga pernah denger, ada salah satu radio yang ternyata lebih maju dibandingin radio2 lain di grupnya, eh si grup malah gak suka. si radio yang maju disuruh menurunkan kualitasnya, dengan alasan supaya nggak makan radio2 yang lain.

February 15, 2007 8:37 PM  
Anonymous Hasief Ardiasyah said...

Gue belum pernah nonton satu episode secara full, soalnya ilfil berat. Seingat gue sih Jumat jam 10 malam, dasarnya sih ada sebuah band baru yang main dan dibahas oleh dua panel juri, yang satu isinya musisi-musisi senior dan yang satu lagi pelawak, maaf, "pelawak." Pas episode yang gue lihat sih yang "pelawak" nyela-nyela band itu, sementara yang musisi berusaha ngebelain dan di akhir acara dikasih nilai dan plakat gak penting.

Kalo mau nyari sisi positif dari acara ini sih ada, yaitu kesempatan bagi band-band baru buat tampil di tivi nasional sepanjang acara, gak cuma bentar doang. Jarang 'kan yang ada kayak gitu. Cuma ya itu dia, konsep acaranya kacrut. Mendingan gak usah ikutan kalo bakal diceng-cengin gak jelas. Tapi kayaknya seru sih kalo ada yang ikutan dan malah ngajak badut-badut itu ribut atau nyela balik...

February 15, 2007 8:41 PM  
Anonymous wienda indaya said...

Geli banget dengernya.
Stepforward Band, Polyester Embassy Band, The Milo Band, Guilty Parties Band, etc etc...
Seperti lagi tujuh belasan ya??

February 15, 2007 8:42 PM  
Anonymous Hasief Ardiasyah said...

Gue denger kalo grup media televisi itu ngelarang stasiun-stasiun "sekunder"-nya ngedapatin rating dari stasiun utamanya. Yah kalo gitu caranya nggak maju-maju dong...

February 15, 2007 8:44 PM  
Anonymous soleh solihun said...

hasief: bener sih sief, acara itu emang lebih ditujukan buat band yang mau promosi. lumayan, tampil di tv nasional dengan durasi satu jam. selebihnya, gua rasa nggak ada manfaat positif lainnya.

yah begitulah sief, mentalitas pengusaha bisnis media di kita. apalagi di tv, kebanyakan mereka bukan berangkat dari jurnalis, tapi dari pengusaha.

February 15, 2007 8:46 PM  
Anonymous Hasief Ardiasyah said...

Gue pikir nggak harus jadi jurnalis buat bisa punya mentalitas bisnis media yang bermutu dan bertanggung jawab. Tapi yah itu pendapat gue aja, semoga suatu saat nanti pendapat itu terbukti.

Acara musik lain yang dapat dijadikan kesempatan promosi band baru adalah Drakstor di Indosiar hari Minggu jam 5 sore, yang disiarkan live dari Mezza 9 di PIM 2 lantai 3. Biasanya tiap episode ada satu band utama yang membawakan 3 lagu secara live, dan dua band pendukung yang membawakan 1 lagu dengan lip sync. Yang pernah nongol di acara ini antara lain Naif, The Upstairs, Club Eighties, Sore, The Adams, Goodnight Electric, The Brandals, The Safari dan lain-lain. Tapi ya di sisi lain, lagi-lagi ada masalah dalam kekacrutan konsep, seperti adu dansa yang bikin geli, singkatan-singkatan nggak penting, penggembar-gemboran indie yang salah kaprah, tiga host hiperaktif yang ngomongnya saling bertabrakan...pokoknya kurang pelawaknya aja, biar nggak tanggung.

February 16, 2007 1:54 PM  
Anonymous Karlina Octaviany said...

