They Gave Me The Airwaves!
Gosh.... It's my first day on air!
Hahaha. So not me! Kalimat pembuka itu ditulis teman saya, il-matto. Alias Avianto Nugroho. Tapi, kurang lebih itu menggambarkan kondisi psikologis saya hari ini. Menyenangkan. Menegangkan. Sekaligus penuh tantangan.
Memang, berbicara, bukan sesuatu yang baru buat saya. Sudah sering saya melakukannya. Di depan kelas. Di lapangan. Di panggung. Atau, di perbincangan biasa. Tapi, ini sesuatu yang berbeda. Jauh berbeda.
Karena banyak sekali aturannya. Harus baca ad-libs, lah. Ada beberapa kata yang tidak boleh diucapkan, lah. Ada batas waktunya, lah. Belum lagi teknik bicaranya. Ya, pokoknya yang begitulah. Segala aturan itu.
Ini tantangannya. Selama ini, saya selalu tidak mau tunduk pada aturan. Selama ini, saya selalu bicara seenaknya. Apa adanya. Apa yang saya rasakan itulah yang keluar.
Ah. Saya harus acungkan jempol buat mereka yang sudah bertahun-tahun jadi penyiar. Teman-teman saya; Yarra Aristi, Andira Pramanta. Mereka sudah berlari. Sementara saya, baru saja belajar berdiri. Masih jauh dari berjalan, apalagi berlari.
Perjalanan masih panjang. Ya, apapun yang terjadi. Setidaknya, apa yang pernah saya impikan, bisa terwujud. Mudah-mudahan saja, ini bukan cuma mimpi indah. Di mana, di pagi harinya saya terbangun. Dan hanya merasakan kesenangan sesaat. Kita lihat saja nanti.
Salam,
Hahaha. So not me! Kalimat pembuka itu ditulis teman saya, il-matto. Alias Avianto Nugroho. Tapi, kurang lebih itu menggambarkan kondisi psikologis saya hari ini. Menyenangkan. Menegangkan. Sekaligus penuh tantangan.
Memang, berbicara, bukan sesuatu yang baru buat saya. Sudah sering saya melakukannya. Di depan kelas. Di lapangan. Di panggung. Atau, di perbincangan biasa. Tapi, ini sesuatu yang berbeda. Jauh berbeda.
Karena banyak sekali aturannya. Harus baca ad-libs, lah. Ada beberapa kata yang tidak boleh diucapkan, lah. Ada batas waktunya, lah. Belum lagi teknik bicaranya. Ya, pokoknya yang begitulah. Segala aturan itu.
Ini tantangannya. Selama ini, saya selalu tidak mau tunduk pada aturan. Selama ini, saya selalu bicara seenaknya. Apa adanya. Apa yang saya rasakan itulah yang keluar.
Ah. Saya harus acungkan jempol buat mereka yang sudah bertahun-tahun jadi penyiar. Teman-teman saya; Yarra Aristi, Andira Pramanta. Mereka sudah berlari. Sementara saya, baru saja belajar berdiri. Masih jauh dari berjalan, apalagi berlari.
Perjalanan masih panjang. Ya, apapun yang terjadi. Setidaknya, apa yang pernah saya impikan, bisa terwujud. Mudah-mudahan saja, ini bukan cuma mimpi indah. Di mana, di pagi harinya saya terbangun. Dan hanya merasakan kesenangan sesaat. Kita lihat saja nanti.
Salam,
posted by Soleh Solihun at 8:30 PM
6 Comments:
soleh akyu terharuuu,...
jangan takut leh, ini bukan mimpi. elo bisa meneruskan karir lo di bidang ini jika elo tetap menjadi diri sendiri. They need your own character. Jadi, jangan berubah menjadi diri lo sendiri. Karena karakter lo lah yang akan lo jual, dan dengan karakter elo sebagai penyiarlah yang bisa nemenin i-listeners se-jakarta. CIHUYYYY!!!
yihaaa...senangnya mendengar suara elo,Leh menemani perjalanan gw dari rumah ke kantor bisa menghilangkan rasa kangen gw sm elo hehehe :D
o,ya satu hal lagi..inget leh, elo siaran (udah) pake mic,jd kl bisa volume suara lo dikurangin dikit yak! wuehehe :p
just be your self, ok? ;D
Datang dan langsung menaklukan 'udara' Jakarta!
Hebat, hebat!
Tapi rileks jang, rileks...
gw udah denger leh..meskipun streaming-nya suka putus2,tp gw bisa dengerin suara lo..bener kata goto leh,ngomong udah pake mic,jd volumenya jgn kenceng2 =)
sukses selalu ya..semoga elo bisa terus berkarya di ibukota (AMIN!!!)
tulisan soleh (dan yg lainnya di Trax) enak dibaca karena kayak "ngomong" langsung ke kita,tapi begitu denger soleh ngomong....takdir!
sorry telat banget nehh...A'a lo skrg jadi penyiar ?? radio mana ???
Post a Comment
<< Home