Terima Kasih Multiply
Ini adalah blog pertama saya setelah lebih dari sembilan bulan tak menulis di sini.
Hari ini, hari terakhir situs multiply.com memuat fitur blog. Dan mereka memberi kesempatan para penggunanya untuk memindahkan tulisan dan foto maupun video ke situs lain [blogspot atau tumblr]. Saya hampir lupa, kalau saja tak melihat twit seorang kawan tentang hal ini. Tapi karena foto-foto harus dimuat manual, saya tak sempat memindahkan foto-foto ke sini. Jadi, mohon maaf kalau kamu membaca blog ini dan tak menemukan foto-foto di beberapa tulisan saya yang seharusnya berisi foto-foto.
Mari bicara Multiply.com
Blog pertama saya memang di blogspot, tapi Multiply lah yang membuat aktivitas nge-blog saya semakin intens. Tak hanya tulisan, tapi juga foto. Maklum, menurut saya, memuat foto di Multiply lebih mudah dibandingkan memuat foto di sini.
Dan yang membuat Multiply lebih menarik dibandingkan blogspot [sehingga saya meninggalkan situs ini demi Multiply] adalah fitur yang membuat para pemilik akun bisa melihat siapa saja yang membaca tulisan mereka. Itu membuat saya lebih bersemangat. Akhirnya saya tahu bahwa ada yang membaca, meskipun tak menulis reply.
Multiply juga lebih mirip tempat nongkrong. Orang-orang berkumpul di sini, membuat tulisan panjang yang berisi opini atau kesukaan mereka, lalu dikomentari untuk jadi ajang diskusi atau saling debat. Menyenangkan lah.
Saya selalu menganggap bahwa yang memakai Multiply, adalah blogger yang lebih santai, hedonis. Yang memilih wordpress adalah mereka yang serius, sedangkan yang memilih tumblr adalah yang lebih berjiwa seni. Haha. Analisa yang aneh, tapi biarlah.
Bicara soal foto, Multiply membuat saya jadi fotografer amatir. Sebelum tren membawa kamera digital ke konser [padahal tak dimuat di media massa], saya sudah melakukan itu. Karena itu pula, saya sempat jadi fotografer resmi Seringai dan diajak ke banyak kota.
Karena Multiply, saya dibiayai ke London oleh Coca Cola demi melihat Maroon 5 merekam lagu untuk mereka. Karena Multiply, saya bertemu banyak teman baru. Karena Multiply, saya yang waktu itu pindah dari Trax Magazine dan rindu menulis berita musik tapi tak bisa terlampiaskan di Playboy Magazine, bisa menemukan media baru untuk menulis.
Karena Multiply, Adib Hidayat Editor in Chief Rolling Stone Indonesia tertarik melihat wawancara saya dengan The Changcuters dan sempat meminta untuk dimuat di majalah itu, tapi akhirnya malah berujung pada diajaknya saya bergabung ke sana setelah empat bulan luntang lantung karena Playboy bubar.
Karena Multiply menutup blognya, saya akhirnya menulis blog lagi. Hehe.
Terima kasih Multiply.