Friday, July 28, 2006

Sepuluh Film Musikal Favorit

Ini terlintas tadi subuh. Ketika mendengarkan album At Folsom Prison-nya Johnny Cash. Saya mencoba mengingat-ingat, film musikal apa yang paling berkesan buat saya. Dan inilah daftarnya.

  1. Grease [1978]. Sutradara: Randal Kleiser. Pemain: John Travolta [Danny Zuko], Olivia Newton-John [Sandy Olsoon]. Ini film yang membuat saya mencintai rock n' roll music. Waktu SD--saya lupa tepatnya--RCTI sering memutar video klip dari soundtracknya. Dan saya langsung jatuh cinta. Karena film ini saya jadi memakai black leather jackets. Sebelum saya menyukai The Ramones, saya memang sudah memakai jaket kulit. Film ini punya segala yang dibutuhkan untuk menghibur saya. Musik, tarian yang tidak membuat lelaki terlihat feminin, dan cerita dengan tema kehidupan remaja. Lengkap dengan dandanan para greasers yang membuat Soleh kecil terpana. Haha.
  2. The Doors [1991]. Sutradara: Oliver Stone. Pemain: Val Kilmer [Jim Morrison], Meg Ryan [Pamela Courson]. Dua hal yang membuat film ini begitu menarik buat saya; The Doors dan Meg Ryan. Val Kilmer memainkan perannya sebagai Jim dengan sangat memikat. Rasanya tidak ada aktor lain yang lebih tepat kebagian peran itu. Dan Meg Ryan. Saya selalu suka Meg Ryan. Plus, saya selalu suka perempuan berambut lurus panjang. Nah, di film itu Meg Ryan memenuhi semua impian saya tentang perempuan cantik dalam rock n' roll. Sejak adegan pembuka, film itu sudah begitu menarik buat saya. Gurun. Jim kecil dalam mobil. Indian yang mati. Lagu Riders On The Storm.
  3. Walk the Line [2005]. Sutradara: James Mangold. Pemain: Joaquin Phoenix [Johnny Cash], Reese Witherspoon [June Carter]. Ini yang membuat saya mencari album At Folsom Prison. Sebelum saya menonton film ini, saya tidak ingin mencari tahu lebih banyak soal Johnny Cash. Makanya, saya tempatkan film ini di nomer tiga. Melihat penampilan Phoenix di film ini, saya dapat kesan yang sama dengan melihat penampilan Val Kilmer di The Doors. Phoenix adalah aktor yang tepat. Plus, dia menyanyikan ulang lagu-lagu Cash di film itu. Dan suaranya, sama menariknya dengan penampilan dia di sana. Adegan pembukanya juga sama menarik dengan pembuka film The Doors. Folsom Prison. Intro Walk the Line. Johnny Cash sedang merenung sambil melihat alat pemotong kayu. Sipir menyapa Cash. "M-Mr Cash? M-Mr Cash?" Dan kalimat favorit saya di film itu, adalah setiap kali Cash ditanya soal pakaian hitamnya. "What with the black? He's look like he's going to funeral" Yang selalu dijawab Cash, dengan singkat, "Well maybe I am."
  4. Almost Famous [2000]. Sutradara: Cameron Crowe. Pemain: Patrick Fugit [William Miller], Kate Hudson [Penny Lane]. Rock n' roll dan jurnalistik ada di film ini. Fiksi, tapi diilhami kehidupan nyata. Salah satu mimpi saya adalah jadi rock journalist. Dulu, juga sempat punya keinginan jadi jurnalis Rolling Stone. Plus, saya selalu suka tahun '70-an. Makanya saya sangat menyukai film ini.
  5. This is Spinal Tap [1984]. Sutradara: Rob Reiner. Pemain: Rob Reiner [Marty DiBergi], Harry Shearer [Derek Smalls], Christopher Guest [Nigel Tufnel], Michael McKean [David St Hubbins]. Rockumentary Heavy Metal band fiksi bernama Spinal Tap. Saya suka film ini karena mengolok-olok rock n' roll. Parodi yang asik. Beberapa adegan yang berkesan; adegan ketika salah seorang dari mereka mengeluarkan pisang dari dalam celananya, supaya ukurannya terlihat lebih besar, adegan bermain gitar dengan menggesekkan biola yang juga parodi untuk Jimmy Page, panggung dengan latar Stonehenge, serta volume yang mencapai angka 11.
  6. Still Crazy [1998]. Sutradara; Brian Gibson. Pemain: Billy Connolly [Hughie], Timothy Spall [David 'Beano' Baggot], Bill Nighy [Ray Simms], Bruce Robinson [Brian Lovell]. Yang ditawarkan film ini sebenarnya mirip dengan yang ditawarkan Spinal Tap. Cuma, saya suka film ini karena ceritanya. Strange Fruit, yang pernah jaya, dan mencoba peruntungannya kembali. Saya dan teman-teman sering mengasosiasikan Strange Fruit dengan kelompok musik yang pernah kami bentuk semasa kuliah. Setahun kami cukup berjaya di panggung-panggung kampus. Banyak anak terkena propaganda kami, hingga mau datang menonton dan membeli kaos. Tapi ya begitu. Kami melakukannya di tahun terakhir di kampus. Berjaya sebentar. Setelah itu hilang. Dan kadang keinginan untuk merasakan masa keemasan itu masih ada. Seperti juga yang coba ditampilkan Still Crazy.
  7. Airheads [1994]. Sutradara: Michael Lehmann. Pemain: Brendan Fraser [Chazz Darvey], Steve Buschemi [Rex], Adam Sandler [Pip]. Mereka adalah personel The Lone Rangers yang putus asa hingga mengambil alih stasiun radio dan menyandera pegawainya supaya lagu mereka bisa diputar. Benar-benar menghibur. Judul dan cerita sangat sejalan. Dan tiga orang itu memang cocok memerankan karakter yang konyol. Ceritanya sih Hollywood sekali. Berakhir bahagia. Jagoan menang. Ada satu adegan yang menarik. Ketika mereka meminta polisi mendatangkan orang dari label untuk mendengarkan demo mereka. Baru sampai di pintu, Chazz memberi satu pertanyaan penting untuk orang itu. Soal ada di pihak mana orang itu dalam kasus pisahnya David Lee Roth dari Van Halen. Ketika dia memilih Van Halen, Chazz langsung tau orang itu polisi. Serta satu dialog lagi ketika Chazz dan Rex mengetes orang itu. "Who'd win in a wrestling macth, Lemmy or God?" Mula-mula orang itu menjawab Lemmy, tapi ragu, dan pelan-pelan menjawab God. Rex menjawab, "Wrong dickhead, trick question. Lemmy is God."
  8. Ray [2004]. Sutradara: Taylor Hackford. Pemain: Jamie Foxx [Ray Charles]. Film ini tidak sampai membuat saya ingin mencari tau lebih lanjut soal Ray Charles, atau mencari album-album Ray memang. Tapi, saya sangat suka ceritanya. Dan Foxx bermain dengan baik sebagai Ray di sini. Film musikal yang baik. Itu saja.
  9. High Fidelity [2000]. Sutradara: Stephen Frears. Pemain: John Cusack [Rob Gordon], Iben Hjejle [Laura], Todd Louiso [Dick], Jack Black [Barry]. Ini cerita tentang pecinta musik yang juga pemilik toko CD. Ditinggalkan pacarnya, Laura. Rob membuat banyak daftar di sini. Kenapa dia putus. Apa yang Rob ingin lakukan dalam hidup. Serta membuat mix tapes. Di sini, ada adegan soal bagaimana trik membuat mix tapes yang baik, supaya kualitas audionya tidak banyak berkurang. Cerita cinta, dengan nuansa musikal yang kuat.
  10. Velvet Goldmine [1998]. Sutradara: Todd Haynes. Pemain: Ewan McGregor [Curt Wild], Jonathan Rhyes Meyers [Brian Slade], Christian Bale [Arthur Stuart]. Ini juga fiksi, tapi diilhami dari kehidupan nyata-khususnya pertemanan antara David Bowie dan Iggy Pop. Beberapa uraian saya di atas, mungkin sudah bisa menjawab kenapa saya suka film ini. Rock n' roll, tahun '70-an, serta soundtrack yang asik.
Yah begitulah. Untuk sementara begitu daftar saya. Sebenarnya, masih ada tiga film yang belum saya tonton dan masih penasaran sampai sekarang. Rock 'n' Roll High School [1979], The Great Rock 'n' Roll Swindle [1980] dan Damai Kami Sepanjang Hari [198?]. Iwan Fals bermain di film yang terakhir disebut. Sejak SMP saya selalu terlewat ketika film itu tayang di TV. Baru lihat 15 menitan pertama saja. Iwan Fals sepertinya memang terlalu tua untuk memerankan anak SMA. Tapi, saya tidak bisa berkomentar banyak soal film itu.