Satu kata untuk mendiskripsikan Made In Indonesia (kalau kata Tukul), "KATROOOO!"
Pertama kali gw baca review acara ini di sebuah majalah pas launching perdana. Dengar konsep acaranya yang katanya "menampilkan profil band-band indie nasional" bikin tertarik. Ternyata sampah abies!
Awalnya begitu dengar konsepnya waktu masih buka audisi buat ngisi acaranya. Gw malah sempet nyesel melewatkan tayangan perdananya. Pas nonton semua bayangan gw tentang akhirnya Global TV punya program yang bisa gw tonton sirna seketika. Anjirr acaranya konyol tingkat tinggi...Gw bahkan sampai nggak bisa senyum, apalagi ketawa, dry humour all the way, yikes! Ngapain juga ngelawak di situ?
Gw malah kasian sama band yang udah capek2 tampil dengan ekspektasi, "Wah, gw ada di TV nasional neh!" Eh, dibales dengan kritik dari orang yang sama sekali tidak kompeten buat menilai performa musik mereka. Band ini cuma jadi bahan lelucon doang! Gw berasa nonton API, mendingan API deh jelas maksudnya.
Ah, tapi Drakstor juga nggak bener2 amat. Masa kata soundmannya Goodnight, mereka cuma kebagian cekson 1,5 menit! Udah gilee ajah band elektronik disuruh masang alat sekaligus cekson dalam hitungan menit. Bahkan, orang Indosiarnya ajah bilang,"Ah, ini cuma acara main-main kok." Mentang-mentang yang main band indie disepelekan gitu. Sama tuh mentalitasnya sama soundman yang ngatur band Indiefest waktu promo di Om Farhan. Mereka nggak mau ngeset mixernya karena Vincent Vega bukan band sekelas Ari Lasso. Ari Lasso kok dibilang band, Mas? Ari Lasso kan penyanyi solo.
Sudahlah, mending penonton kembali ke laptop saja hehe...

February 18, 2007 5:53 AM  
Anonymous dewi deme said...

Gw pernah juga ada pengalaman begitu, Leh. Sebelum di tempat sekarang, kan akyu di majalah nu rada teu jelas tea, hehe. Sebenarnya, so called majalah ekonomi itu modalnya lumayan banget bow -dan pangsanya juga bisa jelas asal bener mengelolanya, tapi dasar si pemiliknya berangkat semata-mata dari pebisnis (dia mantan bankir, hehe no offense), jadi mikirnya soal balik modal wae! Pwliss, untuk BEP juga kan, ya sabar dululah. Udah mah ada korupsi (sigh!), eh para wartawan-wartawannya disuruh jadi MARKETING juga. Shit! Nggak tau apa, itu kan dua bidang yang perlu disekat biar propesional getoh *halah*. Masa abis wawancara, terus gw harus nanya, 'mau pasang iklan nggak?'. Gw mah ogah jadi double agent kayak gitu. Alhasil, gw cabut, eh pas kebeneran ada tawaran job di tempat lain, huehee. Dan mengingat majalah itu, umurnya pun jadi cuma 8 edisi, huhu. Gapapalah, itung-itung tempat sekolah jurnalistik, hihihi.

February 18, 2007 3:33 PM  
Anonymous Hasief Ardiasyah said...

Gue nggak bilang Drakstor bener, cuma peluang aja bagi band-band baru yang nggak keberatan disuruh lip sync dan - ternyata - dikasih soundcheck alakadarnya. Kalo lo bisa mengatasi semua itu, ya monggo. Gue pribadi bawaannya pengen ngelempar layar tivi pakai sendal jepit setiap nongol singkatan-singkatan gak penting yang ada di tiap segmen, seperti Blueberry atau "Bukan Melulu Band Dari Indy." Najis...

February 19, 2007 1:12 PM  
Anonymous soleh solihun said...

deme: elu masih mending me, baru sekali ngalamin begitu. nah gua, sepanjang gua kerja di media, semua bos manajemennya, nggak ada yang ngerti media dan semuanya bikin dada panas alias kesal! hahaha.

hasief: blueberry? ckckck. gawat bener. tapi, bicara soal drakstor, gua pernah sekali waktu pas ke pim2, ada sytuing acara itu, banyak abg pada ngantri di luar mezza9. mereka gak kebagian masuk. kayaknya acara itu laku juga ya. atau karena syutingnya di pim2 yang relatif strategis. gua sih belum pernah nonton acara itu, jadi gak bisa komentar.

February 19, 2007 1:33 PM  
Anonymous Karlina Octaviany said...

Blueberry wakakaka...sok asyik banget MC-nya! Gw inget tuh si anak AFI itu waktu wawancara GE bilang,"Liat neh baju gw udah sama kayak kalian (pakai jaket putih), THE UPSTAIRS?" Heh? Dia bahkan nggak tau ngomong sama GE, malah dikira The Upstairs. Wawancara ama The Adams juga kacrut tuh, dikira belum pernah ngeluarin album! Hancur lebur dah! Mana MC-nya gak bisa ngatur posisi di stage sampai keluarnya lewat tengah2. Pas balik sampai nabrak artisnya gitu. Cuapeee deh...bukannya ada pintu sampingnya!
Mengatasinya? Kayaknya Indosiar gak nerima saran dan kritik. Nerimanya duit haha...Waktu booming AFI ajah, pernah produsernya jadi pembicara di seminar. Pastinya dikritik habis2anlah. Kayak gak peduli tuh, selama masih menghasilkan duit. Dia mikirnya kalo dengan segini ajah masih banyak yang nonton, iklan lancar, ngapain kualitasnya ditingkatkan? Takut budgetnya bengkak kali ya...
Tapi, jangan ngelempar tivinya pake sendal jepit, Sief! Sayang...Mending lempar langsung ke muka MC-nya hehe...
Oia, ada acara yang lebih ancur. Tau reality show TOBAT gak di Lativi? Masa nyuruh penjahat tobat diming-imingi imbalan duit? Pake acara dikubur hidup-hidup segala biar tahu rasanya meninggal gimana...ckckck

February 21, 2007 5:57 PM  
Anonymous pelacur korporat said...

HAHAHAHAHAHA..gue pernah nonton. Abis itu pake disuruh bikin pengakuan lagi di depan kamera, dan biasanya dengan kata-kata seadanya macam 'saya emang maling, rampok, judi, tukang maen ayam' dan dengan sepolos-polosnya tanpa mikir konsekwensi kata-katanya padahal mukanya dilihat orang se Indonesia. Gue sih malah jadi kesian sama si penjahat. Gila, ya. ampe segala maling dan rampok aja dieksploitasi. Walaupun gak heran kalau menilik reputasi Lativi sebagai produsen tayangan sampah. Dari mulai Pemburu Hantu, kontes da'i dibawah umur, kuis striptis, dan sekarang yang beginian.

February 21, 2007 6:08 PM  
Anonymous soleh solihun said...

wah, ini gua belum pernah liat nih. parah banget ya. yang gua pernah liat sih, acara yang tobat2 dipandu david khalik. entah sejak kapan tuh orang menjadi sok tenang, menumbuhkan kumis dan jenggot, dan bergaya seakan-akan sudah menemukan pencerahan.

btw, katanya lativi lagi nyari senior creative tuh. kali aja lu tertarik za. hahaha.

February 21, 2007 6:13 PM  
Anonymous pelacur korporat said...

boleh juga leh. jangan kaget kalau nanti isi multiply gue berubah jadi either isinya copy-paste 'kata-kata bijak' hasil forward e-mail atau foto-foto artis 'kondang' macam julia perez dan yeyen lidya...akibar 'pergaulan kantor'.

February 21, 2007 6:20 PM  
Anonymous manik manik said...

gue pingin nanggepin masalah molornya waktu syuting. qibil curhat soal molor waktu pada saat iti. dan gue bilang bahwa itu hal biasa dalam persyutingan. gue aja pernah 2x kaya gitu. dua-duanya di TPI. Televisi Pendidikan Indonesia yang tidak mendidik kedispilinan waktu. dua acara tersebut membuat gue dan La Luna menunggu selama kurang lebih 10 jam!!! dua-duanya loh ituuuuuu!! padahal syutingnya cuma 10 menit doaaangg!! gue menghibur qibil seolah2 itu hal biasa...

tapi dipikir2, leh!!! ini bukan hal yang harus dimaklumi ternyata!!! goblok gue selama ini...

March 08, 2007 8:24 AM  
Anonymous awan gunawan said...

biarin aja...itu hak mrka...sirik tnda g mmpu?yg bnyk bcra plg g ad apa2ny.,,cma ngiri??!

April 03, 2007 9:09 AM  
Anonymous pelacur korporat said...

entah kenapa, reply diatas mengingatkan gue sama film 'idiocracy'..huhuhuhu

April 03, 2007 12:11 PM  
Anonymous soleh solihun said...

pathetic: kalo saja petinggi global tv dan tv2 lainnya punya pendapat yang sama dengan elo, tidak mendengarkan masukan dari orang lain, kayaknya masih lama kita bakal disuguhi tayangan tv lokal yang menarik.

April 03, 2007 1:19 PM  

Post a Comment

<< Home