Atau, ada yang bisa membantu saya?

1 Comments:

Blogger Hateful GrrL said...

the music never stopped, ide film ini adalah dari sebuah tulisan "The Last Hippieā€ dari Oliver Sacks,, itu salah satu film favorit saya, film ini bercerita tentang seorang laki laki penggemar the grateful dead,bernama gabriel, dia punya penyakit tumor di otak sehingga dia kehilangan memorinya, dia jadi sangat susah berkomunikasi. kemudian orang tuanya menghubungi seorang music therapist. dari situlah dramanya dimulai, sang ayah adalah sosok yang pertama kali mengenalkan kepada gabriel, tapi ketika gabriel dewasa, dia sangat terpengaruh dengan musik bob dylan, the grateful dead, the doors, the beatles, pokokke musik2 era flower generation deh, :D. dan benar saja, memori gabriel sedikit2 bisa kembali ketika gabriel didengarkan musik yang tadi itu, sang ayah yang dulu sangat tidak suka musik2 yang gabriel suka, menjadi tertarik untuk mempelajarinya, karena dia merasa hanya dengan musik2 itulah dia bisa berkomunikasi dengan gabriel, one day, saat natal, sang ayah menghadiahi gabriel sebuah tiket nonton konser grateful dead, gabriel sangat bahagia, karena dari dulu dia belum pernah nonton konser band favoritnya itu. mereka pun menonton konser itu. besok paginya, seperti biasanya gabriel menunggu ayahnya, tapi ayahnya tidak datang, karena ayahnya meninggal, fiuhh,, sedih. film ini bagus sekali, bukan hanya karena saya penyuka the grateful dead tapi karena film ini didukung oleh cerita yang sangat bagus, :D

November 27, 2012 8:54 PM  

Post a Comment

<< Home